Hyunjin menggandeng tangan Jeongin dengan erat. Malam itu, mereka tengah berjalan-jalan keluar hotel, menyusuri jalan disekitar pesisir pantai dengan indahnya kedai-kedai ataupun cafe kecil yang menghiasi pinggirannya. Lampu-lampu yang terlihat manis membuat mata mereka seakan dimanjakan di sepanjang perjalanan. Belum lagi udara malam yang sejuk dan cerah semakin membuat mood mereka membaik. Hyunjin semakin mengeratkan genggaman tangannya saat melewati beberapa turis yang berlalu-lalang karena takut Jeongin akan terpisah darinya. Padahal jika dipikir-pikir, terpisah pun mereka tidak akan sampai berpisah jauh karena jalanan tidak seramai itu. Mungkin Hyunjin hanya terlalu posesif ingin menjaga si manis.
Jeongin menolehkan kepalanya, menatap satu per satu toko yang dilewatinya. Hingga akhirnya, ia menghentikan langkahnya di depan sebuah minimarket, membuat Hyunjin pun mau tak mau ikut berhenti dan menoleh.
"Ada apa?" tanyanya.
"Beli es krim, yuk!" ajak Jeongin dengan senyum lebarnya.
Jika sudah seperti ini, Hyunjin tentu tidak bisa menolaknya. Maka ia hanya mengangguk dan menarik pelan tangan Jeongin untuk memasuki minimarket tersebut.
"Ambillah sesukamu."
Jeongin memekik girang. Tapi karena cukup tau diri kalau disana ada banyak orang, maka ia menahannya sedikit. Hyunjin pun jadi gemas saat mendengar suara imut Jeongin yang seolah menggelitik telinganya. Melihat betapa girangnya Jeongin memang mampu membuat rasa lelah di pundaknya seakan menguap begitu saja. Benar, Jeongin sudah seperti obat lelah dan vitamin untuknya. Dari dulu hingga sekarang, tidak pernah berubah.
*****
Setelah menghabiskan beberapa menit di dalam minimarket, kini mereka sudah mendudukkan diri di salah satu kursi taman yang ada di sekitar pesisir. Jangan lupakan tangan Jeongin yang memegang plastik berisi beberapa es krim dan juga sepotong es krim yang sedang ia makan di tangan lainnya. Hyunjin bisa melihat betapa bahagianya sosok manis di depannya ini. Lihat, kakinya bahkan sampai diayun-ayunkan begitu.
"Kau benar-benar tidak sabaran kalau sedang makan, ya?"
"Hng?"
Jeongin menoleh dengan imut. Atensi Hyunjin pun langsung beralih ke krim coklat yang ada di ujung bibir Jeongin. Tanpa sadar ia tersenyum dan mengulurkan tangan untuk mengusapnya.
"Sudah kubilang kalau makan tuh pelan-pelan aja. Aku juga gak akan minta, kok. Jadi belepotan, kan." serunya.
Jeongin pun langsung memalingkan wajahnya yang sudah merona. Padahal ia sedang makan es krim, tapi entah kenapa wajahnya malah jadi memanas. Melihat Jeongin yang memalingkan muka membuat Hyunjin kembali tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Mereka berdua terdiam menikmati deburan ombak di malam hari. Bintang-bintang yang berhamburan di langit malam entah kenapa terlihat jauh lebih indah di ujung laut sana. Jeongin diam-diam menoleh dan mengamati wajah tegas Hyunjin dari samping sambil menggigiti stik es krimnya. Apa yang sedang sosok itu pikirkan, Jeongin ingin mengetahuinya. Apakah ada dirinya di dalam pemikiran tersebut?
"Aku tampan, ya?"
"Hah?"
Jeongin mengerjapkan matanya, dan Hyunjin pun menoleh dengan senyum lebarnya sambil menaikan alisnya berkali-kali.
"Udah, cukup menatapnya. Aku juga jadi grogi kalau ditatap begitu."
Sontak Jeongin tersedak ludahnya sendiri hingga terbatuk-batuk. Sedangkan Hyunjin tertawa puas melihatnya. Menjahili Jeongin ternyata asik juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Right, I Know ✔
FanfictionCOMPLETED (Nov. 2020) | STRAY KIDS Kisah tentang cinta yang dipaksa untuk bersatu meski harus menentang waktu dan status [HyunJeong] | [ChanMin] | [ChangLix] | [MinSung]