Langit sudah mulai mengganti tirai putih kebiruannya menjadi hitam keunguan. Laki-laki manis yang tak lain dan tak bukan adalah Seungmin, sedang sibuk memotong-motong tomat, lalu memasukkannya ke dalam panci berisi air yang sudah mendidih. Tak lupa ia menambahkan daun bawang yang sudah ia iris-iris juga sebelumnya.
"Sedang buat apa, hm?"
"HAH!?"
Seungmin terkejut bukan main saat sebuah suara tiba-tiba muncul tepat di belakangnya, hingga ia bisa merasakan nafas orang tersebut menyentuh tengkuknya. Saking kagetnya, tanpa sengaja Seungmin membuat daun bawang yang akan dimasukkannya ke panci menjadi jatuh berhamburan.
"Bangchan!" pekiknya sambil menoleh dan menatap dengan kesal laki-laki bermata teduh yang tengah berdiri di belakangnya tadi.
"Ya ampun, ternyata sifat cerobohmu masih mendarah daging, ya."
"Itu gara-gara kau, tau!"
"Salah sendiri kenapa bisa kagetan begitu."
Seungmin hanya mendengus sebal. Ia melirik ke arah Bangchan yang sedang memunguti daun bawang yang tersebar di lantai karena ulahnya tadi.
DEG
Perasaan itu lagi. Tiba-tiba ia jadi teringat apa yang dikatakan Minho tadi siang.
'Membohongi perasaannya.'
Iya, Seungmin sudah terbiasa menolak kenyataan, menolak perasaanya bahwa sebenarnya sudah sejak lama ia menyimpan rasa untuk seseorang. Menyimpan rasa untuk laki-laki bermata teduh yang ada di depan matanya kini. Ia tau pasti. Tau bahwa ini semua salah. Ini semua melawan kodratnya. Tapi, mana bisa manusia menolak suatu rasa bernama cinta? Karena cinta sendiri datang tiba-tiba tanpa butuh alasan yang jelas, hinggap pada siapa saja dan untuk siapa saja tanpa memandang perbedaan. Terkadang.
Seungmin mengusap tengkuknya yang entah kenapa terasa hangat akibat hembusan nafas Bangchan tadi. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat, menahan rasa sesak di dadanya karena jantungnya dengan sepihak mengajaknya melompat-lompat.
"Seungmin? Kim Seungmin?"
Seungmin tersadar.
"Hah? Apa?"
"Tomatmu sudah meluber, tuh."
"Ah!"
Sontak tangan Seungmin mematikan kompor sebelum air dari dalam panci meluap keluar.
"Kenapa?"
"Hah?" Seungmin mengernyit bingung.
Tiba-tiba saja pikirannya seakan membeku sehingga membuatnya tidak bisa berpikir cepat.
"Kau melamun."
Bangchan menatap Seungmin dalam, membuat laki-laki yang lebih muda tersebut kembali merasakan sesak di dada.
"Kau tidak enak badan?" tanyanya lagi.
Seungmin menggeleng sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa. Udah, yuk, makan. Aku akan panggil anak-anak yang lain, tolong kau bawakan lauk-pauk ini." serunya sambil melangkah keluar dapur dengan terburu-buru.
Sedangkan Bangchan, meski merasa heran tapi ia hanya terdiam dan menuruti perintah laki-laki manis tersebut.
*****
Hyunjin keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan handuk yang melingkar di lehernya.
"Oh, Hyunjin? Ayo makan." ajak laki-laki bersuara nasal yang tak sengaja berpapasan dengannya di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Right, I Know ✔
FanfictionCOMPLETED (Nov. 2020) | STRAY KIDS Kisah tentang cinta yang dipaksa untuk bersatu meski harus menentang waktu dan status [HyunJeong] | [ChanMin] | [ChangLix] | [MinSung]