Seungmin meregangkan tubuhnya sebentar sebelum terbangun dari posisi tidurnya. Ia bisa merasakan lengan Bangchan yang masih berada di pinggangnya, dan senyum kecil pun merekah di bibirnya saat ia menoleh ke wajah polos laki-laki yang masih terlelap itu. Dengan segera ia turun dari kasur dan mengambil beberapa baju yang berserakan di lantai, memakainya, lalu membereskan sedikit kekacauan di kamarnya dengan memunguti beberapa tissue yang tercecer di sekitar kasur. Ia menyempatkan diri untuk mengecup bibir Bangchan sekilas sebelum akhirnya beranjak keluar kamar.
Seungmin berjalan menuju dapur sambil mengusap-usap pelan kedua matanya. Tujuan utamanya kini adalah untuk membasahi kerongkongannya yang kering dengan dinginnya air mineral dari kulkas. Setelah menunaikan tujuan utamanya tersebut, Seungmin melanjutkan rutinitas paginya membuat sarapan untuk yang lain. Bangchan terlihat begitu lelah semalam, jadi ia akan menggantikan jatah memasak sosok bermata teduh itu untuk hari ini.
Sedangkan di sisi lain, Bangchan mulai terbangun dari tidurnya saat merasakan sisi sebelahnya sudah kosong. Seungmin pasti sudah bangun lebih dulu. Ia menyilakan rambutnya dan beranjak turun dari kasur untuk mengambil bajunya yang tergeletak di lantai. Tapi cukup lama ia menatap baju-baju di sana, ia pun sadar kalau bajunya telah hilang dan hanya baju milik Seungmin lah yang tersisa. Senyum miring pun langsung hinggap di bibirnya.
"Dasar anjing kecil nakal." kekehnya, lalu keluar kamar setelah berhasil mengambil baju baru dari lemari dan memakainya.
Saat menuruni tangga, aroma masakan yang begitu sedap langsung menusuk indera penciumannya. Dengan segera ia melangkahkan kakinya ke dapur, dan benar saja, sosok manis yang telah mencuri bajunya tengah sibuk memasak dengan sangat khidmat. Didekatiknya sosok itu dan langsung memeluk pinggangnya dengan erat.
"Nakal, ya." bisiknya, dan Seungmin pun terlonjak kaget hingga nyaris menjatuhkan piring.
"Bangchan! Kebiasaan!" pekik Seungmin sambil memukul pelan kepala laki-laki yang tengah memeluknya itu.
Bangchan justru terkekeh saat menerima pukulan yang sama sekali tidak sakit itu. Ia mengecup pipi Seungmin sekilas, sebelum melepaskan pelukannya karena ia ingin membuat segelas kopi susu.
"Tidur nyenyak, sayang?" tanyanya yang mulai sibuk menyendokkan susu bubuk ke gelas.
"Lumayan." balas Seungmin singkat sambil membolak-balik pangsit yang sedang digorengnya.
Bangchan melirik ke arah tubuh Seungmin sekilas.
"Apa sebegitu sakitnya sampai kau tidak pakai celana, huh?"
Seungmin sontak menoleh ke arah Bangchan dengan ekspresi sebalnya.
"Aku pakai celana, tau!" serunya, kemudian mengangkat kaosnya agar celana boxer yang dipakainya terlihat oleh mata teduh sosok tersebut.
Bangchan yang melihatnya pun hanya tertawa. Padahal sebenarnya ia hanya ingin menggoda kekasihnya itu.
"Salah sendiri pakai baju kebesaran."
"Ini bajumu, jadi salahkan tubuhmu yang besar itu."
"Sudah tau besar kenapa masih memakainya?"
Seungmin terdiam karena kehabisan kata-kata dan Bangchan pun diam-diam tersenyum.
"Ya pokoknya aku hanya ingin saja."
"Atau mungkin kau sebegitu obsesinya dengan aroma tubuhku?"
Dan kedua pipi Seungmin pun samar-samar mulai terlihat merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not Right, I Know ✔
FanfictionCOMPLETED (Nov. 2020) | STRAY KIDS Kisah tentang cinta yang dipaksa untuk bersatu meski harus menentang waktu dan status [HyunJeong] | [ChanMin] | [ChangLix] | [MinSung]