21

525 52 12
                                    

Sejak mereka rapat dengan sang manager pagi tadi, ekspresi berseri-seri tak kunjung menghilang dari wajah mereka semua. Bahkan saat langkah mereka mulai memasuki dorm pun senyum lebar di bibir mereka itu sepertinya tak ingin pergi barang hanya sedetik.

"Liburan!!!!!! Nikmat mana lagi yang kau dustakan, wahai kawan-kawan!" teriak Jeongin sambil melempar tubuhnya ke sofa ruang TV dan merentangkan tangannya tinggi-tinggi.

"Akhirnya!" timpal Felix yang mengikuti kelakuan Jeongin barusan.

Ya, mereka baru saja mendapat kabar yang begitu baik dari sang manager kalau sebagai hadiah atas kerja keras mereka akhir-akhir ini, mereka akan diberi libur kurang lebih sebulan untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan. Sejujurnya Bangchan ingin sekali pulang sebentar ke rumahnya, hanya saja, sepertinya para anggotanya ingin sekali pergi menyewa hotel di dekat pantai sebagai media refreshing mereka. Oleh karena itu, mau tak mau untuk seminggu awal, ia merelakan waktunya dahulu untuk bersenang-senang dengan teman-temannya tersebut. Toh, sisa waktunya untuk dirinya pulang masihlah banyak.

"Bangchan, kemana kita akan pergi besok?" tanya Hyunjin.

Bangchan meletakkan tasnya di atas meja makan sebelum berjalan menghampiri yang lain di ruang TV.

"Manager yang akan memesankan tempatnya. Kita tunggu kabar saja." balasnya.

"Lebih baik sekarang kita beres-beres perlengkapan dulu, yuk. Meski besok kita berangkat agak siang tapi setidaknya barang-barang sudah tertata dan tinggal dibawa." seru Seungmin.

"Seungmin benar." sambung Changbin.

KLAK

Semua menoleh ke arah pintu depan dan beberapa detik kemudian muncullah sosok yang seharian tadi entah pergi kemana sehingga tak nampak batang hidungnya. Benar, siapa lagi kalau bukan Minho. Ia melangkahkan kakinya ke dalam, dan cukup terkejut saat melihat teman-temannya sedang duduk berkumpul di ruang TV sambil menatap kearahnya dengan tatapan yang super datar.

"Ha- Hai, kawan-kawanku. Wassup?" sapanya dengan tawa yang cukup canggung.

Bangchan langsung menghampiri Minho dan menarik telinganya dengan keras.

"Habis darimana, nih?"

"ADUH! AMPUN BANGCHAN HYUNG!" pekik Minho yang mulai memohon-mohon.

Yang lain mulai menahan tawa melihat adegan di depan mereka tersebut.

"Ehem! Yang baru aja jadian mah gitu, Bangchan. Suka kelepasan." goda Felix.

Minho yang melihat wajah tengil temannya itu langsung mendelik, mengisyaratkan untuk diam saja. Namun yang ada Felix malah semakin tersenyum lebar.

"Ehem, habis berapa ronde, ehem, sampai gak pulang seharian, ehem."

"Kukucir mulutmu, ya, Felix!"

"Heh!"

Minho langsung menciut saat Bangchan menjitak kepalanya. Melihat itu, kembali meledaklah tawa yang lain, karena jujur saja, ekspresi Bangchan benar-benar sangat menghibur untuk ditonton.

"Kemana?" ulang Bangchan.

Minho melirik Bangchan sebentar sebelum menjawab. Mata teduh kakaknya itu benar-benar mengintimidasi.

"Apartment Jisung."

"Kenapa gak pulang? Bukankah hari ini kita ada rapat, huh?"

It's Not Right, I Know ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang