10

702 65 25
                                    


Seungmin memotong beberapa tomat di dapur. Selesai dengan tomat, ia melanjutkannya dengan kentang. Tepat saat itu ia menyadari ada yang masuk ke dapur dan dengan segera ia merasakan ada lengan yang melingkar di pinggangnya. Seungmin menghentikan acara memotongnya dan sedikit menoleh. Sudah dia duga.

"Bangchan, aku sedang sibuk." serunya, tapi tak diindahkan oleh sosok yang kini sudah meletakkan kepalanya di perpotongan leher miliknya.

Aroma kopi favorit Seungmin langsung menguar memasuki indera penciumanmya, membuat senyum samar terbentuk di bibir plumnya. Ia pun membiarkan Bangchan memeluknya dari belakang dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Sejak kejadian di ruang dance itu, hubungan antara Bangchan dan Seungmin langsung membaik dan bahkan semakin dekat lebih dari biasanya, meski terkadang masih terlihat sering malu-malu sendiri. Seungmin pun terlihat lebih ceria dan manja daripada biasanya. Dan jangan lupakan keisengan teman-temannya yang terus menerus menggodanya karena hubungannya dengan Bangchan langsung terungkap. Ngomong-ngomong soal itu, ia baru saja menghajar Minho setelah laki-laki itu menunjukkan foto kegiatannya dengan Bangchan di ruang dance waktu itu. Ia benar-benar malu sampai tanpa sadar memukul Minho. Dan setelahnya, ia harus bertanggung jawab selama seminggu untuk memenuhi keinginan temannya itu sebagai permintaan maaf.

Seungmin kembali tersenyum. Ia tidak menyangka kalau moment manis yang selama ini hanya ada di dalam imajinasinya ternyata bisa benar-benar menjadi kenyataan. Inikah keajaiban? Seungmin percaya itu. Saat ia selesai memasukkan kentang ke rebusan air, tiba-tiba tangan Bangchan menarik tangannya dan membawanya ke dekat wastafel, membuat sosok manis itu membulatkan matanya dengan heran.

"Ke- Kenapa?" tanya Seungmin gugup saat tubuh Bangchan yang ada di hadapannya tengah mengunci tubuhnya yang bersandar di meja wastafel. Mau tak mau tangannya ikut menopang tubuhnya sendiri agar tidak jatuh terduduk ke atas wastafel.

"Kau belum memberiku morning kiss." bisik Bangchan lembut tepat di telinga kanannya.

Tubuh Seungmin langsung merinding dan wajahnya memanas. Bangchan yang berada di dalam mode seperti ini selalu membuatnya lemah seakan berubah menjadi seonggok jelly.

"Lalu kenapa?" balasnya pelan.

Bangchan tersenyum menatap Seungmin yang masih terlihat gugup. Di dalam hati ia tertawa karena sosok Seungmin yang seperti ini sangatlah menggemaskan. Seungmin benar-benar mengajarinya arti mencintai seseorang di tiap harinya.

Mata bulat Seungmin yang menatapnya dalam menuntun Bangchan untuk kembali merasakan manisnya bibir Seungmin. Sedangkan Seungmin hanya bisa memejamkan matanya saat bibir Bangchan menyapu permukaan bibirnya. Membawanya pada perasaan seakan terbang ke awan-awan. Sosok bermata teduh itu benar-benar pandai dalam membuatnya terbuai. Seungmin tanpa sadar mengalungkan tangannya di leher Bangchan, sedangkan tangan Bangchan masih setia menopang badan sosok yang lebih kecil darinya itu. Seungmin benar-benar sudah melupakan rebusan kentangnya. Udara di dapur terasa menjadi lebih panas, entah karena rebusan kentang tersebut yang menguap atau perbuatan Bangchan terhadapnya.

Seungmin nyaris mengeluarkan suara-suara yang seharusnya tidak ia keluarkan saat merasakan bibir Bangchan yang semula melumat bibirnya kini sudah berpindah ke telinganya, mengecupnya perlahan, lalu turun ke leher. Ia mengigit bibir bawahnya keras-keras saat merasaka gigitan halus di lehernya. Ia sadar kalau di dorm mereka tidaklah sendiri, ada anggota-anggota lainnya di luar sana, sehingga ia sadar diri untuk tidak bersuara aneh-aneh.

"S- Stop...."

TRANGGGG

Bangchan sontak menghentikan kegiatannya dan segera menarik diri dari tubuh Seungmin, sedangkan Seungmin langsung berbalik dan terlihat salah tingkah dengan berpura-pura mencuci tangan di wastafel. Di sisi lain, Hyunjin masih berdiri di ambang pintu dengan wajah datarnya. Benar. Ia bermaksud mengembalikan sendok ke dapur, tapi sesampainya disana ia malah melihat hal-hal dewasa seperti itu. Saking terkejutnya ia sampai menjatuhkan sendok yang dibawanya.

It's Not Right, I Know ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang