Manusia hidup di dunia ini tidak ada yang abadi. Bukan manusia saja, makhluk hidup lainnya juga. Rencana tuhan tidak ada yang tau. Termasuk kematian seseorang.
Beberapa orang berduka atas meninggalnya Liora. Ibu panti yang telah merawat Liora dari bayi, tidak menyangka Liora akan pergi di usia yang masih terbilang sangat muda. Sebagian anak panti yang mengenal Liora juga di buat berduka. Mereka menangis melihat gundukan tanah yang masih baru itu.
"Kamu yang tenang Liora di alam sana, insyaallah ibu sama anak panti yang lain bisa ikhlas," ujar ibu panti di sela-sela tangisnya. Tatapan matanya menjadi sendu, melihat batu nisan bertuliskan nama Liora Pramudita, tertancap di gundukan tanah itu.
"Hiks...kak Liora." Anak panti yang lainnnya masih menangis menatap makam Liora.
Para guru di sekolah Liora juga datang ke pemakaman Liora, dan beberapa teman sekelas-nya.
"Si kismin mati, gue gak nyangka banget." Dua orang remaja perempuan, yang di ketahui adalah teman sekelas Liora itu saling berbisik-bisik.
"Gue takut arwahnya gentayangan Del, terus balas dendam sama kita," ujar gadis satunya.
Gadis yang satunya lagi, yang di ketahui bernama Adel itu bergidik ngeri membayangkan arwah Liora bergentayangan menerornya.
"Kita minta maaf aja sama dia, minta maaf karena udah bully dia," sahut Adel.
Dua gadis itu adalah teman sekelas Liora yang suka menindas orang miskin. Termasuk Liora adalah korban mereka. Tapi sayangnya Liora tak selemah korban lainnya, ia melawan jika ditindas.
....
"Bereskan mayat dia! Saya ingin kamu hilangkan semua jejaknya!" Seorang wanita paruh baya yang berdandan menor itu berbicara dengan seseorang melalui ponsel.
"Ba-baik nyonya."
Wanita tua yang berdandan menor itu mematikan ponselnya. Ia melipat kedua tangannya didepan dada sambil tersenyum smirk.
"Gimana ma?" Wanita tua ber-make up tebal itu menoleh saat seorang gadis berumur belasan tahun memanggilnya.
"Semuanya beres sayang kalo sama mama, kamu jangan khawatir," jawabnya seperti mengerti apa yang di maksud anaknya itu.
Gadis remaja itu tersenyum lalu berlari memeluk wanita tua yang berstatus sebagai mamanya.
"Mama emang the best!" Gadis remaja itu memeluk mamanya erat, ia sangat bahagia mendengarnya.
"Evelyn salut deh sama mama, bisa selicik itu." Wanita tua dan anaknya tadi saling melepas pelukannya. Mereka berdua menatap gadis lainnya yang sedang berdiri menatap mereka berdua.
"Oh Evelyn, kamu juga seneng kan." Gadis yang baru saja tiba, ia bernama Evelyn. Putri sulungnya.
"Tentu dong ma. Evelyn yang paling bahagia di sini," sahut Evelyn sambil tersenyum lalu berjalan menghampiri mama dan adiknya.
Di tempat lain, seorang laki-laki tua sedang berusaha mengangkat tubuh seorang gadis dari dalam bagasi mobil. Pria tua itu dengan sekuat tenaga membopong tubuh seorang gadis yang nampaknya tak sadarkan diri.
Ia meletakkan tubuh gadis itu di jalanan pinggir kota. Tempatnya sepi, tak ada tanda-tanda keberadaan manusia. Dan di kiri-kanan jalan itu hanya ada pepohonan berderet.
"Maafkan saya nona Ivanna, saya terpaksa melakukan ini. Semoga anda masih bisa selamat." Pria tua itu berbalik pergi, kemudian masuk kembali kedalam mobil.
Gadis malang yang sekarang tergeletak di aspal itu mungkin tak akan selamat. Pisau menancap di bagian perutnya. Dress indah berwarna putih seketika berubah menjadi warna merah darah.
....
Dokter dan suster berhamburan menghampiri seorang gadis di atas ranjang yang baru saja siuman itu. Mereka semua merasa lega karena pasien yang mereka tangani bisa selamat.
Setelah memeriksa keadaan gadis itu, dokter dan suster keluar dari sana.
Gadis yang baru saja siuman itu hanya diam, ia bingung dengan keadaan ini. Di mana dirinya sekarang? Dan apa yang telah terjadi.
Tak lama setelah itu seorang suster datang. Ia memeriksa infus gadis itu.
"Sus..." panggil gadis itu dengan lemah.
Suster langsung menatap gadis itu sambil tersenyum ramah. "Iya ada apa nona?"
"Apa yang terjadi dengan saya?" tanya gadis itu.
"Anda baru saja bangun dari koma nona, dan syukurlah anda bisa selamat," tutur suster itu sambil tersenyum ramah.
"K-koma..." Gadis itu masih mencerna baik-baik perkataan suster baru saja.
Suster itu kemudian pergi meninggalkan ruangan gadis itu.
"Jadi gue selamat dari kecelakaan itu," batin gadis itu sambil memegangi dahinya yang berdenyut nyeri.
Tanpa sengaja ia melihat kertas nama yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia terkejut saat membacanya.
"Ivanna Rawnie Irlandia..."
Gadis itu langsung terbangun, ia mengambil posisi duduk di atas ranjang. Matanya melotot menatap kertas nama yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Ini suster gak salah tulis? Nama gue Liora Pramudita, bukan Ivanna."
Liora terkejut ia merasa ada sesuatu yang tidak beres saat ini. Tapi ia mengganggap mungkin suster itu salah menulis namanya.
Tapi tunggu...
Liora seperti tidak asing dengan nama Ivanna ini. Tapi dimana, ia mencoba mengingat-ingat kembali.
Akhirnya Liora ingat. Liora mengenal Ivanna dari acara stasiun televisi. Gadis bernama Ivanna Rawnie Irlandia sering muncul di televisi.
Liora jadi penasaran, apa Ivanna sedang sakit juga di rumah sakit ini.
Suatu kebetulan namanya bisa tertukar dengan Ivanna.
Liora kembali tidur untuk beristirahat. Tubuhnya masih terasa sakit. Tapi tiba-tiba ia merasa nyeri di bagian perutnya. Membuat Liora meringis memegangi perutnya.
Saat ia lihat, ia terkejut lagi. Ia masih ingat ia tertabrak truk, tapi kenapa perutnya di perban? Dan seperti ada bekas tusukan.
Liora kembali di buat penasaran, sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya.
______________
To be continued---
KAMU SEDANG MEMBACA
YES I AM IVANNA [END]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🧡] [𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙧𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞! 𝙈𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙢𝙗𝙪𝙧𝙖𝙙𝙪𝙡 , 𝙞 𝙖𝙢 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮!] BACA AJA DULU MEMANG AWALNYA AGAK MEMBOSANKAN SELEBIHNYA GAK TAU...