Liora masih tak mengerti dengan apa yang telah terjadi ini. Hari-hari yang ia lewati di rumah sakit membuatnya tak bisa berfikir jernih.
Semua orang memanggilnya Ivanna. Ia berulang kali membantah namanya bukan Ivanna, tapi Liora.
Tapi mereka malah menertawakan dirinya. Hingga suatu hari ia sadar saat menatap cermin.
"Wajah ini wajah siapa?!" Liora menjauh dari cermin. Ia melihat bukan dirinya yang ia lihat di cermin.
"Huwaaa! Ini bukan gue!" Liora menjerit membuat pasien sebelah marah.
"Ssttt!" Pasien sebelah menatap tajam ke arah Liora.
Liora hanya menyengir dan menundukkan kepala, meminta maaf.
"Ini bukan gue...." batinnya kembali menatap cermin.
Ia memegangi setiap inci bagian wajah cantik ini. Ia masih tak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Wajah ini milik Ivanna Rawnie Irlandia.
Liora berfikir, apa ia sedang bertukar jiwa dengan nona muda yang kaya raya ini? Atau ini hanya sekedar mimpi.
Liora masih diam mematung menatap cermin.
"Apa mungkin gue udah mati dan berpindah ke tubuh Ivanna?"
"Tapi setidaknya gue masih bisa mengingat kehidupan gue sebelumnya. Gue masih bisa mengingat alasan gue bisa berakhir di rumah sakit."
"Tapi, semakin lama gue terus mengingat kehidupan gue sebelumnya, ingatan itu menjadi kabur."
Liora terus membatin sambil menatap cermin.
"Jika begitu, setidaknya gue masih bisa ingat, gue bukan Ivanna."
"Dan sekarang, apa yang terjadi pada Ivanna yang asli?" Liora bertanya-tanya tentang keadaan jiwa Ivanna.
Apakah Ivanna yang asli kini berada di tubuhnya.
Ivanna Rawnie Irlandia. Nona muda yang seumuran dengan Liora. Suatu kebetulan, ulang tahun mereka berdua juga sama. Keluarga Irlandia adalah keluarga yang cukup terkenal di mata masyarakat. Keluarga yang memiliki nenek moyang orang Natherland.
Liora mengenal Ivanna. Tapi tidak dengan Ivanna. Ia tak mengenal orang kecil seperti Liora.
Liora sering melihat Ivanna di acara televisi. Ia kagum dengan Ivanna, di usianya yang seumuran dengan dirinya. Ia bisa menjadi miliarder. Berbeda dengan dirinya yang anak yatim-piatu dan miskin.
Ivanna juga sama. Ia anak yatim-piatu, tapi masih memiliki ibu tiri dan dua saudara tiri. Yang Liora lihat di televisi, ibu dan kedua saudara tiri Ivanna sangat menyayangi Ivanna. Ivanna sangat beruntung. Terkadang Liora membatin agar bisa merasakan di posisi Ivanna,
Menjadi kaya raya.
"Gue gak menyangka, hal seperti ini akan benar terjadi." Ivanna kembali duduk di ranjang-nya.
Ia masih bertanya-tanya apa yang terjadi pada tubuhnya? Apa ia selamat dalam kecelakaan itu? Dan apa jiwa Ivanna sekarang berada di tubuhnya?
Banyak sekali pertanyaan yang hinggap di otak Liora. Rasa penasaran masih menghantuinya.
Tapi di dalam mimpi Liora...
"Ivanna..." Liora menutup mulutnya tak percaya.
Ivanna berdiri di depannya saat ini. Penampilannya sangat cantik seperti bidadari bagi Liora. Berbanding terbalik dengan penampilan Liora. Kulit pucat pasih, bibir merah muda alami, rambut hitam pekat yang panjang, dan lekuk tubuh yang indah.
Sedangkan penampilan Liora. kulit sawo matang, dekil, rambut pendek, dan kurus kering.
"Lo Ivanna kan?" Liora menunjuk Ivanna yang berdiri di hadapannya itu. Ia masih tidak percaya bisa bertemu Ivanna.
Sedangkan Ivanna hanya melipat kedua tangannya didepan dada, ia hanya membuang muka mengabaikan pertanyaan yang tidak penting itu.
"Itu tidak penting, aku datang hanya untuk memberitahu dirimu," ujar Ivanna.
"Wah lo kok bisa cantik banget sih." Liora menatap Ivanna dengan terkagum-kagum, ia sampai mengabaikan perkataan Ivanna.
Ivanna memijat pelipis kepalanya karena merasa sedikit kewalahan bicara dengan Liora.
"Bisa dengarkan aku bicara dulu?"
Liora tersentak, ia menyengir menatap Ivanna. "Iya, iya silahkan."
"Hidup itu sekarang milikmu. Hiduplah dengan damai sebagai Ivanna."
Liora mengernyit, hidup sebagai Ivanna? Ia tidak salah dengar kan. "Lalu gimana sama tubuh gue? Bukannya kita berdua hanya bertukar jiwa?"
Tiba-tiba saja Ivanna tersenyum smirk mendengar penuturan Liora. Senyuman itu membuat Liora seketika merinding.
"Liora Pramudita, kamu itu sudah mati. Kamu tidak selamat dalam kecelakaan itu," jelas Ivanna.
"WHAT THE FUCK?!"
"Ngadi-ngadi nih lo kalo ngomong, gak mungkin gue udah mati, gak mungkin. Pasti kita berdua cuma bertukar jiwa aja." Liora mencoba menampik kenyataan. Ia masih belum terima Liora Pramudita telah tiada. Meskipun ia ingin menjadi kaya raya. Tapi bukan sebagai orang lain, melainkan sebagai Liora Pramudita.
Ivanna tersenyum meremehkan menatap Liora. "Terima tidak terima kamu harus menerima, itu adalah kenyataannya."
"Ingatan masa kecilku, semuanya. Akan kamu ingat dalam waktu dekat. Kamu harus bisa beradaptasi dengan tubuhku atau kalau tidak...." Ivanna menggantung ucapannya, membuat Liora penasaran.
"Kalau tidak kenapa?" tanya Liora.
Ivanna kembali menunjukkan senyuman smirk nya, membuat Liora kembali berfikir negatif.
"Tubuh itu akan membusuk seperti mayat hidup, dan mungkin roh kamu akan bergentayangan." Ivanna berbicara dengan nada menakuti Liora. Dan itu berhasil membuat Liora ketakutan.
Liora bergidik ngeri membayangkan roh-nya bergentayangan, ia membayangkan seperti di salah satu karakter tokoh kartun berjudul Casper.
Ivanna tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Liora.
"Dan bagaimana dengan diri lo sendiri?" Pertanyaan Liora itu membuat Ivanna berhenti tertawa, ia diam.
"Aku sudah meninggal Liora, tempatku bukan di sini lagi," jelas Ivanna.
Kata-katanya terdengar sangat dingin. Raut wajah Ivanna berubah menjadi datar. Liora tau sifat Ivanna yang dingin dan tak tersentuh ini. Di acara televisi, Ivanna selalu menunjukkan sikap dinginnya ini.
Liora dapat melihat kesedihan yang mendalam di mata Ivanna. Hanya saja ia ragu untuk menanyakannya kepada Ivanna.
______________
To be continued---
KAMU SEDANG MEMBACA
YES I AM IVANNA [END]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🧡] [𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙧𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞! 𝙈𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙢𝙗𝙪𝙧𝙖𝙙𝙪𝙡 , 𝙞 𝙖𝙢 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮!] BACA AJA DULU MEMANG AWALNYA AGAK MEMBOSANKAN SELEBIHNYA GAK TAU...