-28-

3.4K 311 4
                                    

"LEPASIN IVANNA!"

Bukannya takut, Geby malah tersenyum smirk menatap kearah Raga dan Gabriel.

"WOI!! BUDEG LO! SIALAN!"

"GUE BILANG LEPASIN IVANNA!"

Raga berteriak penuh amarah, kedua tangannya mengepal ingin memukul wajah menyebalkan Geby yang tengah tersenyum itu.

Geby menghembuskan nafasnya panjang, gadis itu berdiri.

"Raga," ujar Geby menyebut nama Raga, membuat Raga tersentak karena terkejut.

Raga berpikir, bagaimana Geby bisa mengetahui namanya.

"Cucu dari ibu Rahmi, kepala sekolah SMA Negeri Harapan," sambung Geby sembari tersenyum lagi.

Raga sekali lagi dibuat terkejut, ia semakin waspada terhadap Geby.

Liora masih berada di posisinya yang terikat. Ia mendengar, menyimak percakapan antara Geby, Raga dan Gabriel.

"APA?!"

"Cu-cucu nya ibu Rahmi?!"

Liora sama sekali tidak ada niat untuk menyela, tapi saat mendengar penuturan Geby yang bilang bahwa Raga adalah cucu ibu Rahmi, mau tak mau Liora ikut andil dalam percakapan mereka.

Geby, Raga dan Gabriel menoleh kearah Liora.

Kemudian Raga melirik Gabriel yang berdiri di sebelahnya. Mengerti apa yang dimaksud oleh Raga, Gabriel mengangguk.

Raga dan Gabriel berjalan mendekat kearah Liora yang terikat, di mana disitu juga tempat berdirinya Geby.

"Ck! Bangsat!" Geby berdecak, ia mulai waspada terhadap Raga dan Gabriel.

Raga berjalan melewati Geby menuju ke Liora, ia berniat membuka ikatan tali pada Liora. Tapi dengan cepat, Geby menghentikannya. Ia mencekal dengan kuat lengan Raga.

Geby memelintir tangan Raga, memelintirnya ke belakang, dan membanting tubuh Raga.

"HAHAHAHAHA!" Suara nyaring terdengar bahagia memenuhi ruangan itu.

Raga yang tengah kehilangan kewaspadaannya, tubuhnya itu berhasil dibanting oleh Geby.

"Lemah!" Geby tersenyum remeh menatap Raga yang terbaring di lantai.

Melihat keadaan Raga, membuat Liora khawatir. Ia semakin takut nantinya, Raga dan Gabriel tidak akan bisa menangani Geby, dan malah akan berakhir dengan mereka semua menjadi korban Geby.

Geby berjalan mendekati Raga, sedangkan Raga tengah berusaha untuk berdiri.

"Cih! Segini aja!" Geby menginjak dada Raga dengan kuat kaki. Dan Raga berusaha menahan.

"Nenek lo aja jadi budak gue, jadi gue kasih kesempatan sama lo, lo bisa jadi budak gue, gimana?"

Masih sama seperti posisi sebelumnya. Raga menatap tajam kearah Geby.

"Cuih!" Raga meludah ke arah samping.

"Gak sudi gue!"

Penolakan dari Raga, membuat Geby marah. Ia memperkuat pijakannya di dada Raga, membuat Raga merintih menahan sakit.

"Arrrggg!"

"Ini masih belum seberapa Raga, bentar lagi lo akan tau rasa sakit yang sesungguhnya." Geby kembali menunjukkan senyuman smirk- nya.

Raga dengan sekuat tenaga mencoba menahan untuk sebentar lagi, sampai rencananya berhasil.

"RAGA AYO!" Suara teriakkan Gabriel yang sudah berada di ambang pintu.

YES I AM IVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang