Liora kini tengah berada di meja makan. Dan di meja makan ada Jesselyn dan kedua putrinya. Tak ketinggalan juga ada si brengsek Fito.
Nafsu makan Liora jadi hilang melihat kehadiran Fito, ia masih kesal dengan kejadian di rumah sakit waktu itu. Dan juga kenapa laki-laki itu berada di rumahnya, tidak kah harusnya ia menjaga Adel di rumah sakit.
Bahkan saat ini Fito secara terang-terangan menatap Liora tidak suka.
"Beraninya preman kecil ini! Gak tau ini rumah gue apa?!" batin Liora.
"Fito bagaimana keadaan adikmu?" tanya Jesselyn.
Liora jadi tertarik saat Jesselyn menanyakan tentang keadaan Adel. Dirinya juga ingin tau bagaimana keadaan Adel.
Pandangan Fito beralih kepada Jesselyn, ia menjawab dengan ramah pertanyaan Jesselyn.
"Keadaannya sudah membaik, dan juga adik saya akan segera melakukan operasi wajah."
Liora jadi sedih mendengar keadaan Adel meskipun katanya sudah membaik.
"Ohhh tidak, seburuk itu kah wajahnya sampai harus di operasi?" tanya Jesselyn berpura-pura terkejut.
"Cih! tukang drama!" cicit Liora.
Fito tak menjawab ia hanya tersenyum.
"Maaf ya sayang, harusnya aku waktu itu menjenguk adik ipar di rumah sakit, huhuhu."
"Hah? Adik ipar?" Spontan Liora terkejut.
Kenapa saudari tirinya Evelyn memanggil Adel sebagai adik ipar, dan juga Fito di panggil dengan embel-embel 'sayang'.
Segera Jesselyn memberikan tatapan tajam kepada Putri sulungnya itu. Mendapat tatapan tajam dari sang ibu, Evelyn segera melepaskan pelukannya di bahu Fito.
"Ah maaf," ucap Evelyn.
"Tadi pacar gue nelfon hehehe." Evelyn mencari alasan agar Liora tak curiga.
Tapi percuma, Liora sudah terlanjur curiga kepada Evelyn dan Fito. Ada hubungan apa mereka berdua.
oOo
Sekarang pukul 00:00 WIB. Liora terbangun dari tidurnya, tenggorokannya terasa kering, ia berniat keluar dari kamar menuju dapur untuk mengambil air minum.
Seluruh rumah gelap gulita, seperti biasanya. Jika tiba waktu malam, dan semua penghuni tidur, lampu di seluruh rumah di matikan.
Liora berjalan melewati kamar Jesselyn, di mana pintu kamar itu masih terbuka dan lampunya masih menyala.
Liora tidak ada niat untuk mengintip dan menguping di kamar Jesselyn, tapi rasa penasarannya jauh lebih besar daripada rasa haus nya.
Jesselyn tengah berbicara dengan seseorang melalui telepon.
"bagaimana bisa?!"
"Bagaimana bisa dia kabur?! Saya tidak mau tau! kalian harus cari dia sampai ketemu! Atau kalau tidak hidup kalian akan saya bikin sengsara seperti di neraka!"
"Besok dia harus sudah di temukan!"
Tut Tut Tut
Jesselyn mematikan telepon nya secara sepihak. Ia melemparkan telepon genggam miliknya ke tembok, membuat benda pipih berbentuk persegi panjang itu hancur.
"Bagaimana?!"
"Bagaimana bisa dia kabur?!"
Jesselyn terlihat mondar-mandir di dalam kamarnya, ia gelisah sekaligus ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES I AM IVANNA [END]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🧡] [𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙧𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞! 𝙈𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙢𝙗𝙪𝙧𝙖𝙙𝙪𝙡 , 𝙞 𝙖𝙢 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮!] BACA AJA DULU MEMANG AWALNYA AGAK MEMBOSANKAN SELEBIHNYA GAK TAU...