Raga dan Gabriel tengah menunggu Liora yang sedang bicara dengan sopirnya, untuk menyuruh sopir Liora itu pulang.
Bukan Raga dan Gabriel saja, ada Ezar juga. Tiga orang laki-laki tampan tengah menunggu Liora. Bahkan mereka bertiga sekarang menjadi gosip panas di sekolah. Gosipnya, mereka bertiga tengah berusaha mengambil hati sang selebriti, Ivanna. Yang tidak lain adalah Liora.
Ya memang terlihat jelas Raga, Gabriel, dan Ezar menunjukkan secara terang-terangan bahwa mereka menyukai Ivanna. Hanya saja Liora yang terlalu bodoh untuk menyadarinya.
Sedangkan di tempat lain, di kediaman keluarga Irlandia.
Aruna sedari tadi mondar-mandir sembari memegang ponsel seperti menunggu panggilan dari seseorang.
Drrrtt
Ponselnya bergetar, Aruna langsung bersemangat setelah melihat nimo orang yang menelfon nya.
"Baiklah, saya akan segera kesana sekarang." Aruna bicara dengan seseorang, tidak tau siapa orang di ujung telfon tersebut.
Tuttt
Panggilan berakhir. Aruna langsung menyambar tas selempang berlogo Gucci yang ia taruh di sofa, segera ia berjalan keluar rumah. Di luar rumah ia tak sengaja bertemu dengan sopir yang mengantar jemput Liora pulang.
Aruna sedikit berbincang-bincang dengan sopir tersebut.
"Kenapa pulang sendiri pak? Ivanna mana?" tanyanya.
"Ini nyonya, nona Ivanna masih ada kelas katanya, jadi nona menyuruh saya untuk pulang dulu," jawab bapak sopir.
"Kalo gitu bisa anterin saya?" tanya Aruna.
"Oh bisa-bisa nyonya! Mari." Pak sopir membuka pintu mobil, mempersembahkan Aruna untuk masuk kedalam mobil.
"Anterin saya ke rumah sakit kasih bunda ya pak," ucap Aruna.
"Baik nyonya."
Tujuan Aruna sekarang adalah ke rumah sakit kasih bunda, yang jaraknya cukup jauh. Bahkan rumah sakit itu tempatnya sangat terpencil.
Tidak tau apa alasan Aruna ingin pergi ke rumah sakit. Bahkan pak sopir bertanya-tanya ada apa dengan majikannya. Apakah Aruna sedang sakit?
Sesampainya di rumah sakit kasih bunda, Aruna langsung turun dari mobil. Dengan tergesa-gesa ia berjalan menuju kedalam rumah sakit.
"Pak tunggu di sini ya."
"Siap nyonya!"
Aruna langsung pergi. Dengan langkah yang dipercepat ia mencari ruangan seseorang.
Saat menemukan papan nama bertuliskan 'DOKTER KEJIWAAN'
yang di carinya, Aruna langsung masuk kedalam ruangan itu tanpa mengetuk pintu sekalipun."Jay."
Seorang pria tampan dengan memakai jas seperti seorang dokter tengah duduk. Ada papan nama di mejanya bertuliskan, Dokter Jay Sp.KJ
laki-laki yang berprofesi sebagai dokter itu tersenyum kepada Aruna, begitu juga dengan Aruna.
Di tempat lain, Liora dan ketiga temannya tengah berada di dalam bis. Liora sedikit kesal karena adanya Ezar. Iya Ezar ikut juga. Berulang kali Liora mencoba melarang Ezar ikut, tapi usahanya itu semua hanya berakhir sia-sia saja. Laki-laki itu sulit untuk mundur.
"Eh ini Ivanna kan?" tanya seseorang tiba-tiba. Seorang gadis menghampiri Liora yang tengah duduk di bangku bis paling belakang.
"Kak Ivanna yang artis itu kan?!" tanya gadis itu lagi.
Liora hanya tersenyum kikuk menanggapinya, lagi-lagi ada orang yang mengenal dirinya. Hidup terkenal itu memang menyenangkan, tapi sedikit melelahkan jika bertemu dengan fans.
"Iya dia Ivanna." Itu Raga yang menyahut.
Gadis itu langsung tersenyum lebar, terlihat dia sangat senang, sambil melompat-lompat kegirangan, ia tak percaya bisa bertemu Ivanna sang selebriti.
"Ah anu boleh minta foto?" tanya gadis itu dengan sedikit gugup, ia takut jika Ivanna menolak.
Liora tidak bisa menolak permintaan fans Ivanna, bisa-bisa citra Ivanna rusak gara-gara dirinya.
"Iya boleh." Liora menjawab sembari berusaha tersenyum.
Gadis itu semakin kegirangan, ia dengan cepat mengambil ponselnya di dalam tas ransel yang ia pakai.
Gadis itu membuka kamera ponselnya, lalu ia mengambil selfie bersama Ivanna. Ketiga teman Liora, Ezar, Raga, dan Gabriel juga ikut dalam foto selfie tersebut. Gadis itu mengajak karena wajah ketiga pria itu sangat tampan.
"Ummm maaf, bisa kita ulang lagi fotonya?" Gadis itu meminta untuk kembali berfoto.
Liora berniat untuk menolak, tapi ia tidak tega membuat gadis itu sedih akhirnya dia menyetujuinya.
Liora mengangguk dan ia berusaha untuk tetap tersenyum lembut.
"123."
Cekrek
Gadis itu langsung melihat hasil foto selfie-nya, lagi-lagi wajah merenggut seperti tidak senang.
Inisiatif Liora bertanya kepada gadis tersebut.
"Kenapa? Kok sedih gitu?" tanya Liora.
"Ini, dari foto pertama dan kedua kenapa hasilnya blur perasaan sebelum di pencet nggak," jelas gadis itu.
"Coba saya lihat." Gadis itu memberikan ponselnya kepada Liora.
Liora melihat hasil foto selfie itu, memang benar kedua fotonya blur.
"Kok aneh gitu? Blur-nya juga cuma di muka si Ivanna," celetuk Gabriel setelah mengamati foto tersebut.
Dan benar, Liora baru menyadarinya. Hanya dirinya yang di foto tersebut menjadi blur.
Liora diam, terlihat ia sedang berfikir.
"Tapi bagus kok, itu pake aplikasi bisa HD nanti," ujar Gabriel mengusulkan.
Liora mengembalikan ponsel gadis tersebut.
Gadis itu mengangguk pasrah, lalu ia mengucapkan terimakasih kepada Liora sebelum pergi.
"Terimakasih kak Ivanna," ucapnya lalu pergi.
Setelah gadis itu pergi, Liora hanya diam. Bahkan tidak ada percakapan lain setelahnya. Ezar yang duduk di pojokan, ia melirik Liora. Ia menyadari akan perubahan tingkah Liora.
Bis akhirnya berhenti di halte tempat tujuan Liora. Liora dan ketiga temannya turun dari bis.
"Terus dari sini kemana?" tanya Raga.
"Kita tinggal nyebrang aja ke sana," sahut Liora sembari menunjuk ke arah ujung jalan menggunakan dagunya.
Liora memasukkan ponsel miliknya kedalam tas ranselnya sambil berjalan. Karena tidak memperhatikan jalan, Liora tidak menyadari ada motor yang sedang melaju kencang ke arahnya.
Jika Ezar tidak menarik Liora, mungkin hari ini Liora akan kembali mengalami kematian.
Liora terlihat sedikit syok, bahkan Raga dan Gabriel juga. Sedangkan Ezar mengerti apa yang terjadi kepada diri Liora.
"LO KENAPA?! LIHAT KIRI KANAN DULU!" Dengan nada membentak Ezar memberikan nasehat kepada Liora. Meskipun bagi Liora itu terdengar seperti memarahi.
"I-iya sorry, btw makasih tadi," ungkap Liora.
"Lo gila."
"Hah?!" Liora terkejut, ia bertanya-tanya apa maksud Ezar mengatakan dirinya gila.
"Udah ayo cepet!" Ezar menyebrang duluan, lalu di susul Liora, Raga, dan Gabriel.
Gabriel berjalan di samping kanan Liora, sedangkan Raga berjalan di samping kiri Liora. Keduanya berusaha melindungi Liora karena kejadian tadi. Sedangkan Ezar berjalan di depan Liora tanpa menoleh sekalipun.
Liora diam menatap punggung Ezar, dalam hatinya ia bertanya-tanya akan sesuatu. Ada sesuatu yang membuatnya gelisah sejak kejadian foto selfie di dalam bis tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES I AM IVANNA [END]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🧡] [𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙧𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞! 𝙈𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙢𝙗𝙪𝙧𝙖𝙙𝙪𝙡 , 𝙞 𝙖𝙢 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮!] BACA AJA DULU MEMANG AWALNYA AGAK MEMBOSANKAN SELEBIHNYA GAK TAU...