-31-

3.2K 281 1
                                    

Kantor Polisi

Seorang wanita yang telah berumur, dengan rambut sebagian berwarna putih berjalan dengan tidak santainya menuju kantor polisi. Sembari menenteng tas brendit yang terlihat mewah dan mahal.

"Ada apa pak? Kenapa saya dipanggil kemari?" Ibu Rahmi langsung to the point.

Polisi yang ibu Rahmi ajak bicara tengah sibuk dengan berkas-berkas di mejanya.

"Bapak tau saya seorang kepala sekolah, dan ini sangat menggangu waktu saya pak." Ibu Rahmi mengeluh dengan nada meninggi sedikit marah, sedangkan bapak polisi yang ia ajak bicara tengah mengabaikannya.

Karena merasa geram ibu Rahmi kembali bicara, tapi kali ini lebih terdengar membentak.

"PAK?! SAYA BICARA SAMA BA---"

"Maaf ibu Rahmi," ujar bapak polisi memotong.

"Kami mendapat laporan bahwa anda terlibat dalam kasus hilangnya beberapa remaja sejak dua tahun lalu," jelas pak polisi.

Deg

Ibu Rahmi seketika terkejut, ia tau apa yang dimaksud oleh polisi ini, yaitu tentang Geby. Tapi, bagaimana bisa polisi tau. Apakah Geby, anak yang ia bantu tertangkap? Ibu Rahmi terus bertanya-tanya.

Segera ibu Rahmi mencoba mencari alasan, berpura-pura tidak tau.

"Saya tidak mengerti apa yang bapak maksud. tapi maaf pak, saya harus segera kembali ke sekolah." Ibu Rahmi mencari alasan mencoba untuk pergi dari sana.

Baru selangkah ia berjalan, berniat pergi. Beberapa polisi menghadang jalannya.

Ibu Rahmi seketika berkeringat dingin, ia gemetaran. Takut bahwa dirinya akan benar-benar berakhir dibalik jeruji besi penjara.

Tidak bisa, ibu Rahmi berusaha untuk segera pergi dari sana.

"APA-APAAN INI?!"

"MINGGIR! SAYA MAU PERGI!"

Nihil usahanya sia-sia, polisi tetap tak mengijinkan ibu Rahmi pergi.

"Maaf ibu Rahmi, untuk sementara waktu anda harus kami tahan," ungkap sang komandan polisi.

"Bawa ibu Rahmi kedalam penjara!" Perintah sang komandan polisi.

Dua polisi yang menghadang ibu Rahmi, membawa paksa ibu Rahmi kedalam penjara.

Ibu Rahmi berusaha memberontak, tapi tidak bisa. Percuma saja.

Ibu Rahmi langsung dimasukkan kedalam penjara.

"PAK! SAYA TIDAK BERSALAH! LEPASIN SAYA!"

"SAYA SEORANG KEPALA SEKOLAH PAK! TIDAK MUNGKIN SAYA TERLIBAT DALAM KASUS ITU!"

"PAK!"

Bapak komandan polisi berdiri dari kursinya, dan berjalan menuju ruangan penjara tempat ibu Rahmi dikurung.

"Maaf, ibu bisa jelaskan ini di pengadilan nanti," ucap bapak polisi.

Setelah cukup membuat ibu Rahmi tenang, bapak polisi kembali ke mejanya.

Ibu Rahmi tampak berfikir, lalu tak lama bertanya kepada bapak polisi. "Pak siapa yang melaporkan saya? Apakah dia ada bukti saya terlibat?" tanya ibu Rahmi.

Pak polisi menjawab pertanyaan sederhana dari ibu Rahmi. "Cuc---"

"Aku," potong seseorang.

Ibu Rahmi mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara seseorang yang ia kenal.

YES I AM IVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang