-42-

2.9K 253 1
                                    

Pagi ini seperti biasanya Liora bangun lebih awal. Karena kebiasaannya saat masih ada Jesselyn dan dua anaknya, Liora sengaja bangun lebih awal dan tidak sarapan untuk langsung pergi ke sekolah.

Hari ini kebiasaan itu masih Liora lakukan, Liora lupa bahwa Jesselyn dan kedua anaknya sudah tidak ada lagi di rumah ini.

Dan...

Di pagi hari melihat seorang ibu yang sibuk menyiapkan sarapan, dan juga membawakan bekal untuk sang anak. Di cium sebelum berangkat sekolah. Ini yang selalu Liora impikan sejak kecil, tapi kenapa baru sekarang Liora bisa merasakannya.

Tumbuh dewasa tanpa orang tua sungguh tidak menyenangkan.

Sayangnya Aruna bukan ibu kandung Liora. Haruskah Liora sekarang mencari tau ibu kandungnya?

Tapi sekarang Liora punya Aruna sebagai ibunya, meskipun bukan ibu kandungnya. Setidaknya lewat Aruna, Liora bisa merasakan kasih sayang seorang ibu.

Setelah keinginannya hidup kaya raya bisa terwujud, sekarang lebih baik bagi Liora untuk mencari tau siapa orang tua kandungnya.

Tentu Liora sudah merencanakannya, hari ini setelah pulang sekolah Liora berencana untuk mengunjungi panti.

"Ivanna?"

Liora tersentak, dia tersadar dari lamunannya saat Aruna memanggil. Di tatapnya lekat wanita paruh baya itu yang masih terlihat cantik.

Wajah Aruna bertanya-tanya, ada apa dengan Ivanna putrinya.

"Kenapa? Kenapa melamun sayang?" tanyanya.

Liora langsung menampilkan senyum lebarnya, lalu ia segera menggeleng pelan. "Tidak ada."

"Ivanna hanya sedikit terharu," sambungnya.

"Beneran? Kalo ada masalah cerita sama ibu, jangan di pendam sendiri. Ibu gak mau kamu merasa sendirian, karena sekarang ibu bersamamu sayang," tutur Aruna meyakinkan.

Liora semakin terharu mendengar kalimat-kalimat itu keluar dari mulut Aruna. Liora semakin merasakan dia telah memiliki seorang ibu.

"Tidak, Ivanna sudah memiliki ibu, lalu apalagi yang menjadi masalah bagi Ivanna? Ibu tenang saja, Ivanna baik-baik saja," ucapnya.

Mendengarnya, membuat Aruna tidak bisa berkata-kata. Ia diam jika putrinya itu masih tidak mau menceritakan masalahnya.

"Baiklah jika begitu." Aruna tersenyum, lalu di ciumnya dahi sang putri dengan lembut.

"Ivanna berangkat," pamit Liora, lalu ia berjalan pergi keluar dari rumah menuju garasi.

Di sana, sopir Liora tengah mengeluarkan mobil, Liora masuk kedalam mobil. Sebelumnya Liora tersenyum sembari melambaikan tangan kepada Aruna yang berdiri di depan pintu.

Firasat seorang ibu tidak pernah salah. Aruna merasakan ada sesuatu yang membuat putrinya Ivanna itu gelisah. Bahkan tanpa Liora mengatakannya, Aruna bisa mengetahuinya. Ikatan batin antara seorang ibu dan anak.

Entah mengapa Aruna ikut gelisah, ia berdoa semoga saja tidak terjadi sesuatu kepada putrinya.

Setelah sampai di sekolah, Liora mencari-cari seseorang yang sudah lama belum ia temui. Matanya terus mencari-cari diantara anak-anak sekolah lainnya. Saat sudah ditemukan orang yang dicarinya, Liora tersenyum dan langsung berlari ke arah orang tersebut.

Raga dan Gabriel.

Gabriel tengah membawa buku, ia membacanya berulang kali di depan Raga. Seperti Gabriel tengah mengajar Raga hari ini.

Saat menyadari kedatangan Liora, Raga langsung bangkit ia membuang permen karet yang semula ia kunyah.

Dengan terengah-engah, Liora mencoba menstabilkan tubuhnya. Ia menyapa Raga yang sudah berdiri di depannya.

YES I AM IVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang