Tapi setelah dewasa, Jay sudah berubah. Ia bukan lagi Jay yang dulu, Jay yang terobsesi kepada Aruna. Ia sudah lebih bijaksana sekarang.
Bahkan Jay juga yang sudah menyelamatkan Aruna dari kegilaan. Jay pandai dalam penyamaran, waktu itu dia menyamar sebagai seorang pelayan di kediaman keluarga Irlandia. Tepatnya waktu itu Ivanna masih berumur 16 tahun.
Jay langsung tau dimana kakaknya di sekap. Tanpa meninggalkan jejak sedikitpun, Jay berhasil bertemu dengan Aruna, bahkan Jesselyn tidak curiga.
Waktu itu keadaan Aruna sangat memprihatinkan, ia seperti orang linglung, ingatannya juga hilang. Bahkan Aruna juga sempat menjadi gila. Jika Jay tidak membawa Aruna, dan menyembuhkannya, Aruna tidak akan bisa hidup sampai sekarang ini.
Tapi setelah Aruna kembali sehat seperti sedia kala, Aruna malah meminta Jay untuk mengembalikan dirinya ke dalam ruang bawah tanah itu. Jay sempat menolak, tapi kakaknya itu bersikeras ingin kembali.
Flashback on
"Biarkan kakak di sana sampai Ivanna sendiri yang menjemput kakak jay," ungkap Aruna.
"Tapi kak."
"Jay! Kakak mohon!" Jay langsung mengangguk setuju.
"Tapi kakak akan terus berada dalam pengawasan Jay," ujar Jay.
Aruna tersenyum, ia mengangguk. "Pasti."
"Tapi kenapa harus menunggu Ivanna kak?" tanya Jay. Jujur Jay sedikit kesal karena kakaknya masih ingin di sekap, malah ingin menunggu anaknya sendiri yang datang menyelamatkan.
"Aku hanya ingin melihat sejauh mana dia tumbuh dewasa," ucap Aruna.
Flashback off
Kemudian setelah itu, Jay membawa Aruna kembali ke ruang bawah tanah. Jay juga yang membuat luka bohongan di tubuh Aruna agar Jesselyn tidak curiga.
Dan Jay juga masih berada di rumah itu sebagai seorang pelayan. Bahkan Jesselyn pun belum mengetahuinya.
Jay juga terus mengawasi setiap gerak-gerik Jesselyn, dan juga mengawasi keponakannya Ivanna saat itu.
Lalu Jay mendapat kabar dari bawahannya jika Ivanna menyewa seorang bodyguard. Jay langsung membuat ide, dia menyamar sebagai salah satu bodyguard yang di sewa Ivanna.
Dan menyamar sebagai Jack.
Jika kalian ingat, Jack adalah bodyguard Ivanna yang muncul saat misi penyelamatan Aruna waktu itu. Dan Jack adalah Jay yang menyamar.
....."Kita ngapain ke panti asuhan Ivanna?" tanya Raga saat mereka berempat sampai di depan panti asuhan.
Bukan Raga saja, Gabriel dan Ezar juga bertanya-tanya, mengapa Ivanna membawa mereka ke panti asuhan.
"Lo mau adopsi anak?" celetuk Gabriel.
"Kalo gitu gue siap jadi bapaknya nih, Ivanna mamaknya," sahut Raga.
Ivanna tak menggubris perkataan Raga dan Gabriel, ia terus menatap rumah yang cukup kecil itu. Tempat dirinya dibesarkan. Bahkan tamannya juga masih sama, tidak ada yang berubah. Beberapa anak panti sedang bermain-main di taman.
Liora tersenyum melihatnya, ia jadi mengingat masa lalu saat masih tinggal di panti asuhan.
Ezar terus melirik Ivanna, ia melihat Ivanna mengeluarkan air mata ia menangis sembari tersenyum. Sedangkan Liora tidak sadar dirinya mengeluarkan air mata. Segera Liora mengusap air matanya sebelum teman-teman menyadarinya.
"Kalian bertiga tunggu sini dulu ya," ucap Liora.
"Eh lu mau kemana?" cegah Raga.
"Masuk kedalam." Liora berlari masuk kedalam area panti.
"Kita ikut!" teriak Raga.
Liora menoleh sambil menggeleng. "Gak! Kalian tunggu sana dulu, gue bentar doang."
Akhirnya Raga, Gabriel, dan Ezar menunggu di depan panti asuhan.
"Gab," panggil Raga.
"Apaan?"
"Lo gak mau tinggal di sini?" ucap Raga sambil menunjuk panti asuhan menggunakan dagunya.
"Gak!" Gabriel langsung menyahut dengan ketus.
"Lo aja. Lo kan tinggal sendirian, lebih pantes lo yang tinggal di sini banyak temennya nanti," jelas Gabriel tak kalah menohok.
Tentu jawaban Gabriel itu langsung menyulut emosi Raga. Kedua tangan raga mengepal, Gabriel kira Raga akan memukul dirinya tapi tidak, ternyata Raga mengambil kacamata yang sudah terpasang rapi di wajah Gabriel.
"Balikin sialan!" ketus Gabriel mencoba mengambil kacamatanya kembali. Meskipun penglihatannya sedikit menjadi tidak jelas, ia berusaha meraih kacamatanya.
"Ya ini ambil kalo bisa, hahahaha."
"Balikin Cok!"
"Wih bisa lo bisa ngomong kasar," ucap Raga takjub. Ia tak percaya Gabriel si anak cupu dan rajin bisa berbicara kasar seperti itu.
"Gue bilang balikin anjing!" Gabriel tak menggubris, ia berusaha mengambil kacamatanya kembali.
"Gak mau hahahaha!"
"LO BERDUA KEK ASU!" celetuk Ezar.
Tentu langsung saja Raga dan Gabriel berhenti. Mereka berdua mengalihkan pandangannya menatap Ezar. Sedangkan Ezar hanya acuh tak acuh.
"Bisa diem?"
Gabriel langsung merebut kacamatanya kembali, dan memakainya. Di lihatnya Ezar dengan tatapan tajam, begitu juga Raga.
"Jangan kayak anak kecil lah, gak malu di liatin akan kecil tuh," ucap Ezar sembari menunjuk ke arah samping dimana di sana ada anak-anak panti yang sedang bermain.
Raga dan Gabriel langsung menoleh ke arah tunjuk Ezar.
Anak-anak panti sedang menatap Raga dan Gabriel sambil tertawa. Mereka sedang menertawakan tingkah Gabriel dan Raga.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES I AM IVANNA [END]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🧡] [𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙧𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞! 𝙈𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙢𝙗𝙪𝙧𝙖𝙙𝙪𝙡 , 𝙞 𝙖𝙢 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮!] BACA AJA DULU MEMANG AWALNYA AGAK MEMBOSANKAN SELEBIHNYA GAK TAU...