-13-

4.9K 428 2
                                    

Apapun bisa Liora beli, bahkan mall yang ia datangi saat ini. Wajar saja meski Liora tak bekerja, tapi 80% harta kekayaan keluarga Irlandia jatuh pada tangannya. Dan sekarang yang mengurus harta miliknya adalah Jesselyn. Liora tak cukup pandai dalam mengurus perusahaan, apalagi dirinya masih sekolah.


Cukup Liora Ingin uangnya saja, biarkan Jesselyn yang mengurus perusahaan. Tapi uang masih terus lancar mengalir.

Ribet jika mengurus perusahaan. Harus memutar otak, banyak pekerjaan, istirahat sedikit, jarang ada waktu luang. Dan Liora benci hidup yang ribet, cukup kehidupan sebelumnya saja, yang ini jangan.

"Mbak, bungkus yang ini." Liora memberikan barang belanjaannya kepada mbak-mbak penjaga kasir.

Mbak penjaga kasir terkejut, melihat barang yang di beli Liora. "Mbak gak salah mau beli barang ini?" tanya penjaga kasir.

Liora mengernyit sedikit terkejut dengan pertanyaan penjaga kasir itu. "Kenapa ya mbak? Ada yang salah?"

Mbak-mbak kasir mengambil salah satu barang belanjaan Liora, yang itu adalah kaos hitam polos. "Haduh mbak ini tuh limited edition, mbak mampu bayar ini semua?"

Disini Liora sedikit tersinggung dengan penjaga kasir ini, apa penjaga kasir ini tak mengenal dirinya yang sudah tak asing di mata masyarakat. Bisa-bisanya penjaga kasir ini meremehkannya.

Jujur saja Liora asal ambil semua barang itu, tanpa melihat harga atau mereknya. "Iya! Kenapa sih mbak?! Saya mampu beli itu semua!" sahut Liora mulai ngegas.

'julid amat jadi orang' batin Liora.

"Oh saya tau mbak gak kenal saya siapa kan?" ujar Liora sembari menunjuk dirinya sendiri dengan nada sedikit sombong.

Kalo bertemu orang julid, sombong itu di perlukan buat bales mulut pedes mereka.

Mbak-mbak penjaga kasir diam, ia tak menjawab. Lalu datang salah seorang temannya yang juga seorang penjaga kasir.

"Kenapa sih Cut? Rame amat," ucap teman penjaga kasir itu yang baru saja tiba. Ia menjaga kasir di bagian lain, karena mendengar keributan, jadinya ia mendatangi tempat temannya itu.

"Ini loh dia mau beli ini semua, kan saya cuma mengingatkan ini semua harganya mahal," sahut mbak penjaga kasir yang berseteru dengan Liora.

Teman penjaga kasir itu beralih menatap Liora, ia terkejut saat melihat Liora. Dengan cepat teman penjaga kasir itu menarik temannya sedikit menjauh dari Liora. Mereka saling berbisik, membuat Liora jadi penasaran.

"Dia Ivanna loh Cut, kamu gak kenal siapa dia?"

Penjaga kasir yang berseteru dengan Liora, yang bernama Cut itu hanya menggelengkan kepalanya. "Siapa sih?! Gak kenal!" jawabnya tidak santai.

Teman nya memukul lengan Cut, heran dengan Cut yang tak mengenal Ivanna itu. "Sudah biar kamu jaga kasir saya, biar Ivanna saya yang melayani."

"Lah kok-----"

"Sudah-sudah cepat sana pergi!" potong temannya sembari mendorong Cut kuat agar segera pergi.

Setelah Cut pergi, penjaga kasir itu yang temannya Cut menghampiri Liora. Dan segera membungkus belanjaan Liora.

"Lah mbak, kok mbak yang jaga sekarang?" tanya Liora terkejut, saat mendapati penjaga kasir yang berbeda.

"Iya mbak maaf ya, penjaga kasir yang tadi masih baru jadi mohon di maklumi." Teman Cut itu menampilkan senyum ramah membuat Liora jadi merasa puas. Harusnya pelayanan seperti ini yang Liora dapat.

"Semuanya jadi 68 juta," ucap penjaga kasir itu selesai menghitung semuanya.

Mata Liora melotot, apakah dirinya tidak salah dengar? Sepatu putih polos, jaket, dan kaos polos di bandrol dengan harga 68 juta.

"Mbak gak salah hitung? Masa ginian doang semuanya 68 juta," ujar Liora mencoba memastikan. Pasti si mbak kasir salah hitung.

Penjaga kasir itu segera menggeleng, tidak mungkin ia salah hitung. "Tidak mbak, di monitor semuanya jadi 68 juta," jawabnya.

Liora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk. "Bisa di tawar gak mbak? Atau ada diskon gitu?"

"Maaf mbak tidak bisa. Ini harga pas. Kalo tidak salah mbak ini, mbak Ivanna bukan?"

Pertanyaan penjaga kasir itu seperti menyinggung bagi Liora. Seperti sebuah kode, bahwa ia orang kaya masa harga segitu tidak bisa membayar.

"Hehehe iya mbak saya Ivanna," sahut Liora sembari menampilkan senyum lebarnya.

Ivanna membuka tas ranselnya, lalu mengambil dompet. Ia mengambil sebuah kartu berwarna hitam yang ia sendiri tidak tau apa kegunaannya.

"Bisa bayar pake ini gak mbak?" Liora menyodorkan kartu itu, semoga saja bisa. Pasalnya ia tak membawa uang yang cukup. Hanya ada uang 800 ribu di dompetnya.

Penjaga kasir itu mengangguk dengan antusias melihat kartu yang di berikan oleh Liora. "Ah bisa-bisa mbak!"

Akhirnya Liora dapat bernafas lega. Pantas saja penjaga kasir yang pertama tadi bereaksi seperti itu, tidak salah barang yang Liora beli harganya selangit.

Liora hanya diam memandangi cara penjaga kasir itu yang menggesek kartu yang tadi ia berikan ke mesin EDC.

"Sudah mbak." Penjaga kasir itu mengembalikan kartu Liora.

"Iya mbak terima kasih." Liora mengambil barang belanjaannya berbalik untuk pergi ke toko lain.

"Eh mbak Ivanna tunggu-tunggu!"

Liora berhenti saat penjaga kasir itu memanggilnya. "Aduh apa kartu tadi gak bisa buat bayar? Mampus deh kalo gak bisa, gue bayar pake apa anjir!" gerutu Liora.

Liora berbalik sambil tersenyum menatap penjaga kasir itu. "Iya mbak?"

"Saya boleh minta foto bareng?" Penjaga kasir itu mengeluarkan hapenya.

Syukurlah Liora bisa bernafas lega, ia kira penjaga kasir itu ingin menagih uang.

Liora menjawab dengan antusias sembari tersenyum ramah. "Iya boleh!"

______________

To be continued---

YES I AM IVANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang