Tidak ada percakapan sedari tadi di antara Liora dan ibu Rahmi. Apa juga yang harus di omongkan dengan kepala sekolah ini. Sedari tadi juga Bu Rahmi terus menatap Liora sambil tersenyum. Dan itu cukup membuat Liora terganggu.
Liora jadi harus tersenyum juga untuk membalasnya. Ia menunjukkan senyuman lebar yang ia paksakan.
Tak lama setelah itu pak Tomi datang. Ia membawa gelas plastik di tangannya. Dan itu adalah jus.
Bu Rahmi beranjak dari sofa, ia berjalan menghampiri pak Tomi yang tengah berdiri di ambang pintu.
Setelah bicara singkat kepada pak Tomi, Bu Rahmi merampas jus itu dari tangan pak Tomi lalu menyuruhnya untuk pergi.
Jangan khawatir, sekarang ini Liora sedang memikirkan ide lain untuk mengerjai kepala sekolah menyebalkan ini.
Bu Rahmi tersenyum sembari menyodorkan gelas plastik berisi jus itu.
Liora membalas senyuman Bu Rahmi. Lalu tangannya terulur untuk menerima jus itu. Dan...
Byur
Jus itu tumpah dan mengenai baju Bu Rahmi.
Bu Rahmi diam menatap baju nya yang bersih terkena noda akibat jus itu. Kepala sekolah itu terlihat menahan amarah.
Liora dengan segera menjalankan aktingnya lagi.
"Aduh maaf, Bu! Maaf, Saya tidak sengaja tadi." Liora berpura-pura peduli.
"Biar saya bantu bersihkan Bu." Liora berdiri berniat membantu membersihkan noda itu. Tapi itu hanya sekedar kepura-puraan saja.
Dengan segera Bu Rahmi menolak bantuan Liora. "TIDAK!"
Liora hanya diam dan bingung melihat reaksi Bu Rahmi yang sepertinya marah.
"Maksud saya tidak usah, Nanti nona Ivanna bisa kotor." Bu Rahmi segera mengubah ekspresi wajahnya, ia kembali tersenyum menatap Liora.
Liora kembali berakting. Ia menyatukan kedua tangannya memohon maaf kepada Bu Rahmi. " Sekali lagi saya minta maaf Bu, saya tidak sengaja suer!"
Bu Rahmi menaruh gelas plastik yang sudah tidak ada isinya lagi itu di atas meja. "Tidak usah di pikirkan nona, lebih baik anda pergi ke kelas saja sekarang, karena sebentar lagi kelas akan di mulai."
"Ah baiklah kalau begitu." Liora mengambil tas ranselnya, dan menenteng tas itu.
"BU SUSI!"
Bu Rahmi berteriak memanggil salah seorang guru. Dan guru yang bernama Bu Susi itu pun masuk ke dalam ruangan Bu Rahmi.
"Ini nona Ivanna murid baru di kelas anda Bu Susi, Bu Susi ajak dia ke kelas bisa?"
Bu Susi beralih menatap gadis yang di maksud Bu Rahmi yang tidak lain adalah Liora.
Ia takjub melihat Ivanna. Karena siapa yang tidak takjub melihat seorang Ivanna Rawnie Irlandia. Orang yang cukup terkenal, sekelas selebriti.
"Ekhem!"
Deheman Bu Rahmi membuat Bu Susi tersentak m ia segera mengangguk.
"Mari ikut saya ke kelas."
Liora berjalan mengekori Bu Susi. Saat sampai di ambang pintu ruangan Bu Rahmi, ia tersenyum melihat Bu Rahmi yang tengah duduk di kursi kepala sekolahnya kembali sembari memijat pelipis kepalanya.
Tampaknya kepala sekolah yang sudah berumur itu kewalahan. Di umurnya yang sudah menginjak kepala 5, sangat rentan membuat orang gampang terserang penyakit. Dan salah satunya Bu Rahmi.
••••
Baru juga memperkenalkan diri, semua orang yang akan menjadi teman sekelasnya itu terkagum-kagum menatap Liora yang di pikir adalah Ivanna.
Cukup kebetulan Liora akan masuk di kelas ini lagi. Itu artinya tuhan tidak menghentikan aksinya setelah ini.
Mata Liora berhenti saat menangkap sosok bayangan orang yang duduk di bangku depan paling pojok dekat jendela.
"Adel," gumam Liora.
"Baik anak-anak ada yang ingin kalian tanyakan lagi?"
Semua murid berlomba-lomba saat Bu Susi menawarkan mereka untuk kembali bertanya.
"Bu itu beneran Ivanna yang sering muncul di televisi?!" celetuk salah seorang murid yang masih belum bisa percaya.
"Iya. Tadi kalian tidak mendengar, namanya Ivanna Rawnie Irlandia. Jadi Ivanna yang mana menurut kalian?" Bu Susi geleng-geleng kepala melihat anak didiknya yang saat ini masih tidak percaya.
"Ibu! Bu!" seorang murid mengacungkan tangan kanannya.
Liora beralih menatap gadis itu. Ia mengenal gadis itu siapa.
"Iya Sinta, ada yang ingin kamu tanyakan?" Bu Susi beralih menatap seorang gadis yang duduk di kursi paling belakang yang bernama Sinta.
"Dia kan orang kaya, kenapa sekolah di sekolah kita ini? Padahal sekolah kita sekolah jelek Bu," ungkap Sinta bicara jujur.
Bu Susi tersenyum kikuk mendengar pertanyaan Sinta itu.
"Yang kamu maksud jelek itu yang mananya Sinta? Bukankah sekolah kita ini adalah sekolah favorit, dan juga muridnya semua cantik dan ganteng," jawab Bu Susi seadanya.
"Yang saya maksud bukan itu Bu, tapi akhlak murid disini kan kebanyakan jelek Bu." Sinta menjawab dengan santai tanpa rasa takut sekalipun.
Semua murid di dalam kelas itu beralih menatap tajam ke arah Sinta, sebagian dari mereka tertawa. Dan Liora juga berusaha menahan tawanya karena kejujuran Sinta.
Apa gadis itu tidak takut akan terkena hukuman karena mencemarkan nama sekolahnya sendiri.
"Anak ini kenapa bicara terlalu jujur!" batin Bu Susi seraya memijat pelipis kepalanya pusing melihat tingkah Sinta.
Bu Susi kembali menatap semua muridnya sambil tersenyum. "Sudah, sudah lebih baik kita mulai saja pelajaran kita hari ini."
"Oh ya Ivanna, kamu bisa mencari sendiri kursi kosong untuk kamu duduk."
Liora tersenyum menanggapi lalu berjalan pelan sembari melihat-lihat di mana letak kuris kosong yang cocok ia duduki.
______________
To be continued---
KAMU SEDANG MEMBACA
YES I AM IVANNA [END]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🧡] [𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙧𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞! 𝙈𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙢𝙗𝙪𝙧𝙖𝙙𝙪𝙡 , 𝙞 𝙖𝙢 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮!] BACA AJA DULU MEMANG AWALNYA AGAK MEMBOSANKAN SELEBIHNYA GAK TAU...