Bruk!
Bruk!
Bruk!
Jack mencoba mendobrak pintu kayu itu berulang kali, tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda pintu kayu itu akan terbuka. Pintunya masih tertutup rapat.
"Ayo cepat Jack!"
Tak menyerah Jack terus berusaha mendobrak pintu kayu tersebut, tapi sia-sia, pintu kayu itu seperti tidak mau terbuka.
"Maaf nona, ini aneh tapi, pintu kayu ini sulit untuk dirusak," ucap Jack yang menyerah.
Liora menggigit bibir bawahnya kesal. Ia harus memutar otak, mencari cara untuk membuka pintu kayu tersebut.
"Ayo berfikir Liora! Tidak ada waktu lagi!" gumamnya sembari terus berfikir mencari jalan keluar.
Gergaji.
Liora menemukan sebuah cara, yaitu gergaji. Menggunakan gergaji untuk membuka pintu kayu itu.
"Jack kamu cepat keatas ambil gergaji!" Liora menyuruh bodyguardnya Jack untuk naik keatas mengambil benda bernama gergaji tersebut.
"Baik nona." Tanpa basa-basi Jack langsung menurut dan segera berjalan kembali keatas untuk mengambil gergaji yang diminta Liora.
Beberapa menit setelahnya Jack kembali membawa kotak perkakas yang di dalamnya ada gergaji. Jack mengeluarkan gergaji tersebut lalu mengarahkannya ke pintu.
Grenggg! Grenggg! Grenggg! Brumm! Brumm!
Jack mencoba membelah pintu kayu itu menggunakan gergaji, meskipun sedikit sulit tapi akhirnya berhasil.
Akhirnya Liora bisa bernafas dengan lega.
Setelah pintu kayu itu terbuka, yang hanya bisa Liora lihat hanyalah kegelapan, serta tangga yang terbuat dari tanah menjulang kebawah. Dengan ditemani bodyguardnya Jack, Liora tanpa ragu dan takut, ia terus berjalan.
Cukup lama Liora berjalan menuruni anak tangga, sampai pada akhirnya Liora sampai di ujungnya.
"Nona jangan terkejut saat melihat benda yang ada di bawah sana."
Liora sudah mempersiapkan diri, ia tidak akan mundur. Meskipun ada bahaya yang menunggunya di depan sana.
"Ivanna, gue akan selamatkan ibu lo." Liora berjanji.
oOo
"Mereka adalah kedua putri saya. Yang sulung Evelyn, dan yang bungsu namanya Loli." Jesselyn memperkenalkan kedua putrinya.
Mereka bertiga sedang berada di sebuah restoran mewah.
"Jadi tuan muda Perez, ingin meminang putri saya yang mana?" tanya Jesselyn. Wanita paruh baya itu cukup antusias.
Ezar melirik kearah sebelah Jesselyn. Di sana ada Evelyn dan juga Loli. Si sulung hanya memasang wajah datar seperti tidak ada minat sama sekali, dan si bungsu terus tersenyum ramah kepada Ezar.
Memang keduanya cantik-cantik pikir Ezar, tapi sama-sama licik seperti ibu mereka. Seseorang pasti akan dengan mudah tertipu oleh wajah mereka semua.
"Anak kecil saja tau mereka baik atau buruk, bahkan tidak akan ada yang mau bersama mereka, siapa yang tahan dengan orang berwajah dua seperti mereka," batin Ezar.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES I AM IVANNA [END]
Teen Fiction[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🧡] [𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙧𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞! 𝙈𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙖𝙢𝙗𝙪𝙧𝙖𝙙𝙪𝙡 , 𝙞 𝙖𝙢 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮!] BACA AJA DULU MEMANG AWALNYA AGAK MEMBOSANKAN SELEBIHNYA GAK TAU...