Bab 4. Kafe

49 16 18
                                    

Sabtu malam atau kalau memakai istilah anak muda, malam Minggu adalah malam yang panjang. Waktunya para muda-mudi pergi kencan atau setidaknya apel, datang ke rumah pacar. Berbeda dengan anak muda lainnya, Tya justru terdampar di Kafe Teman Sejati yang berada di Jalan Ijen. Dia dipaksa ikut oleh Cecilia dalam pertemuan Geng Siswa Populer sekolah yang diketuai oleh Alfredo, pacar sahabatnya itu.

Tya terpaksa ikut karena Cecilia melancarkan ancaman seperti biasa. "Aku nggak mau ngomong sama kamu lagi dan persahabatan kita selesai sampai di sini kalo kamu nggak mau ikut," ucapnya siang tadi. Karena di sekolah cewek itu hanya memiliki seorang sahabat saja, jadi dia harus tetap ikut.

Kafe yang lagi hits dan baru buka beberapa bulan itu menjadi destinasi utama bagi arek Malang untuk menghabiskan akhir pekan. Kafe itu didominasi warna pastel di bagian dalam, sementara bagian luar didesain semacam taman dengan beberapa bangku ditata sedemikian rupa hingga membuat pengunjung nyaman berlama-lama di sana. Mereka memilih tempat di bagian luar sambil menikmati angin sejuk sore hari.

Meski bukan anggota dari Geng Siswa Populer tersebut, Tya beberapa kali ikut berkumpul karena ajakan dari Cecilia. Namun, tetap saja dia merasa canggung setiap kali bertemu dengan anggota lainnya. Apalagi kalau dia juga harus bertemu dengan Bayu.

Geng Siswa Populer ini dipelopori oleh Alfredo dan Bayu. Tentu saja mereka mendapat dukungan dari orang tua masing-masing selaku donatur tetap dan terbesar di sekolah. Edo, panggilan akrab untuk Alfredo, mencetuskan ide untuk membuat sebuah kelompok elite di sekolah yang menampung siswa-siswa berprestasi agar lebih mudah mengarahkan mereka. Tya yang hanya masuk sepuluh besar di kelas dan tidak pernah membuat prestasi satu pun untuk sekolah, cukup tahu diri untuk tidak masuk dalam jajaran siswa populer tersebut. Sementara sahabatnya merupakan anggota tetap. Cecilia jelas karena dia pacar dari Alfredo dan pernah menjuarai lomba debat Bahasa Indonesia.

Tya sempat ikut basa-basi sebelum semua anggota siswa populer datang. Dia menyingkir saat pembahasan mereka mulai serius. Dari yang Tya dengar, mereka membahas mengenai siswa yang akan ikut dalam olimpiade Kimia tiga bulan lagi. Daripada kehadirannya malah membuat rusuh, dia memilih untuk duduk di meja yang berada di belakang meja mereka. Tya mengeluarkan novel yang selalu dibawanya untuk mengisi waktu luang seperti saat ini, membuka, dan mulai membacanya.

"Tya, kamu sempet jadi siswa kesayangan Bu Yeni, kan?" Tya mendongak saat Brenda, salah satu anggota siswa populer yang tidak pernah suka dengannya bertanya.

"Bu Yeni, guru Kimia? Kata siapa?" Bukannya menjawab, Tya justru bertanya kembali.

"Beliau sering nyebut nama kamu saat mata pelajarannya. Beliau bilang kalo kamu pernah dapet nilai tertinggi satu angkatan waktu ulangan harian kimia kelas sepuluh."

"Itu udah lama banget. Dan cuma sekali itu aja. Kebetulan."

"Ya, tapi tetep aja. Itu artinya kamu jago Kimia. Kamu jadi perwakilan sekolah buat olimpiade Kimia, ya?"

Tya tidak langsung menjawab dan mencoba memikirkannya.

"Siapa tau kamu menang, jadi kamu bisa resmi jadi anggota siswa populer. Daripada cuma ikut kumpul, doang, padahal bukan anggota." Perkataan Brenda membuat Tya dan Cecilia tersinggung.

"Eh, kok jadi bawa-bawa keanggotaan gitu, sih? Tya di sini aku yang ngajak," ucap Cecilia untuk membela Tya.

"Ya, daripada dia cuma ikut-ikutan, kan mending dia nunjukin kalo memang dia berprestasi."

"Eh, nggak gitu juga caranya, dong─"

"Kalian cari siswa lain yang lebih berpotensi bisa bawa kemengan buat sekolah aja. Aku nggak sanggup. Dan kalian tenang aja, aku nggak akan ganggu acara kalian, kok." Tya memotong perkataan Cecilia sebelum sahabatnya itu memulai pertengkaran dengan Brenda.

Troubled Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang