Bab 1. XI IPA 3

154 28 18
                                    

"Apes banget! Kenapa aku harus sekelas sama Bayu Ferdian?" gerutu Tya yang berdiri dengan wajah lesu di depan papan pengumuman yang berada di luar ruang guru.

Tya terus menatap kertas berisi pengumuman pembagian kelas baru untuk kelas sebelas. Dia sudah membaca hingga tiga kali nama-nama yang berada satu kelas dengannya. Tidak ada yang berubah, nama-nama yang tertulis di sana tetap sama seperti sepuluh menit yang lalu.

Siswa lain mungkin saat ini sedang mencari kelas masing-masing dan berebut memilih bangku paling strategis. Namun, Tya belum bergerak satu langkah pun. Tatapannya kosong, pikirannya entah melayang ke mana.

Karena terlalu fokus dengan pikirannya sendiri, Tya tidak sadar jika sahabatnya dari kelas sepuluh datang menghampiri. Cecilia bahkan bertanya berkali-kali tetap tidak mendapat renspons. Hingga akhirnya,  cewek itu berteriak memanggilnya. Tya tersadar dari lamunan dan meminta maaf.

Ekspresi sahabatnya tidak jauh berbeda dengan Tya sebelumnya saat mengetahui pembagian kelas baru dan mereka tidak lagi satu kelas. Terlebih ketika Tya menceritakan siapa yang sekelas dengannya.

Tya tidak bisa membayangkan nasibnya selama dua tahun ke depan harus sekelas dengan Bayu. Cowok itu sering mengganggunya sejak kelas sepuluh dan Tya sangat membenci cowok yang hampir tiap bulan berganti pacar itu. Apalagi Tya pernah melihat Bayu hampir menampar seorang cewek. Namun, masih ada Alfredo yang juga sekelas dengan Tya, setidaknya Cecilia akan sering mengunjungi kelasnya untuk bertemu dengan sang pacar.

Sahabatnya itu memberi semangat agar Tya tetap sabar dan kuat menghadapi Bayu. Setelah beberapa saat berbasa-basi, mereka memutuskan untuk masuk kelas masing-masing sebelum bel berbunyi. Cecilia pergi lebih dulu, sementara Tya masih memastikan sekali lagi daftar nama yang berada di kelas barunya.

Tya berjalan gontai menuju kelas baru yang berada di lantai dua. Suara ribut dari siswa-siswi baru yang mengikuti MOS di lapangan upacara tidak membuat Tya terusik. Cewek itu memikirkan apa yang akan dilakukannya saat bertemu dengan Bayu di kelas.

**

Tya berdiri di depan kelas yang bertuliskan XI IPA 3. Dia menarik napas panjang sambil memejamkan mata lalu mengembuskannya perlahan dengan membuka mata kembali. Dia mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup kencang. Gugup saat akan memasuki kelas baru tanpa sahabatnya lagi. Sama seperti saat dia baru pertama masuk SMA Brawijaya Internasional tahun lalu.

Setelah merasa lebih tenang, Tya memantapkan langkah memasuki kelas barunya. Di dalam kelas sudah terlihat beberapa siswa yang sedang mengobrol dan saling berkenalan. Tya mengenal beberapa dari mereka karena memang sebagian besar adalah teman sekelasnya di kelas sepuluh. Tya hanya menyapa sekadarnya lalu mulai mencari bangku kosong.

Cewek dengan rambut lurus tergerai itu memilih duduk di bangku baris kedua dari depan. Beruntung bangku tersebut masih kosong. Dan dia yakin jika duduk di bangku itu akan terhindar dari Bayu. Bukankah cowok biasanya memilih bangku di baris belakang?

Tya mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kelas dan tidak menemukan keberadaan Bayu maupun Alfredo. Dia mengembuskan napas lega. Setelah duduk di bangkunya, dia segera mengeluarkan sebuah novel dan mulai membaca.

Saat terlarut dalam bacaan, tiba-tiba seseorang menghampiri dan menyerukan namanya. Tya menoleh ke arah orang yang tengah tersenyum lebar menatapnya. Ternyata dia Anya, teman sekelas Tya dari kelas sepuluh.

Cewek yang bernama Anya itu langsung duduk di samping Tya. "Masih kosong, kan?" tanyanya yang langsung mendapat anggukan dari Tya.

Tya dan Anya lumayan dekat dibanding dengan teman-teman lain yang sekarang berada satu kelas lagi dengan Tya. Kebetulan, mereka senasib karena tidak bisa sekelas dengan sahabat masing-masing.

Troubled Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang