Bab 3. Sori

83 20 40
                                    

Semenjak kejadian Bayu menginjak roti milik Tya, cewek itu tidak pernah mau lagi bertegur sapa dengan playboy yang sialnya adalah teman sekelasnya. Dia akan masuk kelas tepat pada saat bel masuk berbunyi, menutup mata dan telinga selama berada di sekolah, dan keluar kelas tepat saat bel pulang berbunyi.

Bukan Bayu namanya, jika menyerah begitu saja dengan sikap yang ditunjukkan Tya kepadanya. Cowok itu selalu mengekor ke mana pun Tya pergi. Walaupun, keberadaannya tak pernah dihiraukan oleh cewek yang benar-benar ngambek itu.

Bahkan, beribu kata maaf yang keluar dari mulut Bayu tidak pernah didengar oleh Tya. Cewek itu seolah menebalkan telinga dari suara cowok resek yang selalu mengusiknya.

Sahabatnya juga memaklumi sikap Tya yang tak acuh dengan keberadaan Bayu di sekitarnya. Cecilia mengerti bagaimana lelahnya Tya menghadapai segala kejahilan cowok itu sejak kelas sepuluh.

Anehnya, kalau memang Bayu tertarik dengan Tya, kenapa cowok itu tidak memanfaatkan waktu yang ada untuk mendekatinya dengan cara wajar? Bukannya malah menjahili dan membuat berang setiap kali bertemu.

Sudah tiga hari Tya tidak mau berbicara dengan Bayu, tetapi cowok itu terus saja mengekor padanya. Sehingga, ada gosip yang menyebar bahwa Tya penyebab Bayu menolak cinta siswi kelas sepuluh dan membuat cewek yang menjadi idola sejak hari pertamanya di sekolah itu selalu bersedih.

"Ty, ini udah hari ketiga, loh. Masak aku masih nggak dimaafin juga? Bukannya, sesama muslim nggak boleh marahan lebih dari tiga hari?" cerocos Bayu yang kali ini mengikuti Tya makan di kantin.

"Ya kamu ngomongnya besok aja. Sekarang masih boleh, dong, Tya nyuekin kamu," sahut Cecilia yang ikut emosi dengan kelakuan cowok yang mengaku telah menyesal atas perbuatannya kepada Tya itu.

Tya tertawa mendengar jawaban dari sahabatnya itu. Sedangkan Bayu hanya mengerucutkan bibirnya tidak terima. Sebenarnya, Tya sudah tidak marah lagi, tetapi dia sengaja memberi pelajaran kepada Bayu agar cowok itu tidak berbuat semaunya sendiri.

"Aku mesti ngelakuin apa, Tya? Biar kamu mau maafin aku dan mau ngomong lagi sama aku?" tanya Bayu lagi pelan, tetapi masih bisa didengar oleh keempat cewek di dekatnya.

"Yang harus kamu lakuin itu ... kamu pergi dari sini," jawab Cecilia.

"Nggak. Sebelum Tya maafin aku," balas Bayu mantap.

"Mampus aja sono," pungkas Cecilia yang langsung membungkam Bayu.

Tya langsung berdiri meninggalkan kantin disusul oleh sahabatnya saat bel masuk berbunyi, tidak memedulikan Bayu yang tetap mengikutinya.

"Ty, tungguin napa?" Bayu mencekal lengan Tya membuat cewek itu menghentikan langkah diikuti oleh ketiga sahabatnya. Mereka baru saja menginjak lantai dua.

"Dia lagi. Nggak ada matinya, ya, kamu gangguin Tya mulu!" sembur Cecilia dengan berkacak pinggang menatap Bayu.

"Biarin, deh, Cil! nggak usah ikut campur," balas Bayu yang membuat Cecilia menekuk wajah.

"Udah, ah, aku balik ke kelas duluan aja. Males liat drama yang sama tiap hari." Cecilia meninggalkan kedua orang yang akan bertengkar itu.

"Eh, kok, ninggalin aku, sih?" Tya pasrah saat melihat sahabatnya pergi.

"Masih ada aku di sini," sahut Bayu yang masih mencekal lengan Tya, membuat cewek itu mengembuskan napas jengah sambil berusaha melepas tangannya dari cekalan Bayu.

Bayu tidak memedulikan penolakan cewek di hadapannya. Cowok itu justru menarik tangan Tya hingga mau tidak mau dia mengikuti langkah Bayu menuju kelas. Semua mata menatap kepada mereka yang terlihat seolah sedang bergandengan tangan.

Troubled Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang