Bab 11. Laporan Dito

30 12 6
                                    

Sore hari memang asyik untuk melakukan olahraga ringan di sekitar rumah. Dito bersama kedua temannya memilih bermain basket di lapangan kompleks. Cowok yang baru duduk di kelas delapan itu ingin sekali menjadi pemain inti tim basket sekolahnya sehingga dia terus berlatih. Apalagi, sekarang dia punya calon kakak ipar yang jago basket. Keahliannya tidak diragukan lagi, calon kakak iparnya itu selalu menjadi pemain terbaik setiap turnamen basket.

Dito tidak segan untuk menceritakan kepada teman sekolahnya jika Bayu Ferdian adalah pacar sang kakak. Maka dari itu, Dito mengajak kedua temannya untuk pergi ke lapangan kompleks agar bisa bertemu dengan Bayu secara langsung. Kebetulan, Bayu memang sering bermain basket di lapangan kompleks, Dito pernah bertemu dengannya beberapa kali. Sayangnya, hari ini Dito kurang beruntung hingga tidak bisa bertemu dengan Bayu.

"Dit, mana Mas Bayu? Kamu nggak bohong soal dia yang pacaran sama kakakmu, kan? Atau jangan-jangan kamu cuma mimpi karena terlalu ngefans sama dia?" ejek salah seorang temannya sambil tertawa.

"Enak aja! Mas Bayu sendiri yang dateng ke rumah terus ngenalin diri jadi pacarnya Mbak Tya."

"Ya terus sekarang mana orangnya?" Dito berubah lesu setelah mendengar pertanyaan itu.

Dito menoleh ke belakang ketika mendengar seseorang berlari sambil mendribel bola. Harapannya sudah melambung tinggi membayangkan Bayu yang datang, tetapi justru sosok Vian yang muncul. Hal itu membuat Dito menekuk wajahnya lagi.

Vian masih mendribel bola hingga ke tengah lapangan, berhenti untuk mengatur napasnya sebentar lalu fokus menatap ring di seberangnya. Setelah mengambil ancang-ancang, Vian melempar bola ke arah ring dan ... masuk.

Kedua teman Dito bertepuk tangan melihat aksi Vian barusan. Sementara Dito yang sudah biasa berlatih bersama cowok itu hanya menatapnya datar. Bahunya merosot dan hasrat untuk latihan pun sudah menghilang terbawa angin.

"Dito, tangkap!" Seruan Vian menyadarkan Dito yang sempat melamun dan dengan sigap langsung menangkap bola tersebut meski akhirnya dadanya sakit karena terbentur keras.

"Fokus, Dit! Katanya mau jadi pemain basket profesional, masak waktu latihan kebanyakan ngelamun?" tegur Vian.

"Iya, maaf."

"Ya udah. Jadi latihan, nggak?" Lalu Vian berpaling kepada dua orang yang berdiri diam. "Kalian temennya Dito? Mau latihan juga?" Mereka mengangguk.

Akhirnya, Dito dan kedua temannya berlatih bersama Vian alih-alih bertemu Bayu. Suasana lapangan kompleks sore ini cukup lengang hingga mereka berempat lebih leluasa menggunakan lapangan tersebut.

Vian memberikan arahan agar Dito dan kedua temannya melakukan pemanasan terlebih dahulu. Kemudian, mereka berlari keliling lapangan sebanyak tiga putaran. Dilanjutkan dengan mendribel bola, melempar bola ke dalam ring, dan terakhir mereka melakukan permainan dua lawan dua.

Dito begitu menikmati permainan hingga beberapa kali tertawa lepas karena berhasil memasukkan bola. Namun, konsentrasinya mendadak buyar saat dia melihat Bayu melintas berboncengan dengan seorang cewek. Dia mengepal menahan marah. Dia tahu bagaimana reputasi Bayu di luar sana. Bahkan, seorang teman Dito pernah cerita jika kakak sepupunya merupakan salah satu korban pesona Bayu, tetapi dia masih memercayai pilihan Tya. Dan sekarang, dia tidak bisa tinggal diam jika kakaknya hanya ditipu oleh Bayu.

"Dit, mau ke mana? Permainan belum selesai," tanya Vian saat melihat Dito berlari meninggalkan lapangan.

Sambil tetap berlari, Dito berteriak, "Aku balik duluan. Ada urusan."

Setelah berlari sekitar tiga menit dari lapangan kompleks, Dito tiba di rumah. Tanpa mengucap salam, dia langsung menerobos masuk. Cowok itu mencari kakaknya yang ternyata sedang menyetrika di ruang tengah. Tya langsung menegur sang adik karena masuk rumah masih mengenakan sepatu.

Troubled Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang