Bab 22. Pisah

21 8 4
                                    

Bayu kembali ke kelas dan tidak menemukan Tya di sana. Terakhir kali sebelum dia keluar kelas untuk pergi ke kantin, cewek itu masih duduk di bangkunya asyik membaca novel. Saat perjalanan ke kantin, dia justru bertemu Reina yang beberapa ini selalu menghubunginya, tetapi tidak pernah dia tanggapi. Cewek itu meminta untuk bicara berdua di lapangan belakang. Akhirnya, dia setuju agar mantan teman SMP pacarnya itu tidak mengganggunya lagi. Dalam perjalanan kembali ke kelas, cowok itu sempat mampir ke kantin dan tidak melihat pacarnya di sana. Dia segera menghampiri Anya di bangkunya.

"Tya ke mana, Nya?"

Anya lagi fokus mencatat sesuatu di bukunya, lalu mendongak menatap Bayu.

"Eh, gimana? Tya?"

Bayu mengangguk.

"Nggak tau juga, deh. Bukannya nyusulin kamu? Solanya tadi aku nggak sengaja liat kamu sama Reina. Pas balik ke kelas, aku bilang sama Tya. Eh, terus dia malah pergi gitu aja. Makanannya aja nggak sempet dimakan," lanjut Anya menjelaskan kepergian Tya sambil terakhir menunjuk makanan teman sebangkunya yang ada di meja.

Bayu berpikir sejenak, nggak mungkin Tya liat atau denger obrolanku sama Reina, kan? "Ya, udah. Makasih." Akhirnya, dia memutuskan kembali ke bangkunya dengan pikiran berkecamuk.

Bayu sempat melihat Reina tengah memperhatikannya. Dia punya firasat kalau cewek itu sengaja mendekatinya lagi untuk mengacaukan hubungannya dengan Tya. Dia hendak menghampiri Reina, tetapi Alfredo menahannya. Kemudian, menuruti Alfredo dan kembali ke bangku mereka.

"Ada yang mesti kita omongin, Bay. Istirahat kedua nanti kita ketemu di lapangan belakang." Bayu mengernyit, meski bingung dengan apa yang terjadi, dia tetap mengangguk setuju.

Tepat saat bel masuk berbunyi, Tya kembali ke kelas dengan wajah ditekuk dan terlihat jelas habis menangis. Bayu berdiri, tetapi lagi-lagi Alfredo menahannya karena guru sudah memasuki kelas. Cowok itu hanya pasrah kembali duduk seraya menahan rasa penasarannya dengan apa yang terjadi kepada sang pacar.

Anya memberitahu Tya jika Bayu mencarinya. Namun, karena belum siap bertemu dan bicara dengan Bayu, pada jam istirahat kedua cewek itu langsung keluar kelas tanpa memedulikan cowok yang ingin bicara dengannya.

Bayu harus menahan rasa penasarannya lebih lama lagi karena Alfredo sudah memberi kode agar mereka ke lapangan belakang. Sesampainya di sana, Alfredo langsung membombardir Bayu dengan pertanyaan.

"Jadi, kamu udah berhasil narik perhatian Reina? Terus apa yang kalian omongin? Mau balikan lagi sama cewek itu? Nasib Tya gimana? Katanya nggak mau ngelepas dia? Jangan kira aku nggak tau kamu diem-diem ketemu sama Reina."

Bayu memejam sambil menekan pelipisnya, mendengar pertanyaan Alfredo membuat kepalanya sakit.

"Dan parahnya, Tya kayaknya juga tahu kamu ketemuan sama Reina."

Perkataan Alfredo barusan makin membuat kepala Bayu nyut-nyutan. Kini cowok itu yakin kalau penyebab Tya menangis tadi ada hubungannya dengan dirinya dan Reina.

"Berengsek! Aku sama Reina nggak ada apa-apa. Dia emang ngajak ngomong tadi dan udah beberapa hari ini dia ngubungin aku lagi. Tapi, sumpah, Do, aku nggak pernah sekalipun ngeladenin panggilan dari dia. Makanya dia nekat buat ngomong di sekolah. Dan jelas, aku nggak mau kalo sampek dia ngomong macem-macem sama Tya. Makanya, aku setuju buat ngomong sama dia."

"Goblok! Dengan kamu nemuin Reina itu sama aja kamu ngajak perang Tya."

Bayu meremas rambutnya. "Sial! Apa mesti aku jelasin sama Tya?"

Alfredo menepuk pundak Bayu. "Itu urusanmu. Yang jelas, aku udah pernah kasih peringatan."

Mereka kembali ke kelas dan lagi-lagi Bayu tidak menemukan Tya, cewek itu belum kembali.

Troubled Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang