Bab 18. Turnamen Basket

21 9 3
                                    

Semenjak pemberitahuan mengenai syarat terbaru dari penerima beasiswa, Bayu makin rutin datang ke rumah Tya setiap hari untuk belajar bersama. Hanya itu yang bisa dilakukannya untuk membantu sang pacar agar bisa memenuhi syarat tersebut. Cowok itu tahu jika pacarnya berhak mendapat peringkat lebih tinggi dari yang selama ini didapatnya.

Bayu dan Alfredo sudah mencoba bicara dengan Brenda, tetapi cewek itu tetap kekeh tidak mau mengubah saran yang sudah diberikan kepada kesiswaan. Toh, dia hanya memberi saran dan yang memutuskan tetap pihak sekolah. Jadi, kalau keputusan sudah diambil, tidak ada yang bisa mengubahnya lagi. Bayu tidak dapat berbuat apa-apa lagi karena dia mendapat info dari mamanya jika ayah Brenda terpilih sebagai ketua yayasan yang baru, menggantikan ketua yayasan sebelumnya yang telah pensiun. Pantas saja cewek itu selalu membantah keputusan yang dibuatnya maupun Alfredo.

Memasuki pertengahan semester, siswa-siswi SMA Brawijaya Internasional disibukkan dengan ujian tengah semester. Dalam kurun waktu lima hari, pemandangan sekolah dihiasi dengan para siswa yang membawa buku ke mana-mana, mereka sibuk menghafal rumus maupun setiap materi yang telah diberikan oleh guru selama tiga bulan terakhir. Perpustakaan yang biasanya sepi, mendadak ramai dengan kunjungan siswa yang ingin meminjam buku latihan soal ataupun buku pelajaran yang mereka tidak miliki.

Para penggemar Bayu yang terkadang masih saja mengganggu Tya sepertinya belakangan ini sudah lelah. Mereka lebih memilih untuk menerima kenyataan jika idola mereka benar-benar berpacaran dengan cewek itu. Karena sudah hampir lebih dari tiga bulan belum ada tanda-tanda mereka akan berpisah. Justru pasangan itu makin dekat dan tidak terpisahkan.

Reina juga mengesampingkan tujuannya untuk membalas Tya. Dia lebih takut jika nilainya tidak tertolong dan akhirnya mendapat amukan dari sang ayah. Dia hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk menjawab semua soal yang diberikan, terlepas dari jawaban itu benar atau salah. Dia memang satu ruangan dengan mantan teman SMP-nya itu, tetapi tempat duduk mereka begitu jauh. Reina berada tepat di depan meja guru, sementara Tya berada di bangku paling ujung belakang. Dan cewek itu sudah tidak mempan dengan ancaman yang diberikannya.

Setelah melalui satu pekan berkutat dengan soal-soal ujian, tibalah pada hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa SMA se-Kota Malang. Terutama bagi tim basket masing-masing sekolah, kini saatnya menunjukkan kemampuan mereka dalam turnamen basket setelah latihan berbulan-bulan. SMA Brawijaya Internasional menjadi tuan rumah selama babak penyisihan. Hari ini, merupakan jadwal pertandingan antara SMA Brawijaya Internasional dengan SMA Widya Tama.

Tya bergegas ke lapangan saat mengetahui sekolah Vian yang menjadi lawan sekolahnya. Cewek itu hendak menyebrang ke sisi lapangan yang lain untuk bertemu dengan teman sekaligus tetangganya itu, tetapi Bayu mencegatnya.

"Mau ke mana?"

"Mau ketemu Vian bentar. Udah lama nggak ketemu. Minggir, deh, Bay." Tya mencoba melewati Bayu, tetapi cowok itu justru terus menghalanginya.

"Di sini aja. Bentar lagi mulai. Kamu nggak mau dukung sekolah sendiri?" Bayu bertanya seraya memegang pundak Tya, sedikit menunduk untuk menatap cewek di depannya itu.

"Bentar, doang, Bay. Aku pasti bela sekolah sendiri, kok. Abis ngobrol bentar sama Vian aku balik ke sini. Janji." Tya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Akhirnya Bayu minggir dan membiarkan Tya lewat. "Bentar aja, ya. Aku liatin dari sini."

"Iya, ih. Bawel!" Tya langsung berlari menyeberangi lapangan menuju tempat tim SMA Widya Tama. Vian yang melihatnya segera berdiri untuk menyambut.

"Vian! Ya ampun! Rumah kita, tuh, sebelahan, tapi kenapa kita jarang ketemu sekarang?" sembur Tya saat berada di hadapan Vian. Sementara di seberang mereka, Bayu terus memperhatikan sambil melakukan pemanasan.

Troubled Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang