Bab 2. Benci

89 19 22
                                    

Tya dan sahabatnya berkumpul di kantin menanti pesanan mereka. Dia sedang asyik merebahkan kepala di atas meja pada jam istirahat pertama, sebelum Cecilia datang menjemput ke kelas. Mau tidak mau, cewek yang hari ini memakai kardigan biru itu akhirnya ikut ke kantin.

Empat hari sejak kelas sebelas dimulai, Bayu selalu mengganggu Tya. Mulai dari sekadar ejekan hingga tindakan yang membuat cewek itu terlihat seolah mencari perhatian Bayu. Tya yakin, belum genap satu bulan sekelas dengan cowok beken itu, dia sudah mendapat musuh hampir separuh dari siswi di sekolahnya.

Kemarin lusa, tepatnya hari kedua MOS, ada siswi kelas sepuluh yang menyatakan cinta kepada Bayu di kantin. Cewek itu manis dan pintar bermain biola─seperti kabar yang beredar sejak hari pertama MOS─tentu saja dia sepadan jika bersanding dengan cowok yang menjadi idola di sekolah. Namun, Bayu justru menolak dan menarik Tya─yang sialnya, saat itu sedang semeja dengan cowok itu─pergi bersamanya. Dia yakin jika siswi kelas sepuluh itu diam-diam menaruh dendam kepadanya. Karena saat beberapa kali tatapan mereka bertemu, Tya seolah merasakan aura pembunuh dari sinar mata adik kelasnya itu.

Sejak hari itu, desas-desus tentang Tya yang menggoda Bayu mulai beredar. Cewek itu memilih untuk menghindari Bayu. Tetap saja cowok itu selalu punya alasan untuk berada di sekitarnya.

Terkadang, Tya lebih memilih absen berkumpul bersama sahabatnya dan lebih sering bersama Anya. Karena sahabatnya itu tergabung dalam Geng Siswa Populer bersama dengan Bayu. Apalagi, cowok itu selalu bareng Alfredo yang merupakan pacar Cecilia. Otomatis, kalau Tya bersama ketiga sahabatnya, Bayu selalu hadir. Hingga Anya curiga dan bertanya kepadanya, "Kenapa nggak kumpul bareng Cecilia? Biasanya kalian berdua selalu bareng dari kelas sepuluh." Dan Tya hanya bisa membalas dengan mengatakan, "Enggak apa-apa. Sekali-kali nggak bareng. Dia juga punya kesibukan sendiri." Kemudian, Tya tersenyum untuk memperkuat alasannya.

Bahkan, sesekali dia memilih diam di kelas untuk menghindari cibiran dari siswi-siswi lain yang melihat Bayu selalu menempel kepadanya. Namun, tetap saja cowok itu berhasil menemukannya.

"Eh, ketemu lagi. Kamu, kok, ada di mana pun aku ada?" Bayu baru tiba di kantin bersama Alfredo dan langsung duduk di hadapan Tya, membuat cewek itu menekuk wajah.

"Aku curiga, jangan-jangan kamu sengaja ngikutin aku. Di kelas belum cukup buat ketemu sama aku?" oceh cowok itu dengan tidak mengurangi tingkat kepedeannya.

Tya berusaha sabar untuk tidak membalas setiap ucapan dari cowok resek di hadapannya itu. Apalagi, mulai terdengar beberapa siswi saling berbisik membicarakannya. Bayu tidak peduli dengan ekspresi yang ditunjukkan Tya sejak kedatangannya, dia malah sempat menebar pesona kepada cewek-cewek yang sengaja lewat dekat meja mereka. Hingga cewek itu tidak dapat bersabar lagi saat pesanan mereka datang.

Tiba-tiba, Bayu langsung menyerobot pesanan Tya. Tanpa memedulikan delikan dari cewek di hadapannya dan tatapan tajam dari kedua temannya yang lain, cowok itu tetap menyeruput es teh dan menyuapkan siomay ke dalam mulutnya dengan santai.

Nafsu makan Tya seketika hilang. Cewek itu langsung berdiri dan meninggalkan kantin.

"Kamu, sih. Resek!" semprot Cecilia sambil berdiri hendak menyusul Tya.

Bayu menghentikan Cecilia dan menawarkan diri untuk menyusul teman sekelasnya itu.

Belum habis masalahnya dengan Bayu, Tya masih harus berhadapan dengan Reina. Siswi baru di kelasnya itu selalu memberikan tatapan tajam dan menusuk. Seperti saat ini, mereka berpapasan di pintu kantin dan Tya langsung kabur sebelum cewek itu berhasil mengajaknya bicara. Dia tidak mau kejadian saat SMP terulang lagi.

Tya berjalan di koridor lantai satu. Saat akan menaiki tangga menuju kelas di lantai dua, ponselnya berbunyi. Dia segera mengangkat panggilan tersebut setelah melihat nama yang tertera di layar ponsel.

Troubled Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang