Bab 23. Hari Tanpa Dia

22 8 5
                                    

Dua minggu sudah berlalu sejak hari perpisahan antara Tya dan Bayu. Berita tersebut langsung menyebar ke seluruh sekolah. Namun, cewek itu masih tidak baik-baik saja. Para penggemar mantan pacarnya─kalau bisa dibilang begitu─memang sudah tidak mengganggunya lagi, tetapi mereka masih tetap menggosipkan dan membanding-bandingkan dia dengan Reina. Kabar mantan teman SMP-nya yang ternyata adalah mantan pacar Bayu juga sudah sampai pada telinga siswa-siswi di sekolahnya. Dia jadi terlihat sering melamun hingga Anya dan Cecilia ikut prihatin. Sahabatnya itu lebih sering mengajak cewek itu ke Kolong Langit sebagai upaya menghindari gosip-gosip tersebut.

Keadaan Bayu tidak jauh berbeda dengan Tya, bahkan bisa dikatakan jika keadaan cowok itu lebih parah. Dia seolah mati rasa, setiap ada cewek yang mendekatinya tidak pernah mendapat respons berarti. Cowok itu juga menjadi jauh lebih tempramen. Jika ada yang tidak cocok dengannya, pasti langsung marah. Yang lebih sering merasakan amukan cowok beken sekaligus ketua tim basket sekolah itu adalah anggota timnya sendiri.

Alfredo lebih sering mendapat tugas sebagai pengawal Bayu. Karena jika membiarkan cowok yang tengah patah hati itu jalan sendirian, bisa-bisa memakan korban tak bersalah. Pernah suatu hari dia berjalan di taman tempat terakhir bersama Tya, cowok itu melihat sepasang kekasih sedang bertengkar dan dia hampir membuat si cowok babak belur kalau saja Alfredo tidak datang tepat waktu.

Hari-hari itu terus berjalan selama dua bulan, bahkan Tya hampir menyerah untuk band sekolah. Dia tidak bisa berkonsentrasi saat latihan, hingga sering membuat kesalahan. Namun, dia sadar jika keberadaannya masih sangat dibutuhkan, apalagi festival musik se-Malang Raya tinggal dua bulan lagi. Dia harus bisa mengesampingkan kepentingan pribadinya demi grup band sekolah yang berada di ujung tanduk. Beruntung, Gilang dan anggota band lainnya bisa memaklumi. Kakak kelasnya itu dengan sabar memberi pengarahan dan mengimbangi permainan kibor dari cewek itu yang masih terkesan kaku dan sering keliru. Cewek yang sudah berhasil masuk lima besar di kelas itu jadi lebih bersemangat untuk membawa nama grup band sekolahnya menjadi pemenang.

Tidak terasa sekolah memasuki masa ujian akhir semester satu. Kini Tya lebih sering belajar sendiri di rumah, meski kadang dia harus mengajari Vian juga. Cewek itu merindukan sosok Bayu saat mengajarinya Matematika. Meski cowok itu sudah tahu jika Tya tidak perlu bimbingannya lagi, tetap saja dia datang ke rumah cewek itu tiga kali seminggu, berbeda dengan waktu apel di malam Minggu. Cowok itu dengan telaten menjelaskan materi dan memberikan latihan soal yang membuat sang pacar makin lancar mengasah kepintarannya. Kini, cewek itu hanya duduk sendiri di meja belajarnya sambil mengerjakan latihan soal di buku pemberian Bayu.

"Mbak, Bayu ke mana, kok, nggak pernah ke sini lagi?" tanya Ratih suatu ketika saat Tya dan Bayu sudah berpisah selama satu bulan.

Setelah Tya menjawab jika hubungan mereka telah bubar, mamanya tidak pernah menanyakan lagi keberadaan Bayu. Ratih paham bahwa putri pertamanya sudah memasuki fase dewasa dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya.

"Mbak, Mas Bayu, kok, nggak pernah keliatan lagi di lapangan kompleks? Aku masih mau latihan basket sama dia." Pertanyaan yang sama datang juga dari Dito.

Tya jadi tahu informasi mengenai mantan pacarnya itu. Rupanya bukan hanya di sekolah cowok itu terlihat berubah, melainkan di luar sekolah juga. Atau mungkin, dia sengaja menghindari semua orang yang berhubungan dengan Tya?

Cewek itu teringat ketika mendatangi turnamen basket antar SMP bersama Bayu. Saat itu Dito ditunjuk sebagai pemain inti sekolah dan berhasil membawa sekolahnya lolos hingga babak perempat final. Dia senang melihat adiknya bisa mewujudkan keinginan untuk menjadi pemain inti dalam tim basket sekolah. Dan semua itu berkat latihan keras yang diberikan oleh Bayu setiap akhir pekan. Cewek yang saat itu memakai kardigan warna cokelat tersenyum melihat wajah sang pacar memancarkan kebanggaan terhadap adiknya.

Troubled Couple [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang