Ruang aktor sejenak!
Terimaaacih yang udah baca sampai sejauh ini, beribu-ribu makasih:)
Jangan lupa vote ya, share juga boleh hehe.
Maaf kalau typo dimana-mana.
Maaciiih juga yang udah berjauh sejauh ini.
Tetep semangat yaa!!!!
Mari kita membaca dengan tenang.•́ ‿ ,•̀
[ Play song : Mantan Terindah- Raisa ]
.......
༎ຶ‿༎ຶ
Setiap cerita pasti ada ujungnya.
-AngAngkara keluar dari kamarnya menuju dapur, melihat Gia yang sedang memasak di dapur membuat Ang lega sebab Gia baik-baik saja.
"Mau masak apa?" tanya Angkara kepada Gia adiknya.
"Makanan kesukaan Abang. Udah rapih aja, mau berangkat ke kampus?"
Ang mengelus pelan rambut adiknya yang sudah berseragam sekolahnya.
Lalu Ang duduk di meja makan, menunggu adiknya selesai memasak untuknya.
"Bibi kemana?"
"Belanja, katanya untuk keperluan sebulan." Jawab Gia sambil manaruh sepiring nasi goreng di meja makan.
Saat Gia hendak makan suapan pertama ia berhenti dan melihat Angkara."Kenapa Gia?" tanya Angkara.
Gia menundukkan kepalanya, ragu ingin mengucapkan permintaanya kepada Abangnya.
"Ngomong aja apa, Abang gak kira marah,"
"E-em, Gia mau di antar ke sekolah sama Abang boleh?"
"Boleh dong, yaudah lanjut makannya. Habis itu kita berangkat bareng."
Gia tersenyum senang atas jawaban Abangnya, selama ini Gia jarang di antar oleh Ang sebab kondisi Mamanya yang setiap pagi selalu membutuhkan Abang.
Angkara selesai menghabiskan makanannya langsung mengambil kunci mobilnya, menuju parkiran mobil. Gia mengambil tas mengikuti dari belakang.
Sampai di parkiran, supir pribadi yang di suruh Ang saat ini telah membersihkan mobil yang akan digunakan untuk mengantar dan menjemput Gia ke sekolah.
"Eh pak Ardi, besok saja mulai berkerjanya soalnya hari ini Gia saya yang antar. Mohon maaf saya ngerepotin bapak pagi ini," permohonan maaf Angkara saat pak Ardi melihat ke arahnya
Pak Ardi tersenyum sambil menundukan kepala " Tidak apa tuan,"
Angkara membuka pintu mobil untuk adiknya, setelah Gia masuk ke dalam mobil. Angkara berjalan memutar, menuju kemudi lalu menjalan mobil ke jalan raya kota, tujuan pertamanya adalah sekolah Gia.
Sudah lama dirinya tak pernah mengantar Gia ke sekolah atau pun menjemputnya, dari mulai Mamahnya mengalami depresi. Untung saja Gia adalah gadis yang tumbuh mandiri, jadi Angkara sedikit lega adiknya bisa bertahan saat dunia tak bisa di ajak kerja sama.
Saat adiknya berumur 15 tahun, sangat di sayangkan dia melihat kelakuan Ayahnya yang tidak seharusnya. Begitu banyak pedoman yang Angkara lontarkan, juga banyak kalimat pula untuk menguatkan adiknya bahwa pada saat, Ayahnya pergi dan Mamahnya mengalami depresi, hidupnya akan baik baik saja selama ada Angkara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKARA | Ongoing
Romancesemua tidak akan bertahan lama. jika tidak sebab usia, sebab perubahan manusia. yang akan ada sampai akhir. adalah diri sendiri. -Angkara- ... © Imas Udhatur Rohmah Di mohon untuk plagiat!!! Jangan mendekat🥺 Karena saya sulit, untuk menulis ini🤍 D...