mari berkenalan dengan sejarah terbentuknya geng Angkara bernama Gandara.
Jangan lupa saat ini malam minggu hehehe
Dan maaf kalau minggu lalu libur, lagi bener-bener buntu gabisa nulis entar hasilnya gak ngefeel ke kalian hehe.
Tapi sekarang kayaknya aku bisa deh nyapa kalian lewat updatetan part ini.
Jadi bisa nemenin kalian malam minggu ini hehe.
Salam kenal Angkara, selamat datang, lo masuk ke dalam dunia gue.
- Bragas.
Angkara membuka pintu rumah berukuran sedang, yang berada di tengah kota dengan sedikit masuk ke dalam gang sempit. Sangat jauh dari bising kendaraan.
Angkara membuang tas yang ia pegang dari tadi, membuangnya ke sembarang tempat dekat meja utama di rumah itu.
Ada salah satu resleting kantung tas Angkara yang sedikit terbuka, beberapa foto jatuh dari dalam kantung tas itu. Angga yang sedang duduk di kursi melihat asing beberapa foto yang tergelak di meja.
"Ang, foto Bragas sama lo masih di simpen?" ujar Angga sambil melihat Angkara yang membuka kulkas mengambil menuman bersoda.
"bisa gak sih, tuh mata gak usah lihat apa yang gak penting!!!" jawab Angkara langsung memasukan kembali beberapa foto yang sempat tergeletak di meje, akibat resleting yang sedikit terbuka.
"yaelah selow napa Ang. Gue juga gak berniat nyolong foto elo kok," nada bicara Angga terlihat kesal akibat perbuatan Angkara yang langsung memasukan foto itu kembali kedalam tas.
"Nga, hargai privasi Ang dong." Ujar Badi yang baru saja duduk sambil membawa buku di deket Angga.
Angkara memilih duduk di dekat jendela rumah sambil mengecek ponselnya.
"ya masak, gue harus maen game sambil nutup mata. Terus tadi juga gak sengaja ngeliat akibat mau ambil minum di sebalah tas Ang" ujar Angga membela diri.
"udah deh Nga, lo idup aja udah salah. Gausa membela diri gitu" ujar Dikta ikut menghakimi Angga.
"jangan gitu arek-arek sama mas Angga. Entar dia kenal mental breakdown bawa ke psikiater gimana? Tapi emang mas Angga salah soh, kan itu privasi mas Ang mas. Matanya bok di kontrol dululah, gak sopan blas" ujar Sakta.
"Buahahahaha si Sakta aja ngalahin lo Nga. Siap-siap aja lo di hukum pancung" ujar Dikta sangat senang ketika Angga terbully oleh semua orang.
"Anjing lo pada. Gak suka gue gini nih, kayak emang gak ada gunanya gue disini." Ujar Angga dengan membawa tasnya dan beranjak menuju pintu.
Angga benar-benar berniat untuk keluar dari rumah itu karena marah, tetapi tina-tiba Angkara memanggil Angga. Dengan raut wajah tetap kesal Angga menoelh kea rah Ang.
"Lo mau kemana?" tanya Angkara
"apa urusan lo?" jawab Angga yang sudah emosi.
"gue niti anjing, laper belum makan. Apa aja yang penting halal. Ujar Angkara yang menatap Angga dengan tenang tanpa takut dengan tatapan dingin Angga kepadanya.
"Asuh lo ya Ang . gak gini caranya asuh. Ada pesan antar, sekalian dua sama gue." Angga pun tidak jadi keluar karena satu kata 'makanan'
"lah lo gak jadi keluar?" tanya Adapta yang baru saja keluar dari toilet.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKARA | Ongoing
Romancesemua tidak akan bertahan lama. jika tidak sebab usia, sebab perubahan manusia. yang akan ada sampai akhir. adalah diri sendiri. -Angkara- ... © Imas Udhatur Rohmah Di mohon untuk plagiat!!! Jangan mendekat🥺 Karena saya sulit, untuk menulis ini🤍 D...