masih dalam cerita flashback
selamat membaca.
"Kamu gak mau, punya pacar?" Tanya Ila kepada Angkara.
Saat mereka berdua, telah sampai di toko kue. Memilih kue, untuk ulang tahun Gia. Adik dari Angkara, yg skrg berumur 14 tahun. Sangat menyukai kue coklat, dengan beberapa keju di sekitarnya.
"Gia suka kue model ini gak ya?" Tanya Angkara mengalihkan topik pembicaraan, sambil menunjuk salah satu kue. Di estalase tempat beberapa kue tart yang sudah jadi.
Ila melihat arah tunjuk, tangan Angkara. Berpikir sejenak, apakah anak perempuan berumur 24 masih menyukai tokoh kartun Disney?
"Gia, masih suka nonton kartun Disney?" Tanya balik terkejut karena kue yang Angkara pilih adalah kue bermodel anak-anak dengan wajah kartun disney, Ila kepada Angkara.
Angkara menggeleng, dirinya hanya memilih apa yang ada didepan matanya agar lebih cepat selesai. Tidak tahu, bagaimana seleranya Gia. Yang paling penting adalah, kue itu rasanya enak saat dimakan.
Ila meninggalkan Angkara di estalase bagian depan toko, dirinya lebih memilih mereques bagaimana bentuk kue ulang tahun untuk Gia.
Angkara duduk di samping jendela toko kue, sambil memainkan ponselnya. Ada satu pesan dari Ayahnya.
Mama :
Kak, cepat pulang. Gia nunggu kita supresin. Takut entar, keburu nangis. Soalnya pada lupa.
Angkara membacanya dengan tertawa. Memang benar, adiknya mudah sekali menangis. Apalagi karena keluarga, untuk Angkara itu adalah hal wajar. Dimana Angkara, masih bisa membuatnya tertawa.
Dulu saat Angkara berumur 7 tahun dan Gia berumur 4 tahun. Gia pernah menangis akibat, ditinggalkan oleh Angkara yang sudah memasuki sekolah dasar. Ila mencoba menenangkan Gia, dengan cara berjanji jika nanti pulang sekolah. Angkara akan membawa sesuatu yang akan, membuat Gia senang.
Gia yang awalnya menangis, langsung tersenyum akibat rayuan Ila. Sama halnya sampai sekarang, jika Angkara melakukan kesalahan. Pasti Ila yang akan membantu merayu Gia, untuk memaafkan Angkara.
Ila adalah jalan tengah, keakraban dua kakak beradik itu. Jika tidak ada Ila, jadilah canggung diantara mereka berdua.
"Ang, udah jadi. Ayok pulang" ujar Ila yang menghentikan lamunan Angkara.
Angkara tersenyum dan mengambil alih, kantong plastik berisi kue tart di tangan Ila. Untuk dirinya bawa, sampai mobil.
Saat mereka sudah berada di dalam mobil, Angkara melihat Ila yang sangat senang melihat logo toko kue yang tadi mereka hampiri.
"kamu suka toko kuenya?" tanya Angkara
"iya, bagus. Suka, tempatnya nyaman banget. Aku mau" jawab Ila dengan semangat
"kamu mau toko kuenya?"
"iya"
"yauda besok aku beli toko itu, kalau bisa" ujar Angkara
"bukan gitu maksud Ila, Angkara. Aku mau sehabis lulus buat toko bunga seperti itu"
"kok jauh sih La, dari toko kue ke toko bunga?"
"hehehe konsepnya mau sama, tapi tokonya beda"
"semoga tercapai yah"
"Angkara pasti wujudkan bukan?"
"pasti"
Ila tertawa disepanjang perjalanan menuju ke rumah Angkara, tertawa karena bagaimana ketikdak mungkinan. Disitu akan di pastikan terwujud karena adanya Angkara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKARA | Ongoing
Romancesemua tidak akan bertahan lama. jika tidak sebab usia, sebab perubahan manusia. yang akan ada sampai akhir. adalah diri sendiri. -Angkara- ... © Imas Udhatur Rohmah Di mohon untuk plagiat!!! Jangan mendekat🥺 Karena saya sulit, untuk menulis ini🤍 D...