Ang | 14

17 1 0
                                    

flashback memories

flasback hubungan Sasa dengan Ang...........

Angkara mengeluarkan sepeda motor dari bagasi rumahnya, mama yang sedang membenarkan dasi ayahnya dan adiknya yang sedang menunggu supir untuk berangkat menuju sekolah.

Pada saat itu, tepat Ang kelas sebelas SMA.

Hubungan keluarganya juga masih baik-baik saja, ayahnya yang masih harmonis dengan mamanya. Masih belum ada bodyguard atau aturan-aturan yang membuat Ang hampir, gila. Juga kesehatan mental mamanya yang masih baik-baik saja, belum mengetahui hubungan gelap Ayahnya.


Berangkat menuju sekolah, menggunakan sepada motor. Mampir, menjemput Ila dirumahnya. Dengan senang hati, Angkara membuka gerbang rumah Ila.

Didalam rumah kecil nan nyaman itu. Ada nenek Ila juga Ila yang sedang menyantap sarapan.

"Udah sarapan cah Bagus?" Tanya Nenek Ila kepada Angkara. Yang sedang berjalan menuju, meja makan dekat dapur setelah membuka gerbang dan pintu rumah Ila.

"Udah kok Nek, tadi sama Ayah, Mama juga Gia." Jawab Angkara sambil duduk disebelah Ila yang sedang menikmati sarapannya.

Ila tersenyum.

"Ayo nduk. Cepetan, kasian cah Bagus nunggu kamu terus tiap pagi" goda Nenek Ila yang melihat Ila hanya senyam-senyum akibat kedatangan Angkara.

"Ngeh Nek" jawab Ila langsung menepuk kepalanya Ang. Untuk berhenti menggodanya.

Setelah itu Angkara dan Ila pamitan kepada Nenek. Untuk berangkat menuju sekolah.

Angkara yang mulai dari kecil, hanya mempunyai Ila. Sudah sangat, bersyukur sekali. Angkara memang cukup populer, disekolahnya. Akibat wajahnya, namun Angkara sendiri tidak mau. Mengambil pusing. Dengan masih ada Ila, Angkara sudah tidak butuh berteman dengan siapapun.

Sampai di gerbang sekolah, Angkara menuntun motornya menuju tempat parkir.

"Jangan, kamu tunggu di koridor aja" pinta Angkara saat Ila ingin mendorong motornya.

Bukan Angkara, melarang atau pun tidak ingin Ila membantunya. Hanya saja, untuk memarkirkan sepeda motornya cukup hanya Ang saja. Tangan Ila, sudah berkerja keras membereskan rumah pasti pagi tadi.

Motor Angkara, sudah rapih diantara motor lainnya. Langsung menuju koridor, tidak ingin membuat Ila menunggu sangat lama.

"Ayok" ucap Angkara dengan mengandeng tangan Ila, menuju ke tangga atas kelas mereka.

Ila hanya menggeleng, pasrah memang kelakuan Angkara selalu saja begitu setiap harinya.

Didepan kelas, Ila sudah disambut oleh Casandra yang menunggunya didepan pintu kelas.

Casandra berlari ke arah Ila dengan merentangkan tangan, ingin memeluk tubuh Ila. Dengan cepat, Angkara menahan dengan memegang kepala Casandra. Benar, Casandra yang kecil sudah berhenti berlari akibat. Kepalanya yang dipegang sangat kuat oleh Angkara.

"Ihhh kebiasaan deh" kesal Casandra dengan memanyunkan bibirnya. Sok imut didepan Angkara juga Ila.

"Ila mau masuk, naruh tas. Lo main peluk aja, udah sono ih. Ganggu Lo tuh" serkah Angkara membawa Ila pergi dari depan kelas.

"Angkara!!! LO TUH LIBURAN PANJANG KEMARIN UDAH SAMA ILA YAH. SEKARANG GUE DONG, GANTIAN. JANGAN SERAKAH" teriak Casandra didepan kelas, saat dirinya diabaikan oleh Angkara juga Ila.

ANGKARA | OngoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang