masih dalam cerita flashback
selamat membaca.
Ramai, semua orang senang. Kecuali saya.
Pagi hari saat semua kelas sudah dihias, sama halnya dengan kelas-kelas lainnya. Ila hanya duduk diam, disamping Angkara yang terlihat bodo amat. Melihat teman sekelasnya, mondar-mandir membawa perlengkapan. Sibuk untuk merayakan ulang tahun sekolah, yang akan ada pensi di tengah lapangan. Jam sepuluh ke atas.
"Ang, gak bantuin?" Tanya Ila kepada Angkara
"Mending nemenin kamu, disini. Jagain biar kamu tetep aman"
"Ang, aku bukan anak kecil lagi. Aku udah bisa jaga diri"
"Aku gak mau nyesel nanti, mending aku selalu didekat kamu"
Angkara tetep bersikeras untuk tetep duduk di bangku, sebelah Ila. Takut jika terjadi sesuatu yang memang tidak diinginkan nantinya, masalah membuat kelas menjadi indah. Tugas 38 temen kelas lainnya, mampu menyelesaikan sampai wali kelas datang.
Casandra membantu memasang sepanduk didepan kelas, hari ini adalah peringatan hari ulang tahun sekolah sekaligus pentas seni. Ada beberapa alumni datang ke sekolah, beberapa kelas sebelas. Deretan kelas sebelas IPS, juga mengadakan bazar di dalam kelas mereka masing-masing.
Berhubung kelas Casandra, Ila juga Angkara. Tepat berada didepan lapangan, tempat strategis untuk berjualan. Ketua kelas juga wali kelas, menarik irian untuk membuka bazar. Hasil jualan 100% akan disumbangkan kepada panti asuhan, yang akan diadakan saat hari Minggu esok.
Satu jam, terlewatkan untuk menghias kelas terlihat menarik. Jika dikunjungi, beberapa meja dan kursi tempat menunggu juga tersedia di depan kelas.
Di dalam kelas hanya ada beberapa orang memasak, juga mempersiapkan barang dagangan. Menjual juga beberapa orang menjaga, bila saja ada pencurian.
Angkara dan Ila hanya duduk diam di bangku pojok terakhir, yang lain sangat sibuk. Berlalu-lalang kesana kemari, sebab bazar kelas.
Hebatnya tidak ada yang menegor Angkara dan Ila yang hanya diam saja, hanya ada beberapa temen kelas melihat dan tersenyum tanpa memarahi.
Ketua kelas pun hanya diam, tidak menghiraukan Angkara yang diam hanya melihat sekelilingnya dan juga Ilaa yang hanya fokus membaca buku bacaannya.
Angkara juga tidak peduli, dirinya hanya diam. Asal tidak ada yang menganggu Ila, cowok yang dingin kepada semua orang namun pengecualian untuk Ila, nenek Ila dan juga keluarganya.
Itu sudah menjadi prinsip jalan hidup Angkara, asal semua orang tidak menyakiti apa yang Ang punya. Dia akan diam, bodo amat dan tidak peduli.
Acara pensi sekolah semakin siang, semakin ramai. Bazar kelas mereka juga sangat ramai mengunjung, dari adik kelas. Kakak kelas, juga seangkatan semua ingin membeli bazar kelas Angkara.
Para alumni juga bisa dilihat banyak sekali yang masih duduk didepan kelas, menikmati humberger yang diperjual belikan di bazar kelas Angkara.
Ketua kelas yang sedari mondar-mandir tidak ada yang membantu, mengambil air. Untuk membersihkan piring-piring kotor bekas wadah humberger.
Ila yang melihat itu sangat iba, masing-masing temannya juga sibuk kesana-kemari. Dengan tugasnya masing-masing, Ila memandang Angkara yang tetap saja menaruh kepalanya di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKARA | Ongoing
Romancesemua tidak akan bertahan lama. jika tidak sebab usia, sebab perubahan manusia. yang akan ada sampai akhir. adalah diri sendiri. -Angkara- ... © Imas Udhatur Rohmah Di mohon untuk plagiat!!! Jangan mendekat🥺 Karena saya sulit, untuk menulis ini🤍 D...