Ang|3

58 6 3
                                    


Play : Yang terdalam - peterpen☾


Gimana? Udah bahagia?

Ang

"Ang, mobil lo parkir dimana? Tadi di parkiran Fakultas gue gak liat," 

Dikta sengaja menanyakan, perkara mobil karena berita putusnya Ang dengan Casandra sudah menyebar, dan juga berita jadian dengan Revo adalah pengalihan isu, karena Revo adalah saudara Casandra.

Namun Angkara hanya duduk diem, menaruh tasnya di kursi sebelah Angga.

Angga yang melihat tingkah laku dan raut wajah Ang tidak seperti biasanya, ingin mengoreksi tapi takut jika Ang memukulnya, maka dari Angga memilih diam kembali memainkan game onlinenya.

Badi juga tetap pada posisinya yang membersihkan lensa kameranya, ia tau bahwa Ang datang. Memilih untuk mengabaikan adalah cara benar untuk saat ini.

Ada salah satu mahasiswi di kelas Ang memberitahukan informasi,

"Permisi, gue disini menyampaikan bahwa sekarang uji fotografi di ruang lab. Sesuai materi pemahaman materi kemarin, pak Galih juga memerintahkan bahwa satu satu menuju ke lab, tidak serentak dan gantian. "

"Duh Sal, gak bisa minta dispensasi gitu. Kemarin kita baru aja ujian Komunikasi Massa, masa ujian lagi si anjing" sautan salah satu anak.

Angga juga ikut menyakut, ikut menyudutkan Salvina atas ujian mendadak ini. "Sal lo jadi ketua kok gak berfungsi gini sih, sia sia dong. Penguluran waktu kek"

Salvina mengambil nafas panjang dan melotot ke arah penjuru kelas.

"Dengerin ya. Sapa juga yang mau ujian mendadak gini, apalagi kemarin baru aja ujian. Dan untuk konpensasi ya lo semua kira aja, masa gue mau nyempah tu dosen anjir. Gue udah mohon pengunduran waktu, tapi si Bapaknya bilang gak ada bangsat. Sana lo sendiri kesana buat penguluran waktu. Di pandang sebelah mata terus gue jadi ketua anjing"

Semua orang di kelas hanya diam, melongo mendarkan penjelasan Salvina.

Angkara keluar kelas, dengan itu pun Salvina melirik tajam ke arahnya.

"Lo mau kemana?" Tanya Salvina kepada Ang

Sama sekali tidak ada tanggapan dari mulut Ang, menoleh saya tidak kepada Salvina. Angkara hanya fokus lurus ke depan, melewati pintu kelas dan entah kemana.

Disusul oleh Dikta, yang hanya memberikan senyuman membawa tasnya dan juga tak lupa  tas Angkara. Melewati Salvina begitu saja.

"Serah kalian" ucap Salvina saat Dikta senyum padanya.

Menoleh ke arah Angga yang sudah siap siap untuk pergi juga menyusul Ang dan Dikta.

"Lo mau kemana?"

"Sal, lo tarik nafas dulu. Jangan marah marah entar cepet tua dan Badi gak suka lagi pas sama lo. Haha" ujar Angga yang langsung berlari menuju pintu keluar menyusul Ang dan Dikta

Badi yang mendengarkan alasan Angga hanya menggeleng kepala.

"Lo gak mau ikut?" Tanya Salvina kepada Badi

Badi menoleh dan kembali fokus ke lensa kameranya.

Satu persatu teman kelas sudah menuju ke ruang lab. Dan Salvina pun ikut keluar dari kelas, di susul oleh Badi.

"Mau apa lo?" Tanya Salvina yang tiba tiba Badi sudah ada di sampingnya.

Badi memberikan kertas lipat kepada Salvina dan pergi begitu saja.

ANGKARA | OngoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang