Bukan menyerah tapi berhenti.
-AngAngkara memarkirkan mobilnya di wilayah fakultas sastra, bukan di wilayah fakultasnya. Ini sebabnya hanya satu, mengenang detik detik terakhir dia tidak akan memarkirkan mobilnya di sini lagi karena Cassandra bukan lagi pacarnya.
Lewat gedung sastra satu, Angkara merasakan beberapa tatapan fokus ke dirinya, yang lebih mengejutkan adalah rata rata adalah tatapan mengintimidasi.
Angkara menghembuskan nafas sangat dalam "tidak bisakah, tatapan para gadis fakultas Sastra pagi hari ini, ingin mengajaknya berumah tangga kepadanya? Bukan malah tatapan sinis, seperti menatap kotoran". Ujar Angkara dalam hatinya.
Angkara tetap berjalan dengan biasa aja, seolah tidak merasakan tatapan mengintimidasi itu.
"Ang! Mau kemana?"
Angkara menoleh ke belakang saat namanya di sebut, mencari. Ternyata yang mengajaknya bicara adalah Gadis teman kelas Cassandra yang juga akrab dengan dirinya.
"Lewat doang, mau ke gedung fakultas gue"
Gadis heran, jarak antara fakultas sastra dengan fakultas ilmu komunikasi sangat jauh. "Ngapain lewat sini? Bukannya lebih deket dari fakultas Seni ya?"
"Iya tapi gue mau lewat sini untuk terakhir kalinya, gitu doang"
"Kenapa lo nyerah buat mempertahankan Casandra?"
Dan mereka berdua pun berbincang dengan berjalan melewati koridor. Angkara memang sangat terbuka kepada Gadis, sebab karena Gadislah dia tau keinginan Sasa walaupun ada beberapa yang tidak bisa Angkara wujudkan.
"Lebih tepatnya gue berhenti bukan menyerah, gue bertahan sama dia udah 3 tahun lamanya. Mungkin udah waktunya ganti yang baru aja ya hehe. Kalau si Sasa mungkin udah dari dulu sih, dia aja gak bahagia selama 3 tahun bareng gue"
"Lo sih waktu aja gak ada buat dia"
"Gue kira Sasa ngerti tentang gue, tapi endingnya gini. Yaudalah. Gue pergi dulu, ada pertemuan dosen, bye"
Lebih memilih untuk meakhiri percakapan dengan Gadis mungkin salah satu hal yang harus dilakukan oleh Angkara saat ini. Karena untuk esok dirinya akan memilih mengindar dari segala yang berhubungan dengan Casandra. Pengecualian untuk hari ini saja.
Casandra keluar dari tembok bagunan gedung 1 berjalan menuju posisi berdiri Gadis saat tau bahwa Angkara sudah jauh tak terlihat di gedung Sastra Fakultasnya.
"Lo udah denger semuanya?" Tanya Gadis kepada Casandra yang sudah di sampingnya.
"Iya, gue matiin telponnya ya. Makasih" ujar Casandra lalu memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.
"Jangan makasih doang, lo lupa traktir gue?"
"Enggak, nanti abis kelar kelas kita kesana"
"Mantap" ujar Gadis gembira mendengarkan kalimat Casandra.
Gadis juga memasukan ponselnya ke dalam tasnya saat layar ponselnya sudah kembali ke walpaper utama tidak lagi layar telpon bersama Casandra.
☾
Sebelum Angkara sampai dan membuka pintu mobil, Casandra sudah lebih dahulu datang sedang membersihkan ruang kerja dosennya. Hanya untuk mengambil hasil laporan, kelompoknya yang ternyata harus di revisi.
Saat ingin keluar melalui kantor fakultas, Casandra melihat Angkara keluar dari mobilnya. Dengan sigap Casandra mundur, untuk menutup kembali pintu kantor fakultas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKARA | Ongoing
Romancesemua tidak akan bertahan lama. jika tidak sebab usia, sebab perubahan manusia. yang akan ada sampai akhir. adalah diri sendiri. -Angkara- ... © Imas Udhatur Rohmah Di mohon untuk plagiat!!! Jangan mendekat🥺 Karena saya sulit, untuk menulis ini🤍 D...