Confession

4.6K 557 8
                                    

Jennie baru saja menyelesaikan urusannya di Seoul National University ketika dirinya teringat akan adik-adiknya yang katanya tengah menunggunya di studio dance. Saat tiba di sini, Jennie memang langsung mengabari Lisa dan Rosé tentang kedatangannya ke kampus. Dan kedua anak itu entah kenapa terdengar senang dan mengatakan akan menunggu Jennie sampai urusan sang kakak selesai.

Sebenarnya tak mengherankan. Hubungan mereka memang sedang hangat-hangatnya beberapa hari terakhir ini. Jisoo dan Jennie benar-benar menepati ucapan mereka untuk tidak pulang terlalu larut dan selalu nenyempatkan diri untuk berbincang sebelum tidur. Dan Lisa serta Rosé tentu senang akan hal itu. Mereka berempat menjadi jauh lebih dekat dibanding sebelum Taeyeon dan Jiyong pergi. Dan hal itu pulalah yang mungkin membuat kedatangan Jennie ke kampus disambut dengan gembira oleh adik-adiknya itu. Karena untuk saat ini, kebersamaan mereka adalah hal yang paling ditunggu oleh mereka sendiri.

"Unnie!" Seru Rosé sambil berhambur mendekat ketika Jennie masuk ke ruang dance.

"Yah! Jangan dekat-dekat! Kau bau!" Pekik Jennie berusaha menjauhi adiknya yang bercucuran keringat. Lalisa yang berada di sudut lain ruangan itu tertawa puas melihat kembarannya yang terlihat kesal dikatai bau oleh sang kakak. "Tupai bau busuk!" Serunya membuat Rosé menjerit kesal.

"Yah! Aku akan memukulmu!" Rosé mendekat ke arah Lisa dengan tangannya yang terkepal, siap memukul kembarannya. Namun si anak ayam bergerak cepat dan berlari menghindari Rosé. Dan untuk sesaat setelahnya, ruangan dance berubah menjadi arena kejar-kejaran dengan Rosé dan Lisa sebagai pelakunya.

"Kemari kau ayam busuk!" Teriak Rosé masih berusaha mengejar kembarannya.

"Tangkap aku kalau kau bisa!" Tantang Lisa dengan lidah menjulur, meledek si chipmunk.

Jennie menghela napas kesal. Dia kira, saat di kampus anak-anak ini akan sedikit lebih tenang dan sedikit tahu malu, tapi ternyata tidak. Sama saja, kelakuan mereka tetap rusuh dimanapun mereka berada. Kegiatan kejar-kejaran itu berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya keduanya menyerah dan berbaring terlentang dengan napas terengah-engah. Jennie yang sejak tadi hanya menonton tanpa berniat melerai akhirnya bangkit dan menghampiri adik-adiknya. "Sudah selesai?" Tanyanya.

"Ne." Jawab keduanya dengan suara lemas. Jennie berdecak kemudian mengambil botol air mineral yang ada di dekat tas Lisa dan Rosé, "Minum." Ucap sang kakak sambil menyimpan botol di tengah-tengah si kembar.

Jennie mengambil dua botol yang berbeda, tapi kini, anak kembar itu malah menyentuh botol yang sama dan mulai berebut seakan masih belum ingin berhenti merusuh. Jennie menyugar rambutnya dengan perasaan kesal, dia jadi ingin tahu bagaimana cara mereka berlatih dance bersama jika urusan botol saja sampai harus berebut seperti ini.

"Jika kalian masih ingin ribut, lebih baik Unnie pulang!" Seru gadis bermata kucing sambil berdiri, memancing duo rusuh itu untuk bangun dan menarik tangan kakaknya. "Tidak boleh! Unnie sudah setuju kalau kita akan makan malam di luar! Tidak boleh ingkar!" Cegah Lisa dengan suara keras seperti biasa. Jennie memutar matanya malas. Dia memang bilang begitu, tapi jika anak-anak ini masih ingin ribut, telinganya juga butuh diselamatkan!

"Kalian berisik, aku pusing!" Gerutu Jennie menyahuti adiknya.

"Kami akan diam, ya, ya kan Lisa?" Rosé menyenggol lengan kembarannya membuat Lisa mengangguk cepat. Ayolah, siapa yang akan menyia-nyiakan makan malam di restoran mewah setelah sekian lama tidak merasakannya? Tentu bukan Lisa dan Rosé kekekekeke~

Jennie memberikan tatapan menyelidik pada adiknya. "Kalian memanfaatkanku ya?" Tuduhnya. Lisa dan Rosé saling menatap kemudian menggeleng cepat, bersamaan. "Aniya!" Sangkal mereka.

Gone✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang