(Pic : Kim's Living Room by Apartment Therapy on Pinterest)
***
"Kami pulang!"
Rosé dan Lisa memasuki rumah dengan menenteng paper bag di tangan mereka. Kantong-kantong itu berisi makanan untuk mereka berempat dari restoran China favorit mereka. Dan ya, berhubung keuangan mereka kembali cukup stabil karena kedua kakaknya sudah bekerja dan mendapat uang pegangan dari masing-masing orang kepercayaan Jiyong dan Taeyeon, maka mereka bisa membeli makanan dari restoran, walaupun tetap tidak bisa sesering biasanya.
Si kembar sudah berhenti bertengkar, untungnya. Karena jika tidak, pertengkaran mereka akan bertambah parah dengan kehadiran Jisoo dan Jennie yang tanpa di duga tengah berpelukan di ruang keluarga. Rosé dan Lisa saling pandang, tidak biasanya. "Darimana saja? Kenapa tidak memberi tahu kami jika ingin keluar?" Tanya Jisoo sesaat setelah anak kembar itu mendekati mereka.
"Latihan dance. Tadi Unnie masih tidur, kami tidak ingin mengganggu." Jawab Lisa sambil duduk di sofa, di tengah-tengah Jennie dan Jisoo yang tengah berpelukan. "Yah!" Pekik Jennie mendorong bahu Lisa pelan. Anak itu duduk di pahanya!
"Latihan dance? Dengan Rosé?" Tanya Jisoo lagi, agak bingung. Setahunya, Rosé tidak pernah menyukai ide tentang menari atau kegiatan lain yang menguras tenaga. Tapi ini? "Eum, kami akan melakukan kolaborasi dalam pentas seni!" Jawab Rosé dengan semangat. Dan sama seperti kembarannya, gadis itu dengan sengaja duduk menempel di sebelah Jisoo hingga membuat sofa itu penuh oleh mereka berempat.
"Seingatku masih banyak ruang kosong di sini." Sinis Jennie membuat Lisa dan Rosé terkekeh puas. Anak-anak itu memang sangat senang menganggu kakak-kakaknya. "Aku ingin dipeluk Unnie. Ayo peluk aku!" Ujar Lisa sambil memeluk erat tubuh Jennie yang ada disebelahnya.
"Lepaskan aku!" Pekik Jennie berusaha mendorong adiknya. Namun tenaga Lisa yang jelas lebih kuat dari Jennie membuat gadis kucing itu tak bisa berkutik dan pasrah menerima pelukan erat adiknya.
"Waktu itu kalian meledekku karena berpelukan dengan Jennie Unnie. Sekarang malah kalian yang memeluknya!" Gerutu Rosé dengan wajah cemberut. Ia ingat pagi itu diledek habis-habisan hanya karena tidur sambil berpelukan dengan kakak keduanya. "Aku memang terlalu loveble, Rosie. Jangan heran." Sahut Jennie sambil menjauhkan wajah Lisa yang berusaha menciumi pipinya.
"Huekkk," Jisoo dan Rosé mengeluarkan ekspresi yang sama begitu mendengar ucapan si kucing. Sungguh menggelikan! Jennie menatap tajam keduanya, membuat kedua gadis itu terkekeh kaku dan mengangkat dua jarinya, tanda damai. Jennie benar-benar bisa mencubit, memukul dan melakukan apapun pada mereka. Dan Jisoo serta Rosé tidak mau itu terjadi.
"Uh, oh, aku dan Lisa membawa makanan untuk kita! Ayo kita makan siang!" Ajak Rosé mengalihkan pembicaraan. Jennie dan Jisoo yang memang belum memakan makanan berat apapun sejak bangun tidur tadi tentu langsung mengangguk setuju. Tak butuh waktu lama untuk mereka kemudian menyiapkan makan siang yang telah dibawa oleh Lisa dan Rosé.
"Kalian membeli dumpling?!" Jennie berseru senang dengan gummy smile yang menghiasi wajahnya, yang mana hal itu diam-diam memancing senyuman tipis dibibir saudara-saudaranya. "Tentu saja mereka membelinya. Jika tidak, bisa habis diamuk kucing galak!" Timpal Jisoo membuat Jennie menatapnya tajam membuat si sulung menutup rapat mulutnya, tak bisa berkutik.
"Uh, lebih baik kita makan." Ajak Lisa yang untungnya langsung diangguki dengan semangat oleh si kakak kedua. "Selamat makan!" Seru Jennie lebih dulu menyantap makanan kesukaannya. "Selamat makan!" Sahut yang lain.
Mereka makan dalam keheningan, sampai Jisoo kemudian memulai percakapan. "Ngomong-ngomong, kapan pentas seni-nya digelar?" Tanya sulung Kim. Dititik ini dirinya merasa seperti Jiyong dan Taeyeon yang tengah menanyakan kegiatan anak-anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gone✔
FanfictionJisoo, Jennie, Rosé dan Lisa tak lebih dari anak-anak manja yang hanya bisa mengandalkan kedua orang tua mereka, Jiyong dan Taeyeon Kim. Lalu apa yang akan terjadi jika pada suatu hari, kedua orang tua mereka tiba-tiba menghilang tanpa jejak?