The Day

4.9K 596 14
                                    

Setelah diseret pulang oleh Rosé dan Lisa, Jennie ternyata benar-benar terserang demam malam harinya. Anak-anak itu sungguh menjadi adik yang baik. Jika dulu, ketika Jennie sakit si kembar bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya di kamar si kucing, maka hari itu, Rosé dan Lisa benar-benar merawat Jennie dengan baik. Mereka memberikan apapun yang Jennie butuhkan berhubung si kakak tidak memiliki tenaga untuk bangkit dari kasur akibat sakit kepalanya. Mereka juga bergantian mengganti kompres di kening sang kakak hingga Jennie merasa lebih baik keesokan harinya.

Tapi tidak sampai disitu. Walaupun Jennie mengatakan kalau dirinya sudah merasa sehat, si kembar tidak percaya dan malah mengurungnya seharian di rumah. Mereka tidak membiarkan Jennie bekerja atau pergi barang selangkah pun dari pintu. Dan Jennie bersumpah, ia merasa seperti dipenjara! Walau enaknya dia tidak perlu mengerjakan apapun, tapi si kembar terus mengikuti langkahnya kemanapun dia pergi seakan Jennie adalah bayi yang baru belajar berjalan. Jennie risih. Ia bahkan tidak tahu sejak kapan sikap berlebihan seperti itu dimiliki oleh Lisa dan Rosé.

Untungnya, setelah hari berlalu dan anak-anak itu yakin kalau kakaknya sudah sembuh, Jennie akhirnya dibebaskan dan bisa melakukan apapun tanpa diikuti oleh mereka. Termasuk menyiapkan sarapan serta memperhatikan persiapan si kembar yang akan tampil hari ini. Ya, hari itu akhirnya datang juga. Pertunjukannya akan di gelar malam nanti dan Jennie kini tengah mencekoki anak-anak itu makanan dengan alasan agar mereka memiliki tenaga. Mereka bertiga akan pergi sebentar lagi dan Jennie akan berperan sebagai kakak, stylist, hair dresser, serta make up artist bagi Rosé juga Lisa. Beruntunglah karena dua anak itu memiliki kakak fashionable dan multi talenta seperti dirinya kekekekeke~

"Kapan Jisoo Unnie pulang?" Pertanyaan Lisa membuat Jennie terdiam. Mereka tidak menanyakan apapun soal Jisoo sejak kemarin, jadi jujur saja Jennie merasa cukup kaget dengan pertanyaan itu. "Uh, tidak tahu. Jisoo Unnie belum mengatakan apapun." Jawab Jennie mencari jawaban paling aman dan berusaha terdengar biasa saja.

"Kemarin aku mengirimkan pesan tapi Jisoo Unnie tidak membalasnya." Timpal Rosé di sela-sela kegiatannya mengunyah makanan.

"Jisoo Unnie mungkin masih sibuk. Kalau dia menghubungi, nanti di beri tahu. Tidak apa-apa kan kalau hanya Unnie yang menonton?" Tanya Jennie ragu. Takut anak-anak itu lebih mengharapkan kehadiran si sulung daripada dirinya. Karena ia mungkin.. Tidak sepenting itu bagi mereka.

"Tentu tidak apa-apa. Kami mengerti." Balas Lisa tanpa ragu. Jennie tersenyum lega dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Sejak tadi dia memang hanya memeriksa email perihal permintaan revisi design dari para klien. Sejauh ini, baju yang sudah selesai dan siap dipakai adalah pakaian yang akan dikenakan Lisa dan Rosé hari ini karena kedua baju itu tidak memerlukan waktu yang lama untuk dibuat. Terlebih Jennie memang meminta tim penjahit untuk mendahulukan baju ini dibanding yang lain. Toh pesanan para klien memang memiliki tenggang waktu yang cukup lama mengingat rumitnya design yang mereka inginkan.

"Aku sudah selesai." Ucap Rosé sambil mengangkat kepalanya. Sejak tadi yang sibuk mengunyah memanglah Rosé, sementara Lisa sudah selesai lebih dulu. "Mau berangkat sekarang?" Tanya Jennie. Mereka mengangguk dan Jennie pun segera mengambil tasnya di kamar. Si kembar tentu melakukan hal yang sama. Mereka segera mengambil segala perlengkapan yang mereka butuhkan termasuk baju dan peralatan make up yang sudah Jennie siapkan.

Gadis-gadis Kim itu kemudian berangkat menggunakan mobil yang sama dengan tentu saja Lisa sebagai supir. Rosé duduk didepan sementara Jennie dibelakang sambil sesekali memeriksa ponselnya, siapa tahu dia mendapatkan pesan dari Krystal atau yang lain. Namun sampai beberapa kali dia membuka ponsel, tidak ada satupun pesan yang masuk. Dan itu membuat Jennie menyerah lalu meletakkan ponselnya di tas.

***

Pandangan itu lurus kedepan, tajam, hingga membuat orang yang berada didekatnya mengusap tengkuk, merinding. Wajah Jisoo benar-benar tidak bersahabat sekarang. Dia sangat sangat sangat kesal. Sulung Kim itu harusnya sudah sampai di Korea sejak siang tadi. Namun karena satu dan lain hal dia harus tertinggal jam terbangnya dan terpaksa harus mengambil penerbangan lain yang lebih lambat.

Gone✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang