Satu bulan sudah berlalu, namun kejadian buruk yang menimpa Minji dan Jae masih tetap menjadi topik pembicaraan hangat.
Pada akhirnya Minji di Drop Out dari sekolah sedangkan Jae masih diperbolehkan untuk melanjutkan sekolahnya. Mereka masih belum menikah, entah apa yang menjadi penunda acara penting itu. Sepertinya keluarga Jae akan menunggu kelahiran anak Minji dan membuktikan apakah ia anak Jae atau bukan.
Sebagai sesama wanita, sejujurnya aku membenci dan kecewa dengan keputusan keluarga Jae. Bagaimanapun, Jae harus tetap bertanggung jawab pada Minji meski itu bukan anaknya. Jika mereka saja menunggu kabar apakah anak itu anak Jae atau bukan, otomatis Jae pernah tidur besama Minji bukan?
Jika mereka tidak pernah melakukannya, mana mungkin Jae mau menunggu anak itu lahir. Apa susahnya menyangkal kebenaran jika ia belum pernah menyentuh Minji?
"Mau anaknya atau bukan, Jae harus tanggung jawab lah! Dia kan udah ngelakuin sama si Minji. Jadi dia juga ada kewajiban bertanggung jawab dong?" tegasku kepada beberapa teman dekatku.
"Sht! Jangan teriak-teriak ngapa Ju! Sekolah ini sekolah!"
Aku memutar bola mataku dan pergi meninggalkan Brian dan yang lainnya.
Dowoon mengejarku, "Jangan marah lah Ju, kita butuh bantuan lo buat belajar matematika. Hari terakhir ini!"
Benar, hari ini adalah hari terakhir ujian tengah semester kami. Sialnya, selalu saja matematika yang aku bahas disini.
"Udah mau bel ini tu, gue mau ke kelas!" kataku kemudian berjalan meninggalkannya di depan perpustakaan.
Saat perjalanan menuju kelas, beberapa siswa menggunjingku dan menatapku dengan tatapan yang tak mengenakkan. Hal seperti ini sudah berjalan selama satu bulan.
"Minji aja udah hamil, kita nggak tau kan si mantan udah diapain aja sama si J."
Aku masih berusaha untuk tidak menanggapi perkataan siswa dari kelas 3-1 ini. Biarlah angin berhembus, setidaknya aku harus memperkuat akarku agar tidak tumbang di kemudian hari.
"Jangan-jangan si mantan udah nggak ehem lagi. Apa hamil juga kali ya? Tapi di aborsi gitu."
Sabar Yuju! Aku yakin kamu kuat!
"Denger mantannya hamilin cewek pas masih pacaran tapi dia diem aja? Hih! Jangan-jangan dulu juga udah keblabasan terus ini diem biar nggak ketauan juga."
Setan! Okay? Itu cuma suara setan yang pengen liat kamu jatuh! Inget Tuhan Ju!
"Muka tembok cuih! Denger-denger dia juga pernah nginep di rumahnya si mantan dan sekamar gitu tidurnya. Jangan-jangan udah jebol?"
Bukan setan lagi! Itu suara iblis Ju! Tuhan pasti lindungin kamu, tenang! Iblis juga takut sama suara Tuhan!
"Tau nggak? Gue denger dari adek kelas katanya dia liat si J lagi bantuin mantannya buat minggat dari rum-"
Maaf Tuhan! Yuju udah nggak kuat!
Aku mendekati siswa perempuan yang terakhir menggunjingku mengenai kejadian saat aku kabur dari rumah. Aku mengangkat tanganku yang dengan sendirinya melayang dan mendarat tepat di pipinya.
"Aw! Lo gila?" katanya setelah aku menamparnya dua kali.
Aku menarik kerah bajunya dan menyeretnya ke tengah koridor dan memperlihatkannya ke siswa lain yang tadi juga menggunjingku di sepanjang koridor kelas.
"Kalian denger baik-baik! Emang kalian dukun bisa tau gue udah jebol apa belum? Apa kalian dokter? Sebenernya gue mau tes ke dokter, tapi gue rasa nggak ada gunanya gue ngasi bukti ke kalian. Toh pada akhirnya kalian bakal tetep ngerumpiin hal-hal yang nggak bener tentang gue kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] When You Love Someone •• [PARK JAEHYUNG]°°
FanfictionIt was a really hard day today My heart aches for you The only thing I can do for you Is to be next to you, I'm sorry You're so pretty when you smile So every time you lose that smile Even if I have to give my all I want to give it back to you I wan...