Seven

170 7 25
                                    

Hari ini sekolah kami mengadakan pesta kenaikan kelas. Iya, sekarang aku resmi menjadi siswa kelas duabelas.

Hari-hariku berlalu dengan begitu cepat, sepertinya waktu telah dimanipulasi oleh keadaan. Bahkan belum kurasakan indahnya waktu yang telah berlalu itu.

Begitu juga waktuku dengan Jae. Aku rasa waktu yang kuhabiskan dengannya sangatlah sedikit. Dengan waktu yang sebegitu sedikitnya, kami selalu terlibat di dalam pertengkaran-pertengkaran kecil. Entah apa masalahnya itu, kami selalu saja bertengkar.

Mungkin restu keluarga memang sangat berpengaruh dalam sebuah hubungan.

Tuhan! Kenapa tak pisahkan saja aku dari keluargaku, sehingga aku bisa mencari keluarga baru. Keluarga yang akan selalu sayang dan mendukung apapun keputusan terbaikku.

“Ji, kayaknya gue hari ini nggak enak badan deh. Boleh nggak ya kalo gue absen di acara ini?” tanyaku pada Minji yang sedang asik berlatih dance untuk pertunjukan nanti siang.

“Kok pulang sih? Jae kan mau tampil nanti, ntar dia sedih kalo lo nggak liat.”

Belum, aku belum memberitahu orang-orang terdekatku jika hubungan kami sudah renggang.

“Yang ada dia makin sedih karena gue paksain diri gue yang lagi sakit ini buat nonton dia,” bohongku padanya.

Sakit? Hanya alasan saja!

Sebenarnya kemarin kami terlibat pertengkaran yang cukup besar sampai-sampai ia mengabaikan semua pesan yang aku kirimkan padanya.

Penyebab pertengkaran kami hanya masalah sepele, aku lupa memberi tau Jae jika aku ada les piano. Dan hari itu dia menungguku di sekolah sampai malam.

Persetan dengan handphoneku yang low bat, seharusnya aku menghubunginya menggunakan ponsel orang lain.

Bodohnya aku!

“Tunggu lah, dua jam lagi dia tampil kan? Setelah itu lo baru pulang,” katanya setengah memaksa.

“Kenapa sih emangnya? Yaudah deh iya gue tunggu dia,” pasrahku.

Satu jam aku menunggu ia tampil di atas panggung. Saat ini aku sedang tidak bersama Minji, ia terlalu sibuk berlatih dance dengan teman-temannya.

“Yuju!”

Aku terkejut dengan tepukan sekaligus suara yang tiba-tiba datang dari arah belakangku.

“Kaget Ya Tuhan! Siapa sih?”

“Hehe, sorry  la,” ia adalah Hanbin, teman samping kelasku.

“Kenapa?” tanyaku to the point.

“Suara lo kan bagus tu, nah! Kebetulan bangen vokalis gue mendadak sakit, jadi..”

Sudah kuduga, “Harus gue?”

Hanbin menekuk kedua lututnya kemudian menyatukan kedua tangannya.

“Please! Cuma suara lo yang setipe sama dia!”

“Hm iya deh iya, emang lo mau bawain lagu apa?”

Ia pun kembali berdiri sembari melebarkan senyumannya.

“Shoot Me punyanya Day6, gue tunggu di ruang musik kita latihan dulu. Kita tampil habis Jae dkk.”

Setelah berkata demikian, ia pergi begitu saja tanpa menunggu respon balik dariku.

“Dasar manusia!”

.

Sesuai apa yang dikatakan Hanbin, saat ini kami sedang menunggu giliran, tinggal band milik Jae.

Mereka menaiki tangga di samping kanan, melewati kami yang sedang duduk di kanan panggung.

Aku berniat untuk menyemangati Jae dengan mengangkat tangan kiriku, namun sebelum itu terjadi ia sudah memalingkan wajahnya dariku.

“Lagi renggang ya lo?” tanya Hanbin padaku yang langsung di notice oleh yang lainnya.

“Enggak,” bohongku.

Band Jae sudah siap membawakan lagunya. Ia melirikku sebelum mulai bernyanyi.

Lirikan itu? Lirikan yang  pernah aku rasakan dua tahun lalu, ketika ia bertemu dengan mantan sahabatnya, Jung Jaehyun.

“This is for you” katanya sebagai pembukaan.

Setelahnya aku menutup telingaku menggunakan headphone  untuk mendengarkan lagu shoot me yang akan aku bawakan setelah ini. Aku benar-benar tidak mendengar lagu yang sedang Jae bawakan.

Tiba-tiba saja Hanbin menepuk pundakku dan akupun melepaskan headphoneku.

“Kenapa?” tanyaku padanya.

“Dengerin deh lagunya, dari tadi dia ngelirik lo mulu,” katanya.

Baby neon cham haemalkge
Nal saranghandae
Nado rago malhago shipeo (no no no)
Neon ttatteuthage
Nal barabol ttae
Imi kkeutna beoryeotdan geol alkka
(sorry)

Eotteoke malhae
Neon ajikdo nawa hamkke hal ttae mada
Haengbokhae haneunde
Eotteoke malhae
Nae maeumeun imi tteonatdaneun mal
Chama naojiga ana Oh how can I say

(I don't love you no more) No more
(I don't love you no more)
Neol saranghago shipeodo hal suga eopseo
(I don't love you no more)
Imi tteobeorin nae mam
(I don't love you no more)
I can't love you no more

Setelah mendengar itu aku memutuskan untuk kembali memasang headphone ku dan mengabaikan beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Hanbin dan teman-temannya.

Beberapa saat kemudian Hanbin kembali menepuk pundakku. Aku tau, ini saatnya kami tampil.

MC masih ada di atas panggung.

“Waduh lagunya ngejleb sekali ini kak Jae? Adakah pesan tersirat didalamnya?” kata MC itu dengan segenap kekepoannya.

Jae tidak menjawabnya, ia hanya tersenyum kemudian turun dari panggung.

“Setelah ini ada penampilan special dari orang yang spesial juga lho! Vokalisnya katanya dadakan! Kita lihat ya seberapa bagus suara vokalis dadakan ini? Denger-denger dia pacar dari orang yang barusan tampil lho! Iri nggak kalian? Yudah deh nggak perlu banyak kata lagi, kita sambut KINGDOM!”

Hanbin menepuk pundakku sekali lagi.

“Lo kuat kan?” tanya Hanbin sekali lagi sebelum kami menuju ke atas panggung.

“Lah emang kenapa sampe gue nggak kuat?” bohongku kemudian berjalan ke atas panggung.

Aku menoleh ke Hanbin dan teman-temannya sebelum bernyanyi dan mereka menganggukkan kepalanya masing-masing.

...
Seororeul hyanghan
Maltuneun jeomjeom deo
Nalkarowojyeoman ga

Geurae nal sswa
Bang bang
Neoye bullet bullet bullet
Eolmadeunji majajulge
Wonhan ge igeoramyeon
Just shoot me
Shoot me

Nareul hyanghae sswa
Bang bang
Geuge pyeonhae pyeonhae pyeonhae
Ijen neomu iksukhae
Igeollo pullindamyeon
Just shoot me
Shoot me

Dan yang berhasil meloloskan air mata yang sudah ku bendung dengan susahnya, disana ada Minji yang sedang mengelap keringat di wajah Jae. My fxxking bestfriend!

(I'm okay)
(So if you wanna hurt me)
(Baby just hurt me)
(I'm okay)
(So if you wanna hurt me)
(Baby just hurt me)
Gaseume bakhineun neoye hanbal hanbari
Sashireun neomu apa
It hurts so bad so bad
...

“Let’s break up now!”

Saat aku menengok ke samping kananku, aku melihat Hanbin yang sedang terkejut, juga Jae dan teman-temannya yang sedang beristirahat ditempatku duduk tadi.

[END] When You Love Someone •• [PARK JAEHYUNG]°°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang