Twenty

23 3 0
                                    

Sudah enam jam kami terduduk di kursi bis ini. Ingin rasanya aku keluar dan menghirup udara segar. Beberapa dari kami sudah terlelap di dalam tidurnya meski matahari menyingsing dengan terangnya. Begitu juga dengan Jae.

"Jangan ditutup Ju!" seru Dowoon ketika aku menarik korden dari tempatnya.

Kulihat Brian memukul kepala Dowoon, "Punya kita tinggal digeser peak!"

"Bener tu!" kata ku pelan kemudian menyempurnakan korden ini.

Aku kasihan pada Jae yang dari tadi menutupi mukanya dengan jaket namun jaketnya kembali jatuh lagi.

"Jae!" aku berusaha membangunkannya karena Bu Lia bilang sebentar lagi kita akan memasuki tempat makan untuk makan siang.

"Hm?" gumamnya yang sedang mengumpulkan kesadarannya.

Ia melepas headset yang tergatung di kedua telinganya.

"Abis ini kita makan siang," jelasku padanya.

Beberapa saat kemudian bis memasuki sebuah restoran dan kamipun segera turun dari bis yang terasa menyesakkan ini.

Aku berjalan bersama Dowoon dan Brian, sedangkan Chaeyeon dan Yerin buru-buru ke toilet untuk menyelesaikan masalahnya.

"Jae kanget banget keknya sama Minji, sampek segitunya dia ngusel-ngusel rambut Minji."

Aku mengikuti arah mata Brian. Dan benar, Jae memang sedang mengusap kasar rambut Minji di depan busnya.

Memang percumah rencana sialan ku ini!

"Jangan cemberut gitu dong sayang!" kata Dowoon dan mengusap pelan rambutku.

Brian juga melakukan hal yang sama padaku.

"Kemarin aja kalian nolak gue! Cuih!" kataku kemudian berjalan meninggalkan mereka yang sedang tertawa terbahak-bahak.

.

Kami sudah melanjutkan perjalanan kami. Saat ku cek menggunakan gmaps, ternyata saat ini kami sudah sampai di pinggiran Kota Gwangju dan akan menuju ke Naju.

Kini giliran aku yang memasang headphone di telingaku, sedangkan Jae sedang asik memakan popcorn yang ia bawa dari rumah.

"Beautiful! Just the way that you would look at me!" kataku pelan ketika bagian yang sangat kusuka telah tiba.

Seseorang mengusap pelan rambutku. Dengan sangat terkejut akupun melepas headphoneku dan melihat siapa pelaku di baliknya.

"Dowoon ih ngapain sih lo!" kesalku padanya yang sedang tersenyum lebar sampai barisan giginya terlihat.

"Kalah ToD sama Brian gue Ju! Jangan marah lah," katanya kemudian duduk kembali.

Jae berdiri dari tempat duduknya, "Kalian kalau mau ngobrol mending tukeran tempat duduk aja deh!"

Dan akhirnya Dowoon duduk di sampingku dan Jae duduk bersama Brian.

"Temen lo kenapa sih? Sensi banget kek lagi PMS!" bisikku di teliinga Dowoon yang membuatnya tertawa terbahak-bahak.

"Pacaran boleh tapi jangan ganggu orang kali!" teriak seseorang dari belakang.

Namun kami tetaplah kami yang bodoamat ini.

Aku menyenderkan kepalaku di pundak Dowoon, "Woon! Gue pengen es krim deh!"

Sungguh aku sangat lelah sampai mengantuk rasanya. Perjalanan seru yang aku bayangkan bersama Chaeyeon yang tadinya akan menjadi teman sebangukuku ternyata begini akhirnya.

"Gue tidur di paha lo ya? Ngantuk parah yakin. Gue kira bakal seru kayak yang diceritain Kak Chanyeol sampe gue bawa kartu dan monopoli. Taunya bosen gini," kataku seraya menaruh bantal leher di paha Dowoon.

[END] When You Love Someone •• [PARK JAEHYUNG]°°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang