Fifteen

41 5 0
                                    

"Bunda!" teriakku di depan rumah keluarga Jae sembari menekan bel rumahnya.

Sengaja, memang begitu maksudku. Dengan berbekal sebuah roti brownis kesukaan Bunda aku mengunjungki kediaman mereka.

Motor? Em entahlah sepertinya memang motor barunya itu. Jika motor Jae ada di rumah, artinya dia dirumah juga kan?

Tak lama kemudian pintu rumah terbuka dan menampakkan wajah masam Yejin.

Sedetik kemudian Yejin tersenyum lebar, "Kak Yuju? Sini masuk kan!"

"Bun ternyata yang dateng kak Yuju!" lanjutnya masih dengan semangat.

Bunda keluar dari dapur dengan mengenakan apron kesayangannya. Bunda Jae memang suka memasak, itulah mengapa ia sangat menyukaiku. Aku sangat suka memasak, lebih tepatnya belajar memasak.

"Bunda, ini Yuju bawain brownis kesukaan Bunda," kataku seraya memberikannya.

"Makasih ya Ju, kebetulan banget Bunda lagi pengen ini. Bunda lagi masak kimchi nih Ju, kamu sama Yejin dulu ya," katanya kemudian kembali ke dapur lagi.

"Kak! Ajarin Yejin ngerjain matematika ya? Please!"

Aku tersenyum padanya, "kuy la kakak ajarin!"

Senyum palsu! Kapan matematika pergi dari duniaku?

"Ada tamu ya dek?" tanyaku penasaran setelah mendengar suara dari roof top.

"Iya kak, pacar barunya abang. Em siapa ya namanya? Yejin lupa namanya," katanya dengan raut wajah berfikir.

Minji! Ternyata kamu sudah maju selangah mendekatiku.

"Minji?"

"Iya kali ya? Ke kamar Yejin aja kak, Yejin mau cerita sesuatu ke kakak."

Sepertinya Yejin kurang suka dengan Minji. Mungkin karena awal hubungan mereka tidak baik.

"Gimana?" tanyaku setelah sampai di kamar Yejin.

"Yejin nggak suka sama pacar baru abang!" katanya dengan wajah kesal dan tangan terlipat di depan dada.

Aku tersenyum bahagia di dalam pikiran, namun aku ingin terlihat biasa saja di depan Yejin. Apa aku jahat?

"Kenapa emangnya?"

Yejin berpindah tempat ke sampingku, "Yejin nggak suka! Pacar baru abang udah empat kali nginep dirumah! Yejin nggak suka! Mereka terlalu deket padahal baru aja pacaran! Dan yang paling Yejin nggak suka, abang mutusin wanita sebaik kakak dan macarin wanita kayak kakak itu! Wanita mana sih kak yang mau di ajak nginep dirumah pacar barunya? Meski tidurnya di kamar adeknya sih! Tapi tetep aja nggak bener!"

Apa keluarga Jae belum tau kalau Minji sebenarnya sudah memiliki hubungan dengan Jae saat Jae masih menjadi kekasihku?

Ya Tuhan! Apa aku salah jika aku memutar balik perasaanku sendiri?

"Hus! Nggak boleh ngomong gitu dek. Mungkin kakaknya lagi ada masalah dirumah, kayak kak Yuju waktu itu? Kak Minji baik kok, kakak tau itu."

Ngomong apa sih aku? Kenapa aku malah mendukung Minji?

"Maaf kak."

Yejin menatap mataku yang sudah berkaca-kaca ini, "Nggak bisa apa kakak sama abang balikan lagi?"

Kakak juga pengennya gitu dek! Tapi gimana caranya? Abang kamu udah jatuh ke rumah lain. Kakak ini cuma sebatas rumah lama abang kamu yang nggak mungkin dia huni lagi.

Perlahan air mataku menetes mengenai pipi dan bibirku.

"Kakak mau ke kamar mandi," kataku kemudian pergi ke kamar mandi yang berada di luar kamar Yejin.

Aku mengunci pintu kamar mandi dan menyalakan seluruh keran termasuk shower.

Aku tak bisa menahan tangis ini lagi, tuan rumah yang sangat aku cintai pergi meninggalkanku dan datang ke rumah lain.

"Why me?" teriakku, aku berharap tak ada yang mendengarnya.

Sudah hampir sepuluh menit aku terduduk lemas dengan air mata yang tak kunjung kering ini. Dari tadi Yejin mengetuk pintu kamar mandi dan menyerukan namaku.

Aku terlalu takut untuk keluar dan menihat kenyataan pahit ini.

"Sayang? Kamu nggak papa kan?" itu Bunda, orang yang selalu aku idamkan untuk menjadi pengganti hangatnya Mama dihidupku.

"Jae kesini sekarang!"

Sial! Skenario buruk apa ini? Aku harus bagaimana? Aku sudah merasa malu bertemu Yejin dan Bunda, apalagi Jae?

Sebenarnya aku ini kenapa?

Aku mendengar suara Jae di luar kamar mandi, "Kenapa Bun?"

"Sebenernya kamu ngapain Yuju sih bang? Jujur sama Bunda! Yuju kamu apain?"

"Apa sih Bun? Jae nggak ngapa ngapain Yuju Bun. Yuju sendiri yang minta putus!" dalam keadaan seperti ini pun Jae masih berbicara dengan sangat santai.

"Nggak mungkin dia putusin kamu kalau kamunya nggak salah ya bang! Liat! Sekarang Yuju ngunci diri di kamar mandi!"

Bunda kelihatannya sudah sangat emosi sampai sampai membentak anaknya sendiri.

Oh Tuhan! Lagi lagi ini karena ku!

"Bunda nggak mau tau ya! Kalau Yuju kenapa-napa, kamu yang harus tanggung jawab!"

"Bunda nggak masalah kalian putus dan kamu punya pacar baru! Tapi kalau caranya baik! Kalau kayak gini Bunda nggak bisa bilang nggak masalah!"

Aku membuka pintu kamar mandi dengan segenap ketakutan dan kekhawtiranku akan hubungan Jae dan Bunda yang bisa saja menjadi renggang karenaku. Aku tau rasanya itu, sungguh sangat melelahkan dan menguras banyak air mata.

"Maaf Bun, Yuju ketiduran di dalem," kataku yang mencoba menutupi wajah malangku dengan rambutku.

"Jangan bohong sama Bunda! Bunda tau kamu pasti nangis kan di dalem?"

Bunda memegang pundakku dan medekapku di dalam kelukannya.

"Maaf Bun, Yuju nggak bermaksud bikin Bunda sama Jae berantem," kataku di dalam pelukannya.

Drt!

Ponselku berdering, sepertinya pesan dari Hanbin. Saat aku mengurung diri di kamar mandi, aku memberinya pesan untuk menjemputku di rumah Jae.

"Bun, Yuju pulang dulu ya. Temen Yuju udah nungguin di depan," kataku yang sudah sedikit baikan.

Bunda memberiku tatapan penuh tanya, "Kenapa nggak kakak kamu yang jemput?"

"Kak Chanyeol lagi main sama temen-temennya. Yuju nggak enak kalau ganggu," bohongku yang sebenarnya tak tau dimana kakakku itu sekarang.

"Biar di anter Jae aja ya? Bunda takut kamu kenapa-napa."

"Ha? Kok Jae sih Bun? Jae nggak enak sama pacar Jae!"

"Udah Bun, itu temen baik Yuju kok Bun. Yuju pamit dulu ya Bun," kataku sopan padanya kemudian turun ke bawah.

Aku baru sadar jika Bunda masih mengikutiku di belakang.

Aku menengok ke Bunda, "Itu temennya Yuju Bun di sebrang. Yuju pamit ya Bun!"

Aku kemudian menyebrang jalan dan menghampiri Hanbin dengan motor sport merahnya.

"Komuk lo kek komuk siswa pinter yang gagal ujian tau nggak!" seru hanbin dengan tawa khasnya.

Memang harus sesabar ini jika berhadapan dengannya.

"Ke club yuk Bin? Gue lagi pengen hura-hura!"

[END] When You Love Someone •• [PARK JAEHYUNG]°°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang