Sixteen

51 4 0
                                    

"Ha? Coba ulang?" kaget Hanbin setelah aku berkata demikian.

Aku mengambil helm yang ada di jok belakang motor, "Ayo ke club!"

-

Dijalan kami sempat cek-cok karena Hanbin melarangku terjun ke dalam dunia gelap. Namun, apa salahnya sih mencoba sesuatu yang baru?

Sudah cukup selama ini aku baik dan membuat Jae menjadi baik. Apa salahnya jika aku mencoba menjadi seperti Jae sebelum ia mengenalku?

"Mumpung belom masuk nih ya! Gue ingetin lo lagi, ini dunia gelap!"

"Bacot deh lo Bin!" kataku kemudian pergi ke pintu masuk club.

Di depan pintu ada seorang pria yang berpakaian rapi, ia melihatku dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Masih SMA ya? Maaf anak SMA dilarang masuk!" katanya seraya menghalangi pintu masuk dengan tubuhnya.

"Temen saya Pak."

"Maaf mbak, silahkan masuk!"

Hm? Apa gosip disekolah memang benar adanya?

Dulu saat kelas 10 pernah beredar gosip jika Hanbin adalah anak dari pemilik club dan pengusaha sukses. Dan sepertinya memang benar.

"Wuih! Keren dah lo!" hebohku sembari mengacungkan jempol di depan wajahnya.

Hanbin tersenyum dan berjalan ke arah meja bar. Disana ada June, Jaehyun, dan Chaeyeon?

June berdiri dan membuka lebar kedua tangannya, "Wadaw! Peringkat satu sekolah kita ngeklub?"

"Lagi galau dia!"

"Eh! Lo nggak boleh minum ya! Gue nggak mau disalahin sama keluarga lo!" kata Hanbin yang sedang meminum segelas minuman keras yang entah apa jenisnya.

"Serah gue lah! Pokoknya hari ini gue mau bebas!"



.



Entah sudah berapa jam aku ada di neraka bagai surga ini. Dan entah sudah berapa botol minuman yang sudah aku teguk hari ini.

Ternyata ini rasanya hidup bebas!

"Kenapa Jae mau berhenti dari dunia ini ya? Padahal asik banget!" teriakku di depan wajah jaehyun yang sedang menari mengikuti ritme lagu.

"Karna lo, mungkin?" katanya kemudian tertawa lepas.

Apa ini bahagia yang aku maksud?

Seseorang tiba-tiba menepuk pundakku yang membuatku mau tak mau menoleh ke arahnya.

"Apa sih!" kesalku pada orang ini.

"Kamu udah minum berapa gelas sampe mabok parah gini?"

Apa aku salah dengar? Sepertinya aku terlalu merindukan Jae sampai-sampai aku menganggap suara orang ini dia. Atau karena aku terlalu mabuk?

"Kenapa Bin? Lo bilang gratis kan!" teriakku pada orang yang mungkin Kim Hanbin ini.

Ia menarik paksa tanganku untuk keluar dari tempat ini.

"Lepas! Lepas nggak!" kesalku saat kami sudah di luar club.

Sepertinya aku sudah sangat mabuk, sampai-sampai lututku lemas rasanya.

Aku berjongkok di hadapannya sembari bergumam tak jelas.

"Ayo pulang!" katanya seraya memberiku jaket.

Aku mendongakkan wajahku untuk melihat tampang pria ini.

"Jae bukan sih? Hihihi halu banget sih gue! Mana mungkin Jae ke sini!" kataku dengan tawa.

"Kamu kenapa sih!"

Ah! Sepertinya memang Jae.

"Hehe, gue nggak halu ya? Ternyata enak tau disini Jae!" kataku kemudian berdiri dan menjatuhkan jaketnya.

"Mau kemana?"

"Balik ke dalem lah!" kataku sembari berjalan ke sembarang tempat dengan sempoyongan.

"Stop!" teriaknya kemudian berjalan ke arahku dan memegang pundakku dengan ke dua tangannya.

Ia mengendongku dan berjalan entah kemana ini.

"Turunin gue!" teriakku seraya menggerakkan seluruh tubuhku agar ia menurunkanku.

Ia menurunkanku di jok belakang mobil. Hm? Sepertinya jok belakang mobil yang familier.

"Kurang sabar apa sih gue jadi kakak lo!"

Itu hal terakhir yang bisa ku dengar sebelum duniaku berubah gelap.

.

"Bangun kamu!"

Hm? Gumamku yang masih setengah sadar.

"Makan ini!" kak Chanyeol memberiku semangkuk sop.

"Apa ini kak?" tanyaku yang kaget pagi-pagi diminta untuk memakan sop.

"Biar sadar kamu! Berapa botol yang kamu minum sampe ngigo kakak jadi Jae?"

Aish! Ternyata Kak Chanyeol yang semalam datang menjemputku.

"Kakak tau dari mana aku disana?"

Kak Chanyeol meremas rambutnya, sepertinya ia sangat marah padaku.

"Kakak nggak pernah ya ajarin kamu pergi ke club! Kamu itu aish! Kamu sebenernya kesurupan apa sih?"

Aku menangis melihat Kak Chanyeol semarah ini, sama seperti beberapa minggu yang lalu ketika aku membentak Mama.

"Kakak harus bilang apa kalo Mama sama Papa tau kelakuan kamu sekarang? Hah! Apa Kakak harus bilang kalo Kakak nggak becus jagain kamu? Mikir dong! Kamu itu udah kelas tiga! Punya masa depan apa kamu sampe berani pergi ke klub?"

"Maaf," lirihku.

"Sekarang kamu bener-bener sama kayak mantan pacar kamu yang berandalan itu!" Kak Chanyeol berjalan ke luar kamar dan bembanting pintu kamarku.

"Punya adek nggak punya muka!"

[END] When You Love Someone •• [PARK JAEHYUNG]°°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang