"Gue Jaehyun!"
Suara itu kali membuatku bangun dari tidur pagi kali keduaku ini.
Saat aku membuka kedua mataku, ternyata kelas sudah sepi, bahkan tulisan Pak Leeteuk sudah tidak ada di papan tulis.
"Udah pada pulang ya?" gumamku sembari menata buku matematika dan beberapa alat tulis yang tergeletak di mejaku.
"Nyawa lo belum kumpul ya?" tanyanya lagi yang membuatku mendongakkan kepala untuk melihatnya.
"Hm? Lo siapa?" tanyaku yang asing dengan wajahnya.
Dia duduk di bangku depanku, "Gue tadi udah bilang, gue Jaehyun!"
"Yang lain pada kemana?" tanyaku tak mengubris perkenalannya.
Yang aku kira kosong nyatanya masih terdapat banyak barang yang tergeletak di meja dan tas yang tergantung di kursi.
"Olahraga," ia menjawab dengan santai seolah hal ini biasa saja.
Aku mendirikan tubuhku dengan paksa, "Lo gila ya? Kenapa nggak bangunin gue dari tadi? Dan lo juga ngapain masih disini?" tanyaku dengan sedikit keras.
Prit!!!!
Aku mendengar suara peluit dari luar jendela, tepatnya lapangan. Hah! Itu Pak Sam! Mati aku!
"Otw pak!" teriakku dari jendela kemudian mengandeng tangan Jaehyun, mengajaknya lari turun ke lapangan bersamaku.
Sesampainya di lapangan, Pak Sam melihat ku dengan tingkah curiga. Ada apa memangnya?
Aku akhirnya mencoba memeriksa apa yang salah, dan aku baru sadar jika tanganku masih mengenggam tangan Jaehyun. Dan yang lebih parah lagi, rambutku masih acak-acakan akibat tidur pagiku tadi.
"Astaga! Ngapain lo pegang gue?" kagetku seraya membenarkan rambutku.
Pak Sam mengeluarkan tongkat andalannya, "Habis ngapain kalian? Kenapa rambutnya acak-acakan gitu kamu? Katanya pengen ngejar Jae lagi? Kok malah sama? Siapa nama kamu?"
"Saya beneran masih pengen ngejar Jae balik kok pak, ini tadi tu saya ketiduran di kelas. Nah tiba-tiba dia dateng bangunin saya. Kalo nggak percaya tanya ke Pak Leeteuk deh pak," jujurku.
"Alesan tu pak! Saya tadi liat dia lagi ehem sama dia, siapa saya nggak tau namanya," Dowoon sialan.
Kenapa dia selalu ada dimana-mana sih?
"Fitnah dosa Woon! Lagian lo ngapain disini sih? Ganggu aja."
"Biasa! Dihukum Pak Leeteuk gegara ketiduran, hihi," polosnya tanpa dosa.
Bukannya menanggapi, Pak Sam justru melihat ke arah anak-anak yang sedang bermain bulu tangkis, "Jae sini!"
Apa lagi ini?
"Gimana Pak?" Ya Tuhan Jae, kapan sih kamu nggak semempesona ini.
Pak Sam menarikku ke sebelah Jae, "Kayaknya emang cocoknya kamu sama dia."
"GIMANA PAK?" kataku dengan sangat ngegas.
"Apaan sih pak, nanti kalau pacar saya liat atau denger, dia marah sama saya!"
Jae? Kamu tau nggak sih? Kamu itu sialan!
"Emang sih pak, kita kan kayak romeo sama juliet yang nggak bisa dipisahin. Sekalipun harus pisah itu karena kematian," kataku dengan beraninya.
"Lo kenapa sih Ju? Kita udah berakhir! Nggak seharusnya lo ngarepin gue lagi!" kata Jae dengan membentak.
"Jangan pernah ganggu gue sama Minji lagi! Lo seharusnya ngaca! Yang mutusin hubungan ini lo! Bukan gue! Jadi jangan berharap lagi!" lanjutnya kemudian pergi meninggalkan lapangan.
Tadinya aku hanya tersenyum saat Jae masih disini. Namun, kini aku tak bisa membendung air mataku lagi dengan senyum palsu ini.
"WHY? KENAPA GUE SIH JAE? KENAPA NGGAK LO CARI ORANG LAIN BUAT LO SAKITIN KAYAK GINI?"
"GOBLOKNYA GUE MASIH SUKA DAN BERHARAP SAMA LO YANG SIALAN INI!"
Aku sudah tak tahan! Jika tidak ingat di sekolah, aku sudah mengeluarkan seribu satu umpatan yang selalu terngiang di dalam otakku.
Beberapa dari temanku datang menghampiriku, mereka mencoba untuk menenangkanku. Begitu juga dengan Pak Sam dan Jaehyun.
Saat berteriak tadi, mereka kaget dan membulatkan mata. Memang aku di kenal sebagai siswa teladan yang sangat sopan, jadi mungkin ini adalah kali pertama sebagian dari mereka melihatku mengumpat.
"Ju! Lo kenapa?" teriak Chaeyeon yang melihat darah keluar dari kedua hidungku.
Aku mencoba terlihat tenang meski udara sulit untuk mencapai jantungku. Otakku terlalu pusing untuk menyaksikan dunia berputar dengan cepat.
Sedetik kemudian aku merasakan tubuhku terangkat dari tanah. Ternyata Jaehyun mengendongku dan membawaku entah kemana arahnya ini.
Seharusnya Jaehyung yang melakukan ini untukku, bukan Jaehyun. Aku rindu Jae lamaku, bukan Jae siswa baru ini.
.
"Lo tolol tau nggak!" itu adalah kalimat terakhir yang akhu dengar sebelum ahirnya aku tersadar di UKS.
Ada Chaeyeon Jaehyun, June, dan Hanbin di dalam ruangan beraroma khas obat ini.
"Sekarang jam berapa?" tanyaku yang membuat kereka tersadar jika aku sudah bangun.
Hanbin menghampiri ku di samping kanan ranjang, "Lo nggak papa kan Ju?"
"Goblok! Mana ada orang nggak papa tapi pingsan!" kataku sengan sisa tenaga yang aku punya seraya menepuk kepalanya.
"Pantes Jae mutusin lo, lagi sakit aja masih galak!" gumam Jaehyun yang masih bisa ku dengar.
"Anak kencur diem deh lo!" kataku yang berusaha untuk menyenderkan tubuhku pada dinding.
"Tiduran aja Ju! Ntar lo tambah sakit," ini baru teman yang benar.
Aku tersenyum ke arah June, "Gue gapapa kok June."
"Dih! Giliran ke June aja bilangnya gapapa, tadi gue tanya malah ngegas!" gerutu Hanbin yang sedang memalingkan wajahnya dariku.
"Kalian ngapain disini deh? Lagi pelajaran kan?"
"Numpang bolos lah! Mau apa lagi? Males gue ketemu Bu Sastra Korea, ngantuk doang isinya!"
Baru saja aku akan membentaknya, namun gorden tiba-tiba dibuka paksa oleh suster yang menjaga UKS.
"Balik sekarang!" katanya dengan sedikit sadis.
"Ampun Bu! Saya disuruh sama dia!" kata Hanbin menunjuk June.
June balik menunjuk Hanbin. Sedangkan Chaeyeon diam-diam sudah pergi mengaburkan diri.
Sejak kapan aku punya teman seperti mereka? Apakah duniaku lebih baik dengan mereka? Ataukah lebih buruk? Entahlah aku tidak ingin memusingkan sebuah takdir.
Suster itu memalingkan wajahnya ke Jaehyun, "Kalau kamu kenapa?"
"Saya mau jagain temen baru saya," katanya seraya menunjukku dan tersenyum lebar.
Apa aku salah menebut nama dalam doa? Seharusnya aku menyebutnya dengan lengkap! Aku takut jika Tuhan mengira Jae yang ku maksud adalah orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] When You Love Someone •• [PARK JAEHYUNG]°°
FanfictionIt was a really hard day today My heart aches for you The only thing I can do for you Is to be next to you, I'm sorry You're so pretty when you smile So every time you lose that smile Even if I have to give my all I want to give it back to you I wan...