Nine

129 6 64
                                    

Apa memang harus begini akhirnya?

Sudah dua minggu sejak hari berakhirnya kisah kami. Dan sudah dua minggu pula hubungan Jae dan Minji terjalin.

Dengan tanpa rasa bersalahnya, mereka memberiku sekotak roti selai nanas dan lima buah susu kotak kesukaanku.

Pajak Jadian?
Memang ada undang-undang yang mengatur mengenai pajak jadian?

Besok senin aku harus kembali ke sekolah dengan suasana yang baru. Seharusnya ini menjadi moment special untukku.

Moment yang paling menyenangkan dengan kelas baru, guru baru, materi baru, teman baru, dan sekarang mungkin? Pacar baru? Sahabat baru?

“Dek! Kakak mau keluar beli makan, kamu mau ikut nggak?” kakakku yang tak sopan itu memanggilku dari bawah.

Aku bergegas mengambil hoodie putih kesukaanku dan dompet kecilku.

“Kalo niat ngajak tu ke atas dong kak! Nggak suka aku denger orang teriak-teriak!” sewotku sembari memakai hoodie ku.

“Nggak bisa apa sehari aja kita akur?” tanyanya secara tiba-tiba.

Aku membulatkan kedua mataku, apa aku tidak salah dengar?

“Hah? Gimana? Kak Chanyeol nggak lagi ngigo kan?”

“Kakak sebenernya sayang sama kamu, kamunya aja yang terlalu keras kepala. Mulai sekarang baikan ya? Jangan jadi adik dan anak yang bandel lagi! Masalah Jae? Kakak minta maaf,” katanya kemudian berjalan ke arah garasi.

Aku menunggu kak Chanyeol di gerbang sembari memikirkan kembali perkataannya itu.

“Naik!” katanya tiba-tiba dan membuyarkan lamunanku.




.




“Kak kita mau kemana sih sebenernya?” tanyaku yang sudah lelah duduk di motor sport miliknya.

Aku rindu menaiki motor beat milik Jae. Dulu, Jae sempat ditawari motor sport oleh ayahnya. Namun ia menolak dengan alasan aku.

Aku tidak terlalu suka menaiki motor sport, jika ada motor yang lebih nyaman? Kenapa tidak?

“Tempat makan kesukaan kamu!”

Hm? Memangnya aku pernah menceritakan tentang tempat makan favorit ku kepada kak Chanyeol?

Sepertinya tidak! Tidak mungkin ia membawaku ke tempat itu, tau keberadaan tempat itu saja aku yakin tidak.

Tapi! Ini memang jalan yang biasa aku lewati untuk ke tempat itu? Apa Kak Chanyeol diam-diam memata-mataiku? Atau ia tau dari orang lain?

“Turun!” katanya membuyarkan pikiranku.

Aku turun dari motornya sembari melepas helmku.

“Kaget aku kak!”

“Makanya jangan suka ngelamun!”

“Kakak kok tau sih aku suka ke sini?” tanyaku dengan penuh curiga.

Kak Chanyeol turun dari motornya dan memberikan tatapan aneh padaku.

“Kenapa emangnya? Kakak sering liat snapgram kamu makan disini, ya kakak pikir ini tempat favorit kamu? Kenapa emangnya?” katanya sembari memasuki warung nasi goreng langgananku.

Tempat ini, tempat favoritku dan Jae. Tempat yang kami gunakan untuk menghabiskan waktu bersama, tempat untuk membolos les favoritku, tempat untuk melihat kota malam hari favoritku, dan tempat yang lebih baik untuk mengerjakan seluruh tugas sekolah kami.

[END] When You Love Someone •• [PARK JAEHYUNG]°°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang