Bagian 47 : Kembali Bersatu

15 4 0
                                    

Antara haus dan kelaparan, Tobias lebih memilih menyantap sisa daging yang dipanggang Rick sebelum dia kemari. Dia melahapnya seolah tidak makan berhari-hari dan tanpa berpikir bahwa Rick akan memarahinya, dia langsung menghabiskan dan mengambil potongan daging terakhir.

"Kau kehilangan mereka?" tanya Rick yang masih menggenggam tangan Lyra yang semakin dingin.

Dia mengangguk seraya mengunyah daging dengan tidak sabaran, "mereka meninggalkanku dan memutuskan untuk mencari jalan masing-masing. Tapi kurasa, Noel kembali bersama Cravene." matanya melirik ke arah Lyra. "Apa dia baik-baik saja?"

"Dia sedang mencoba melacak temannya, aku tak tahu bagaimana menjelaskannya padamu dan tidak menyangka akan bertemu dengan mu begini. Namun, jika Noel masih tidak mendengarku, itu berarti sejak awal dia memang memata-mataiku." balas Rick, dia mengelus jemari Lyra perlahan-lahan.

"Maksudmu lelaki yang bersamanya itu?" dia menggerakkan kepalanya ke sana kemari dengan jemari telunjuk yang juga ikut bergerak persis sama dengan kepalanya. "kalau aku tidak salah lihat, di depan sana aku melihatnya. Ditepi jalan, sedang berbincang dengan seseorang di dekat mobil milik Lyra."

"Kau serius?" Rick memasang wajah terkejut yang tidak dibuat-buat, dia kurang percaya kepada Tobias karena mereka sudah cukup lama berpisah, kira-kira sudah hampir dua minggu? Atau bahkan lebih.

Tobias mengangguk, "mereka sedang berbincang seakan sudah lama akrab. Kupikir tadinya mereka baik-baik saja, tapi.. hei, Lyra bangun." dia melihat ke arah Lyra.

Rick menunduk untuk melihat Lyra yang memang sejak awal berbaring di pangkuannya, dia sudah berhasil menjaga raga Lyra sampai dia kembali meski perubahan suhu tubuhnya benar-benar turun drastis.

"Rick.." lirih Lyra pelan, suaranya agak serak. "nihil." katanya lagi.

"Tenangkan dirimu dulu, agar suhu tubuhmu kembali stabil." tukas Rick seraya membantu Lyra bangkit dan menyandarkannya di batang pohon.

"Aku.. aku tidak bisa menemukannya. Kurasa, aku hanya bisa melakukannya dengan sihir yang terhubung dengan objek. Aku malah bertemu Orance serta Peal yang sedang berada di dalam mobil yang penuh sesak." Lyra menjelaskan dengan pelan. "Tapi omong-omong, bagaimana Tobias bisa di sini?" Lyra melirik Tobias sekilas, lalu menatap Rick penuh tanya, akhirnya dia menyadari presensi Tobias bersama mereka.

Rick bingung harus menjawabnya bagaimana, dia menatap Tobias lalu meremas tangan Lyra. "Dia menemukanku sejak kau tidak sadar, dan dia kehilangan teman kami yang lain. Apakah dia boleh bersama kita sebentar saja?" tanya Rick.

Angin berembus kencang untuk beberapa detik, lalu udara panas kembali menyelimuti atmosfer disekeliling mereka. Suara percikkan bara api yang ditimbulkan dari kayu yang masih terbakar semakin menghilang, hanya ada kesunyian yang melanda mereka bertiga.

Lyra tidak marah meskipun Tobias sempat meremehkannya kala itu dan seolah mengejeknya dan Sean dengan berlebihan, itu bukan masalah. Dia tidak akan mengungkit dan menyuarakan hal itu di depan Rick karena dia takut Rick akan mencaci maki Tobias yang sudah menjadi kelompoknya yang sangat terpercaya. Lyra hanya akan menutupi hal-hal itu dengan mengutamakan pencarian Sean yang sebenarnya memakan waktu yang lama.

Kalau Lyra tidak salah mengira, dia dan Sean sudah pergi sekitar hampir satu bulan lamanya. Rasa rindunya dengan Orance dan Peal sudah terobati meski tidak seluruhnya dan walaupun dia melihatnya saat wajah Orance dan Peal begitu panik di dalam sebuah mobil yang sempit dan membuatnya penuh sesak. Orang-orang di sekitar mereka berbincang dan membawa-bawa nama Pimpinan Ducis dengan kata-kata kasar diakhir katanya. Tidak tahu bagaimana kejadian tepatnya, tetapi dia cukup mengerti kalau mereka sedang menuju ke dalam kawasan Tetua G untuk diseleksi lebih lanjut. Gambaran itu tidak cukup jelas untuk mendeskripsikan apa yang dialami dua orang itu, tapi Lyra sangat-sangat berharap kalau mereka akan baik-baik saja.

Silver FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang