Lyra membuka matanya setelah sekian lama bermimpi tentang rasa sakit yang dialami Luo Qing, juga kisah bejat Valdes selama bertahun-tahun. Meski dia merasa tubuhnya lebih ringan dan lebih segar dari biasanya, Lyra tetap tidak yakin kalau ampul itu berefek padanya. Jika memang benar, dia sedikit bersyukur diberi kesempatan hidup lebih lama atau kekuatan untuk bertahan hidup lebih panjang.
Semua orang tertidur pulas di tiap kursi yang ada dihadapannya dan dia terkejut melihat sosok lain yang pernah dia lihat, dia bergerak ke arah orang itu, mencoba menggapainya untuk memastikan kalau orang itu benar berada di sana bersamanya saat itu.
Ujung jemarinya berhasil menyentuh puncak kepala orang itu dan orang itu seketika menggeliat seakan tahu kalau seseorang sedang menyentuhnya. Perasaan Lyra campur aduk, dia senang sosok lain itu akhirnya kembali. Dia ingat sosok itu bernama Sean, tapi dia tidak mengerti mengapa dia merasa begitu dekat dengan orang itu. Atau sihir itu belum juga hilang?
"Ah, Lyra, kau sudah sadar." suara itu mengejutkannya dari belakang.
Saat dia berbalik untuk melihat, ternyata Luo Qing sudah terbangun juga dari tidurnya. Dia mengusap salah satu matanya lalu menatap Lyra dengan tatapan penuh tanya.
"Kau baik-baik saja, kan? Kau tidak merasakan sensasi yang aneh, kan? Atau kau menjadi lupa dengan ku juga?"
Rentetan pertanyaan itu membuat Lyra agak pusing dan memegang kepalanya, dia berupaya mengingat kejadian-kejadian yang sempat dia lalui. Sampai pada akhirnya dia sadar kalau dia pingsan sungguhan, bukan karena aroma sihir yang sudah menumpuk di dalam tubuhnya.
"Aku baik-baik saja, terima kasih Luo Qing. Tapi aku merasa lebih ringan seolah terlahir kembali." balas Lyra, "apa yang terjadi setelah aku pingsan?" tanyanya.
"Um.. itu.." Luo Qing memejamkan matanya beberapa detik, kemudian melihat ke arah Sean yang terbaring. "Temanmu, temanmu itu datang ke lapangan dengan wujud serigalanya. Aku tidak habis pikir kalau dia berhasil membuka ikatannya padahal itu sangat kuat. Dan, Lyra.. eh.."
Lyra menatap Luo Qing dengan tatapan menyelidik, alisnya bertaut.
"Aku, aku minta maaf, karena aku tidak mengatakannya sejak awal kalau Carlos memintaku untuk melumpuhkan ingatanmu tentang temanmu itu." Luo Qing memasang wajah bersalah, seperti hewan peliharaan yang sedang dimarahi.
"Kalau kau melakukannya dengan sengaja, kau mungkin tidak akan pernah menjadi penyihir seperti beberapa waktu lalu. Namun, karena kau sedang dalam kendali Carlos, semuanya termaafkan." kemudian Lyra tersenyum lebar untuk memastikan kalau hal itu tidak lagi membuatnya marah, "tapi, omong-omong, kau bisa mengembalikannya, kan?"
Luo Qing tersenyum sangat lebar, menampakkan giginya yang putih. Matanya yang menyipit membuat Lyra tidak tahan untuk tidak tertawa. "Beruntungnya, sihir itu akan hancur jika kalian saling dipertemukan. Aku tidak membuat sihir yang memberatkan siapapun, kok. Lagi pula, sihir itu hanya salah satu uji cobaku yang berhasil." jelasnya, "dan saat temanmu itu sudah bangun, memori tentang dirinya akan muncul dalam kepalamu."
Lyra tersenyum, "terima kasih, Luo Qing."
Akhirnya, ketika Lyra bercerita tentang penglihatannya akibat dari terlalu banyak menyerap aroma sihir yang dikeluarkan Luo Qing waktu itu, dua teman mereka yang lainnya terbangun karena Lyra terlalu berisik. Rick yang memang tidak tidur, sudah sejak awal menyadari kalau Lyra sudah siuman, dia sejak awal hanya mencoba untuk tidur tapi tidak berhasil.
Tobias dan Sean saling bertatapan satu sama lain karena menyadari kalau Lyra begitu asik bercerita dengan Luo Qing hingga tidak tahu kalau temannya sudah terbangun karenanya.
Mereka mencoba untuk mendengarkan kisah itu juga sampai pada akhirnya Luo Qing melihat ada pergerakan disudut matanya lalu menoleh ke arah Tobias dan Sean berada, itu membuat Lyra berhenti bicara dan ikut melihat ke arah yang sama. Mata Sean dan Lyra tidak sengaja bertemu dan Lyra tiba-tiba mendapatkan serangan aneh seperti asap abu-abu yang menembus matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Feather
FantasyBuku 1 [TAMAT] Tetua, akan selalu ada sebagai penengah untuk semuanya dan mereka dibagi menjadi beberapa golongan yaitu Ducis, Feroces, Civitas. Sampai suatu waktu, warna bulu menjadi masalah besar bagi Tetua G, mereka mencari sosok pembangkang yang...