Bagian 16 : Hari Terakhir dan Pertama

24 3 0
                                    

Jalanan agak lenggang karena beberapa penduduk yang termasuk serigala di rumahkan. Jadi jalanan hanya dipenuhi manusia normal yang beberapa dari mereka menatap nanar ke arah jalanan yang tidak biasanya sepi begitu.

Para pekerja Civitas bahkan meliburkan diri dari pekerjaan mereka yang membantu para manusia normal dan beberapa Ducis yang bisa masuk dengan mudahnya ke wilayah pemerintahan manusia normal. Semua dapat berubah hanya dalam kurang dari satu hari saja, semua begitu menuruti perintah dan aturan Tetua G, tetapi bukan berarti Lyra dan Sean membangkang.

"Kuharap Dorian dan teman-temannya sudah siap akan hal ini, aku sempat bertemu mereka semalam sebelum benar-benar kembali ke rumah." ujar Sean

"Apa kau bilang waktunya?" tanya Lyra melihat awas.

Sean mengangguk cepat, "tapi kita terlambat beberapa menit." akunya pada akhirnya.

Mata Lyra langsung melirik ke bawah sekilas, menyadari sesuatu telah melingkar di lehernya. Entah untuk selamanya menghiasi lehernya atau tidak, dia tidak tahu. Orance hanya bilang bahwa kalung itu akan sangat dia butuhkan ketika waktunya tiba. Lalu Lyra meraih mata kalungnya dengan tangan yang lain sebab dia masih mengemudi, dia merasakan dinginnya benda itu ketika menyentuh kulit tangannya.

Lindungi aku, Orance. Lyra membatin.

Dia tidak menyalahkan benda itu ataupun Orance karena membuat mereka sampai terlambat. Jika saja dia tidak membuang-buang waktu untuk pergi ke kamarnya dan mendapati penglihatan aneh itu, dia dan Sean mungkin sudah berjalan dengan aman saat ini. Tanpa merasa takut dicurigai banyak orang, juga terbebas dari penjagaan ketat para Feroces.

Sekitar sepuluh meter lagi, mereka akan melewati gerbang tersebut. Lyra bisa merasakan kehadiran banyak serigala di sana, mereka mengenakan pakaian lengkap layaknya polisi normal dan matanya mendapati Martin sedang mengobrol dengan salah satu penjaganya. Tiba-tiba dari arah kiri, Lyra bisa melihat hal itu dengan jelas, Dorian dan Ed sedang saling tarik-menarik kerah baju mereka satu sama lain seakan mereka berdua akan bertarung dengan serius.

Sean tertawa, "aku bersumpah, aku akan memberikan rating terendah jika itu film sungguhan."

Apakah harus sebodoh itu rencana mereka? Lyra menghela napas panjang.

Dia bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka berdua katakan, karena dia memelankan sedikit laju mobilnya. Mereka mencaci-maki satu sama lain hanya karena seorang perempuan dan masalah perselingkuhan yang membuat Lyra benar-benar tidak percaya bahwa mereka memang melakukannya.

"Luar biasa sekali." katanya.

Sean masih tertawa di samping Lyra, "tunggu klimaksnya."

Ketika mereka akan sampai di depan gerbangnya, Dorian dan Ed mengubah diri mereka menjadi serigala dengan bulu putih yang terang akibat terpaan cahaya Matahari pagi itu yang seolah membuat mereka berdua bersinar. Lyra langsung menatap Sean dengan tatapan mematikan yang membuat Sean seketika mengangkat kedua tangannya di udara.

"Itu rencana mereka." ujarnya pelan alih-alih tak ingin amarah Lyra meledak saat itu juga.

"Kau berhutang penjelasan padaku!" sahut Lyra agak kesal padanya. "Ingat itu!"

Sean mengangguk cepat kemudian meminta Lyra untuk menekan klaksonnya sebagai kode kepada mereka agar mereka berlari ke arah gerbang dan menyerang penjaga di sana. Tidak, mereka tidak akan melukai penjaganya. Hal itu mereka lakukan untuk mengalihkan para penjaga, yang mana mereka akan memarahi Dorian beserta Ed karena dengan seenaknya mengubah diri mereka di tempat terbuka seperti itu. Namun, itu adalah bagian dari rencana yang sudah mereka rencanakan matang-matang. Tak ada siapapun di sana untuk melihat mereka kecuali para penjaga itu sendiri dan Lyra serta Sean.

Silver FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang