Bagian 7 : Dua Belas Kasus di Polandia

40 6 0
                                    

Tepat pada pukul sembilan malam, Lyra dan Sean bertemu dengan Kawanan Epile. Mereka muncul dengan wujud serigala yang memang pantas diapresiasi, dari tubuh yang gagah sampai wajah mereka yang dibuat menyeramkan. Mereka bahkan terlihat sama dengan warna bulu putih yang bercampur sedikit warna hitam dan coklat di ujung bulunya. Entah sejak kapan jantung Lyra menjalani terapi yang semacam ini ketika melihat sesuatu dan yang pasti itu bukan perasaan yang tidak wajar.

Seketika mereka berubah menjadi manusia lagi dengan dada terbuka yang mengkilap penuh peluh. Ternyata mereka memang tidak main-main soal omongannya, tetapi yang membuat Lyra berpikir keras adalah bagaimana mereka bisa ke sana tanpa sepengetahuan Pimpinan Ducis.

"Jadi, kapan bisa dimulai?" Lyra ingat itu adalah Dorian.

Sean mengajak mereka ke tempat yang rasanya lebih aman, jauh dari kawasan Feroces biasa berkemah dan juga berburu. Tempat itu tidak asing bagi Lyra tetapi sepertinya dia pernah kemari atau hanya lewat saja. Lyra seolah deja vu.

"Kalau boleh ku tahu, siapa nama kalian?" tanya Dorian akhirnya membuka percakapan.

"Aku Sean dan ini Lyra." jawab Sean singkat.

Mereka kemudian memperkenalkan diri mereka masing-masing. Laki-laki pertama bicara, yang memiliki alis tebal dan rambut hitam mengkilap panjang hampir sebahu itu namanya Ed, lalu laki-laki kedua dengan tubuh yang paling kecil dan kurus dari yang lainnya itu namanya Max dan yang terakhir si pendiam tidak banyak bicara tetapi terlihat begitu tegas namanya Martin.

Awalnya Lyra mengira nama mereka akan susah untuk diingat tapi ternyata tidak. Namun, diam-diam Lyra bersyukur Kawanan Epile sudah mau menemui mereka berdua di sana dengan cara yang mungkin diam-diam juga.

"Apakah kalian tidak keberatan datang kemari? Atau kalian memang sedang bertugas?"

Dorian menggeleng, sepertinya dia adalah Alpha dari Kawanan Epile tersebut. "Tidak, bukan, tugas kami hanya dari pagi sampai petang dan kemudian akan membuat laporan mengenai sesuatu yang seharusnya, lalu dari petang sampai waktu menjelang pagi kami bebas pergi kemana saja." jelasnya, Lyra menyukai cara laki-laki ini menjelaskan sesuatu. Seperti punya ketertarikan tersendiri.

Sean mengangguk mengerti dan bertanya tentang banyak hal lebih dulu kepada mereka. Lyra dan Sean sebelumnya sudah sepakat untuk tidak langsung mengatakan tujuan mereka memanggil Kawanan Epile itu kemari karena hal apa, sebab akan tampak terlalu buru-buru meskipun sebenarnya mereka berdua agak geli dengan 'berbasa-basi'.

Kemudian mereka berbincang banyak dengan Sean perihal penampungan dan kebijakan yang ada di sana. Sementara Lyra berjalan agak menjauh dari mereka hanya untuk melihat rembulan yang tengah mengalami fase kuartal ketiga, sekaligus menghirup udara dingin malam di sekitar.

Sekolah sudah libur dan Lyra hanya belum mendapatkan sesuatu untuk dia habiskan di masa liburannya itu. Akan sangat disayangkan bila dia hanya keluar rumah sebentar dan membantu ibunya di dapur. Berbincang dengan mereka perihal ekonomi dan lain semacamnya tanpa menyinggung kan sesuatu yang akan memicu pikirkan negatif muncul di antara mereka sekeluarga. Mereka bilang padanya bahwa Qwentin akan sering mampir untuk sekedar berkunjung dan melihat kabarnya. Lyra benar-benar merasa beruntung sekali waktu itu karena Qwentin tidak melihat penampakan Rick yang gila itu, bila Qwentin melihatnya dan menemukannya yang pastinya sedang bersama laki-laki itu, dia akan menginterogasi Lyra habis-habisan sampai Lyra kehilangan topik untuk mengalihkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dia temukan jawabannya, maksudnya belum.

Lyra mendengar sesuatu mendekat ke arahnya dan saat dia lihat ke belakang, yang dia temukan adalah penampakan Martin. Laki-laki itu tidak ikut bergabung bersama Sean dan yang lainnya, dia malah menghampiri Lyra yang sedang ingin sendirian sebenarnya.

Silver FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang