Bagian 38 : Citra yang Sempat Hadir

6 4 0
                                    

Mobil mendarat dengan kuat dan membuat tiga kepala orang yang berada di dalamnya membentur bagian langit-langit mobil tersebut. Kendaraan itu seolah muncul dari reruntuhan bebatuan yang ada di dalam goa menggunakan teleportasi yang sangat canggih.

Lyra tidak tahu persis di mana keberadaan mereka saat itu, tetapi yang pasti aroma lembab yang menyengat di hidung mendorongnya untuk cepat-cepat keluar dari tempat itu. Dia berasumsi bahwa tempat itu memiliki sejarah yang mungkin bisa dibilang buruk sebab atmosfer di sekitarnya seolah mengeluarkan aura-aura kengerian yang muncul dari bekas-bekas tumpukan bebatuan yang sudah hancur.

"Mengapa Irish mendaratkan kita di sini?" Gerutu Sean dengan sedikit berteriak.

Apakah dia memikirkan tempat semacam ini dengan sengaja? Lyra urun membatin dalam hati.

Lalu tanpa sadar mereka bertemu dengan jalanan beraspal hitam dengan kondisi yang kering, tetapi udaranya terasa dingin dan menusuk. Meski mereka semua menutup kaca jendela mobil, udara itu tetap dapat masuk dari celah-celah yang terbuka. Dengan ketidaksengajaan, ketiganya menghirup udara itu begitu dalam seraya memejamkan mata. Hidung Lyra mendeteksi bekas keberadaan makhluk yang sama persis dengannya, yaitu segerombolan serigala.

"Aku yakin kalian juga menyadarinya." tukas Lyra, dia melihat ke kanan dan ke kiri, menimbang-nimbang akan masuk atau tidak ke jalan itu.

"Bau ini tidak asing rasanya." kata Rick, "tapi aku masih ragu kalau ini para Exchanges." Lanjutnya menyelesaikan.

"Baunya bercampur." akui Lyra setelah dia mencoba menghirup aromanya lagi. "Oh! Astaga! Kepalaku!" kedua tangan Lyra menjambak rambutnya sendiri seraya memukul-mukulnya cukup kuat.

Rick yang tidak bicara sepatah katapun langsung membuka pintu mobil untuk keluar dan menarik Lyra keluar dari mobil, dia merangkul Lyra agar perempuan itu tidak tumbang begitu saja sementara Sean mencari aroma terapi pemberian Onyx yang dia simpan di saku jaket kulitnya. Sean seakan gelagapan seperti ikan kehabisan air saatqq mencari-cari benda itu, wajahnya benar-benar panik setengah mati. Selang beberapa waktu, Sean menyusul dua orang itu dan meneteskan beberapa minyak tersebut ke telapak tangannya kemudian menggosok-gosokkan tangannya dan menyodorkannya ke hidung Lyra. Perempuan itu sudah pingsan dengan napas yang tidak teratur, bola matanya yang ada di balik kelopak mata tersebut bergerak tak karuan ke sana kemari seakan Lyra melihat sesuatu yang buruk dalam pikirannya.

Sean mengguncang tubuh Lyra pelan seraya memanggil namanya, tetapi tidak ada jawaban. Bahkan suara mesin mobil yang masih menderu tidak mengusik kecemasan yang terpampang nyata pada raut masing-masing lelaki itu.

"Kau tidak mendengarku? Lyra! Kembali!" tukas Sean masih bersikeras agar Lyra membuka matanya.

Rick yang menggenggam tangan Lyra kala itu, merasa kulit Lyra semakin dingin. Rick seolah bisa merasakan sesuatu yang aneh sedang terjadi dengan kondisi Lyra. Tiba-tiba tubuhnya terguncang hebat yang membuat Sean dan Rick terkejut, mereka tidak tahu harus melakukan apa lagi selain memanggil Lyra agar dirinya kembali kepada mereka dan sadar.

Di dimensi lain-di alam bawah sadar Lyra, dia bertemu dengan Cravene palsu, bersama pasukan Exchanges-nya. Citra yang pernah muncul dalam mimpinya, seekor serigala berbulu perak persis dengan miliknya, kini tergantung terbalik, kedua kaki belakangnya diikat dengan tali yang disambungkan dari pohon ke pohon. Di bawahnya terdapat beberapa patahan kayu yang siap untuk dibakar sekaligus membakar seekor serigala yang ada di atasnya. Helai bulu-bulunya yang panjang satu per satu terlalap api, sementara Lyra dibiarkan untuk menyaksikan ritual penyiksaan itu.

Lyra tidak bisa bergerak atau bahkan sekedar untuk bergeser, tubuhnya benar-benar diam terpaku dan akal sehatnya masih sadar sehingga dia tahu kalau rupanya dia sedang dalam hipnotis Cravene palsu. Sosok itu kemudian beresonansi, dia berubah menjadi seseorang dengan tubuh tegap yang cukup besar, rambutnya lebat dengan warna hitam panjang sepunggung. Laki-laki itu tersenyum sinis yang mana membuat gigi taringnya yang begitu panjang terlihat jelas dan kilatan di matanya benar-benar mirip api yang sedang menggerogoti tubuh seekor serigala itu.

Silver FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang