Bagian 15 : Menghindari Hari Pemisahan

31 4 0
                                    

Matahari semakin menghilang di ufuk Barat, tetapi cahaya jingga yang diciptakannya membuat Lyra merasa begitu baik dari sebelumnya.

Lyra dan yang lainnya masih berlari dalam rupa serigala mereka masing-masing menuju tebing Foreland, dekat dengan pantai Selatan. Sepertinya dia baru mendengar nama pantai tersebut yang mana lokasinya sangat jauh dari rumah tapi mereka bisa dengan sangat cepat sampai di sana.

Sean berdiri diujung tebing dengan melihat ke depan, meratapi bahwa betapa luasnya lautan yang ada di hadapannya dan Lyra mengikuti Sean, berdiri sampingnya. Memang, yang dia lihat kini adalah waktu memulainya kegelapan tanpa cahaya yang muncul, tetapi beberapa kapal yang akan sandar di Portsmouth dekat tempat mereka tinggal sudah menyalakan lampu kapalnya.

Lyra sadar bahwa penampakan itu tidak akan berhasil membuatnya tenang pada awalnya karena dia hanya terbiasa mendengar deburan ombak yang memecah tebing-tebing serta suara angin yang menciptakan nada di antara hutan di dekat rumah. Namun, sepertinya dia akan lebih sering kemari—sebelum keadaannya benar-benar akan gelap dan menikmatinya lebih lama dalam rupa apa saja—jika dia punya kesempatan. Lyra terlanjur senang melihat gelombang kecil yang menari dibawah sana, yang diciptakan angin, sampai dia lupa kalau dia sedang bersama teman-temannya.

Lyra merasa bahagia, kalian bisa merasakannya kan? Goda Dorian.

Aku tidak pernah melihat yang lebih besar seperti ini sebelumnya, dan mungkin tempat ini akan ku kunjungi lebih sering jika aku punya kesempatan. Tidak lagi berdekatan dengan para Feroces, terutama Bukit Perkemahan. Lyra tidak tahu mengapa dia sangat jujur dengan perkataan itu.

Semua ikut tertawa dan ikut duduk di samping Lyra dan Sean, mereka melihat ke arah yang sama, seolah mengatakan 'selamat datang' kepada sang malam yang akan tiba di Kota mereka.

Seandainya, kedamaian ini berlangsung lama dan tidak terbatas, Lyra mungkin sudah sejak dulu berkeliling bersama mereka tanpa rasa takut dan khawatir lainnya yang menganggu. Dia merasa aman, dan terjaga, dia merasa terlindungi sebab adanya keberadaan pemandangan itu. Namun, sayang sekali, perasaan itu akan hilang dalam hitungan detik saja.

Beberapa waktu setelahnya, Dorian, sang Alpha memutuskan untuk kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing dan mengingat Orance mengirimi pesan itu, Sean meminta mereka untuk mengiringi kepulangan dirinya dan Lyra sampai di perbatasan Bukit Perkemahan dan Martin dengan cepat mengiyakan. Lyra bingung, dia orang yang responsif terhadap apapun yang menyangkut tentang dirinya.

Kenapa lelaki itu harus begitu? Kini dia sudah menaruh curiga pada Martin.

Di perjalanan pulang, tepat di tempat klub golf gedung Cams, suasananya agak sedikit menyeramkan tapi dia pikir siapa yang lebih takut ketimbang melihat lima serigala dengan warna bulu berbeda beserta Kawanan Epile yang paling mencolok berlarian di pinggir hutan, yang sebenarnya malah menghindari tatapan manusia yang cukup mematikan. Namun, Lyra bukan memikirkan tentang manusianya, melainkan suatu yang lain. Dia bisa merasakan seperti ada sesuatu yang sedang mengawasi mereka, bahkan mungkin mengikuti mereka pergi sejak awal. Dia merasa cemas yang membuat teman-temannya menyadari pergantian mood-nya itu dalam beberapa waktu setelahnya.

Ada apa? Suara Sean muncul di kepalanya diikuti dengan yang lainnya.

Bukan apa-apa. Sahut Lyra pada mereka.

Dan setelah itu, Lyra mendapati sorot mata hewan liar tajam ke arah mereka. Dia bertemu mata dengan sosok itu dan persis seolah bisa mendengar sosok itu berkata bersenang-senanglah! Kemudian dengan cepat sosok itu menghilang di kegelapan hutan malam.

Lyra tidak tahu apakah dia bisa merasakan merinding dalam rupa serigalanya sementara kalau bulu di seluruh tubuh serigala sudah berdiri, itu artinya situasi sudah sangat membahayakan. Namun, dia hanya merasakan ketakutan yang muncul tanpa alasan sama sekali lalu dia terkekeh sendirian.

Silver FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang