Perjalanan yang kiranya beberapa jam lamanya terasa begitu cepat sekali, lalu Irish menepikan mobilnya dan langsung turun dari mobil.
Tanpa berkata-kata lagi, Peony pun ikut turun seraya mengenakan topinya. Lyra baru menyadari kalau topi tersebut berbentuk kerucut, di mana topi itu selalu dikenakan penyihir mana pun. Diam-diam dia begitu penasaran dengan wajah orang tua mereka, karena mereka lebih terlihat seperti kembar tiga saudara, bukan hanya bersaudara.
Dari balik kaca mobil yang agak buram, matanya memperhatikan Irish dan Peony bergantian. Mereka berjalan menuju pepohonan lebat, kaki mereka yang mengenakan boots melewati semak-semak dedaunan kering yang benar-benar sudah berwarna coklat. Irish berhenti di salah satu pohon besar di sebelah kanan dengan kulit pohon yang nampak tebal dengan dahan yang rendah sehingga beberapa helai dedaunan menutup citra Irish di sana. Sedangkan Peony berdiri menghadap ke pohon lainnya yang sama besar di sebelah kiri, walaupun pohon itu sudah mengering dan mati, tapi tidak ada siapapun yang mau menebangnya. Pohon itu masih berdiri kokoh di sana seakan masih hidup.
Mereka saling melihat satu sama lain dan tak lama mengangguk bersamaan, mereka menggerakkan kedua tangan mereka dan bibir keduanya bergerak seolah merapalkan sesuatu. Atau mereka memang sedang membaca mantra, tapi kenapa di tempat yang seperti ini? Itu kan hanya hutan..
Mata Lyra terbelalak melihat apa yang baru saja terjadi, dia merasa seakan hidup dalam cerita dongeng. Pohon-pohon yang lain bergeser ke kanan dan ke kiri, mereka seperti membuat jalan yang tadinya tidak pernah ada di sana sebelumnya. Bahkan semak belukar dan dedaunan yang tadi ikut menghilang bersamaan dengan pepohonan yang bergeser. Seberkas cahaya muncul dalam kegelapan, bergerak ke sana kemari dan berkelap-kelip bak bintang di angkasa. Lyra masih menonton acara sihir itu karena dia memang terkejut dengan apa yang ada di hadapannya saat itu.
Menakjubkan! Mereka para penyihir memang menakjubkan! Lyra merasa senang sampai ingin sekali berteriak kencang.
Dia disadarkan oleh suara ketukan kaca yang berasal dari bak mobil, itu Chrysler, dia menggerakkan kedua tangannya seolah sedang menyetir lalu menunjuk setir mobil saat Lyra mengikut jari telunjuknya menuju setir, lalu kemudian menunjuk ke arah Irish dan Peony, di mana hal menakjubkan itu sedang terjadi.
Lyra mengangguk, pesan Chrysler yang tanpa suara itu dengan cepat dia cerna. Lalu dia berangsur ke bangku pengemudi dan menyalakan mobil untuk masuk ke jalan kegelapan yang dibuat dua saudara itu. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah jalan itu tidak berbahaya? Atau malah jalan itu menuju ke suatu tempat atau ke dimensi lain?
Segera setelah Lyra sudah masuk perlahan-lahan ke jalan itu, Irish dan Peony masuk ke dalam mobil juga. Mereka menaruh topi mereka lagi dan kemudian mengucapkan sesuatu—seperti Lumos—secara serentak. Sedetik kemudian sesuatu muncul lagi dari dalam tanah dan pohon, benda itu berwarna oranye dan mengeluarkan cahaya berwarna kuning keemasan seperti lampu jalanan yang remang. Cahayanya terus-terusan muncul sepanjang jalan yang mereka lalui dan beberapa cahaya kecil yang berkelap-kelip yang pertama kali Lyra lihat sesekali muncul.
"Itu jamur omphalotus olearius, atau orang asli Eropa menyebutnya jamur Jack O'Lantern karena dia memiliki cahaya seperti labu saat Halloween, cahaya oranye." ucap Peony yang duduk di sebelahnya.
"Oh, pasti tumbuhan itu memang berasal dari Eropa. Tapi bagaimana bisa mereka bercahaya? Kau yang melakukannya?" tanya Lyra dengan nada menyelidik.
Peony tertawa kecil, "aku bahkan pertama kali melihatnya mengira kalau itu labu, dan setelah tahu kalau itu jamur, aku mengambilnya. Ku pikir awalnya itu bisa dimakan."
Irish tiba-tiba tertawa mendengar Peony mengatakan itu, "Chrysler diare, dia terus mengoceh karena memakan jamur itu." kemudian tertawa lagi.
Perempuan itu sepertinya suka sekali melihat saudaranya menderita. Pikir Lyra dalam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Feather
FantasyBuku 1 [TAMAT] Tetua, akan selalu ada sebagai penengah untuk semuanya dan mereka dibagi menjadi beberapa golongan yaitu Ducis, Feroces, Civitas. Sampai suatu waktu, warna bulu menjadi masalah besar bagi Tetua G, mereka mencari sosok pembangkang yang...