"Apa aku perlu memberikan ini juga padamu?" Onyx menunjukkan sebuah ampul yang berisikan cairan, itu mengeluarkan cahaya sesekali. "ini hasil uji cobaku yang sangat berharga, saat kau mengkonsumsinya, kau akan merasa seperti menjadi penyihir tetapi dalam kurun waktu yang tidak lama. Menarik sekali, kan? Kau tidak mungkin tidak tergoda." kata Onyx dengan berbisik diakhir katanya.
Lyra yang memperhatikan itu sejak awal hanya menggerutkan dahinya, merasa seperti menjadi penyihir? Pikirnya. Hal itu memang menarik, tetapi apakah itu tidak memiliki efek samping? Mengkonsumsi larutan itu terdengar seperti Lyra sedang melakukan eksperimen alih-alih menjadi superhero atau sebagai villain dalam skenario film.
"Kalau kau menggodanya, dia pasti akan mengambil benda itu. Tunggu saja sebentar lagi." sahut Sean yang sudah terbaring di sofa, dia menunggu rasa kantuk menjemputnya.
Mata Lyra melihat Sean dengan sinis, dia kemudian menyunggingkan senyum pada ujung bibirnya. "Kalau dipikir-pikir, menarik juga bisa menjadi penyihir meskipun tidak dengan waktu yang lama." tukas Lyra akhirnya, "tetapi, apa tidak ada efek sampingnya?"
Onyx tertawa kesenangan, "efek sampingnya, kau hanya akan pingsan selama dua hari."
Sean yang masih sadar tiba-tiba saja bangkit dari tidurnya, "leluconmu tidak lucu! Kau masih mau ku jahili seperti tadi?" Sean langsung melihat Lyra yang tidak merespon apapun. Walaupun Sean sangat sering membuat Lyra jengkel, tetapi dia tidak suka melihat orang lain membuat Lyra merasa jengkel kepada orang itu.
Lyra hanya bergerak untuk mengambil ampul tersebut dari tangan Onyx, benda yang berbahan dari gelas bening itu berkilau-kilau kembali. Lyra memperhatikan setiap detilnya, dia bisa saja langsung mematahkan ampul tersebut dan meminumnya saat itu juga, tetapi dia tidak tahu harus berbuat apa setelahnya. Hingga akhirnya dia terpikirkan oleh suatu hal, dia teringat ketika Orance memberikannya kalung dan kertas kusam itu. Ampul itu akan sangat berguna saat waktunya tiba.
"Baiklah, aku akan menyimpannya. Tapi omong-omong, apa aku harus membayar?"
Onyx yang duduk di sebelahnya mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi sambil bersuara seperti orang sedang mengantuk. "Kalau kau ingin membayar silahkan saja, padahal dari awal aku sudah bilang kalau aku memberikannya untukmu."
Lyra menutup sebagian wajahnya dengan satu tangan yang kosong, "aku lupa. Kalau begitu terima kasih Dokter Morb." dia menyengir diakhir katanya.
Mata biru laut milik Lyra yang menenangkan benar-benar membuat Onyx tidak habis pikir. Padahal dia cukup sempurna sebagai manusia, tetapi takdirnya tidak seindah paras yang dia miliki. Onyx hanya berharap kalau dia bisa menjaga Lyra dengan adanya ampul tersebut, karena dia sebelumnya sudah menaruh beberapa sihir terselubung di sana, bahkan di botol rosehip. Onyx hanya bisa membantu dengan cara itu. Walaupun di dalam hatinya dia ingin membantu lebih.
Sebelum Lyra dan Sean akan benar-benar meninggalkan rumah kaca Onyx, perempuan itu menarik tangan Sean dan berbisik sesuatu di telinganya sangat pelan. Lyra hanya melihat dengan heran kenapa bisa mereka berdua jadi tiba-tiba akrab begitu walaupun sebenarnya Lyra senang Sean dan Onyx tidak lagi berdebat tentang hal yang tidak jelas.
Di perjalanan, entah akan menuju kemana, Lyra hanya bergelut dengan pikirannya sementara Sean yang tidak tahan dengan keheningan di antara mereka langsung angkat bicara.
"Kau bermimpi lagi?" tanyanya, mencoba menyamai langkah mereka. "aku harap itu tidak mengubah pandanganmu akan banyak hal yang sudah kita lalui."
Lyra menghela napas seraya tersenyum miris, "kupikir, aku melihat ayahku, tapi aku tidak yakin kalau itu memang dia." Lyra langsung teringat kembali dengan mimpinya, dia hanya menduga kalau itu adalah ayahnya karena jika dilihat dari penampilannya-meskipun dilihat secara menyeluruh semua sama, Lyra seolah bisa melihat sisi lain dari serigala yang berbulu putih itu. "Aku seolah memiliki petunjuk tentang itu, bahkan keberadaan Cravene palsu sama sekali tidak membuatnya mundur walaupun Cravene palsu terus saja menyebutnya tidak tahu apa-apa tentang keluarga. Aku curiga dengan satu hal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Feather
FantasyBuku 1 [TAMAT] Tetua, akan selalu ada sebagai penengah untuk semuanya dan mereka dibagi menjadi beberapa golongan yaitu Ducis, Feroces, Civitas. Sampai suatu waktu, warna bulu menjadi masalah besar bagi Tetua G, mereka mencari sosok pembangkang yang...