Bagian 73 : Menjadi Hari Kematian (2)

11 3 0
                                    

Teriakan Sean membuat Lyra menoleh ke arahnya dengan cepat, ternyata dia sudah terpojok. Dalam situasi yang sudah pasti membuat Sean kehilangan nyawanya, Rick bergerak cepat menghampiri Sean kemudian menghajar serigala-serigala tersebut tanpa memikirkan rasa sakit yang ditimbulkannya. Robekan demi robekan yang diterima serigala tersebut membuat mereka meringis dan mundur hingga akhirnya melarikan diri dari sana.

Kau masih bisa bertahan? Kalau tidak, kita kabur saja dari sini, sebelum yang lainnya menyerang lebih parah lagi. Tanya Rick kepada Sean yang kewalahan.

Entahlah, aku tidak ingin mengeluh kesakitan tapi rasanya memang benar-benar sakit. Balas Sean.

Wujud serigalanya menampakkan wajah kelelahan yang tidak dibuat-buat, bahkan dia berdiri hanya dengan tiga kakinya sementara kaki satunya terluka parah. Tubuhnya gemetar sebab menerima serangan tanpa henti.

Mereka akhirnya melarikan diri dengan aba-aba Rick, dengan Sean yang memimpin jalan, dan Rick berada paling belakang untuk melindungi teman-temannya. Dia menjadi teringat dengan beberapa waktu lalu, saat dia meninggalkan Lyra sendirian di hutan kala itu. Keberadaan kawanannya diketahui oleh kawanan serigala yang menjaga di sana dan membuat Alice murka karena Rick sudah menyepelekan tugas yang diberikan Valdes kepada mereka. Entah kenapa, Rick hanya suka melakukannya, lagi pula dia tidak mau mengingkari janji apapun dengan orang lain yang sudah berharap padanya walaupun dia cukup banyak menipu Lyra demi melindungi dirinya sendiri dan menghindari kecurigaan Lyra waktu itu.

Namun, Rick pada akhirnya tetap pergi dari kawanannya, merasa sudah tidak bisa melanjutkan kegilaan Valdes yang tidak pernah menyadari semua konsekuensi dari perbuatannya. Dia terus menugaskan mereka untuk membunuh orang-orang tidak bersalah, Rick akhirnya sadar kalau mereka hanya diperalat dan cuma dia satu-satunya orang yang berhasil terbebas dari hipnotisnya kala itu.

Kita akan kemana? Sean sudah tidak bisa memilih jalan lagi.

Mereka sudah berlari cukup dalam kehutan dan jika mereka berhenti maka pasukan Exchanges akan menemui mereka lagi.

Yang pasti tidak membawa kita semakin jauh dari Wick. Sahut Lyra.

Mungkinkah kita akan terus berlari menghindari mereka dan memaksa pergi menuju Wick yang akan membuat Valdes malah menemukan keluargamu juga? Tanya Tobias, dia terengah-engah.

Tobias ada benarnya, tapi jika mereka semakin menjauh dari Wick juga tidak ada gunanya. Jika memang Valdes akhirnya bertemu dengan keluarganya, toh mereka mungkin bisa meminta bantuan.

Rick mendengus, tidak, Lyra benar. Meskipun Valdes akan tahu keberadaan keluarganya, kita bisa meminta bantuan mereka untuk mengalahkan pasukan Valdes dan aku sendiri yang akan menghabisi si tribrid sialan itu. Gerutunya, Rick sudah tidak bisa lagi menahan rasa kesalnya kepada laki-laki gila itu. Jadi, Sean, bawa kami menuju Wick, aku akan mengawasi.

Rasa letih mulai berdatangan dan energi pun rasanya terkuras cukup banyak. Namun, meskipun harus melewati bermil-mil jarak yang ditempuh, itu sama sekali tidak menggoyahkan keinginan mereka untuk segera sampai di Wick dan hanya menghabiskan setidaknya hampir dua jam perjalanan.

Apa mereka masih terus mengejar? Tanya Tobias yang ada di belakang Lyra.

Lyra memang tidak melihat Tobias berlari dengan kaki yang pincang, tetapi melihat Sean yang sama terlukanya, itu sudah cukup membuat kedua orang itu terus bertanya dan merasa waspada dengan sekitar mereka.

Kalau masih, aku bisa menghentikan mereka dulu dan menyusul. Balas Rick yang disangkal dengan cepat oleh Lyra.

Kau yang beberapa waktu lalu bilang kita tidak boleh berpisah dan kau sendiri yang ingin berpisah dari barisan! Nada bicara yang sudah diketahui semuanya, kalau Lyra marah dengan ucapan Rick yang seenaknya.

Silver FeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang